Tuhan Cinta Segala Bangsa
Kisah Para Rasul 10:24-43
Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
- Kisah Para Rasul 10:34
Politik Apartheid adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan pada tahun 1948. Politik ini memberlakukan pembagian ruang hidup sebanyak 87 persen untuk golongan kulit putih, sementara sisanya 13 persen untuk golongan kulit hitam. Tragis, mengingat orang kulit hitam adalah penduduk asli Afrika Selatan. Hal serupa terjadi di masa pandemi. Orang-orang yang dangkal pemikirannya merendahkan orang-orang Asia karena virus Corona pertama kali didapati di Tiongkok. Sungguh menyedihkan jika ada sekelompok orang merasa rasnya lebih superior dibandingkan ras yang lain.
Lebih menyedihkan lagi jika ada orang-orang percaya juga memandang lebih unggul ras sukunya daripada yang lain. Orang Yahudi pada masa itu juga melihat dirinya demikian. Mereka menganggap diri paling spesial karena dipilih sebagai umat Tuhan, sementara bangsa lain beda tingkatan. Namun, Tuhan menunjukkan sesuatu yang luar biasa melalui Rasul Petrus bahwa bangsa-bangsa lain pun dikasihi oleh-Nya dan berhak mendapatkan kabar Injil. Ketika Petrus melihat bagaimana pimpinan Tuhan mempertemukannya dengan Kornelius yang bukan seorang Yahudi, supaya ia dapat mendengar Injil maka Petrus berkata, “Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.” (ay. 34). Ini adalah perubahan paradigma yang besar bagi Petrus dan orang-orang Yahudi yang percaya Tuhan Yesus. Kita bisa melihat respons mereka, “Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga” (Kis. 10:45).
Kristus mati bukan hanya untuk suku tertentu. Semua manusia telah berdosa, tidak ada satu suku bangsa pun yang lebih layak untuk diselamatkan daripada yang lain. Kita diselamatkan hanya karena kasih karunia, bukan karena warna kulit, ras atau suku bangsa tertentu. Jangan merasa suku kita lebih unggul daripada yang lain dan memandang bangsa lain dengan sikap negatif. Apa pun warna kulit dan sukunya, setiap orang percaya adalah saudara seiman. Di sisi lain mengingatkan kita juga bahwa banyak suku bangsa yang memerlukan Injil. Jangan pilih-pilih kepada siapa Anda mau bersaksi. Beritakan Injil kepada setiap suku dan bangsa. Tuhan Yesus cinta semua bangsa.
Refleksi Diri:
- Apakah ada sikap Anda kepada saudara seiman yang masih membeda-bedakan suku dan bangsa?
- Siapa satu orang yang berbeda suku dengan Anda, yang ingin Anda kabarkan Injil? Berdoalah untuknya supaya menjadi percaya Yesus.