Tuhan Itu Kekuatanku
Habakuk 3
Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan,
- Habakuk 3:17a
Waktu kecil saya suka berimajinasi, wah, kalau aku punya kekuatan super pasti enak yah.. aku mau tahan peluru, bisa menghilang, mampu terbang! Itu memang khayalan anak kecil, tetapi kalau Anda ditanya pilih kuat atau lemah? Sebagian besar menjawab, “Yah, pengen kuat dong!” Nah, kekuatan apa atau siapa yang kita andalkan dalam hidup, akan berpengaruh saat berhadapan dengan masalah.
Nabi Habakuk sedang kebingungan dengan jalan Tuhan. Ia tidak pernah berpikir bahwa Tuhan memakai bangsa asing yang tidak kenal Tuhan untuk menghukum Israel. Memang ada tahap dimana Habakuk tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi sekalipun semuanya dalam keadaan buruk, ia bisa menghadapinya. Habakuk mengatakan kalaupun keadaan sangat buruk, semua tak bersisa, ia tetap akan bersorak-sorak di dalam Tuhan. Hah?! Apa Habakuk kehilangan pikiran jernih? Bagaimana mungkin di tengah situasi terburuk seseorang bisa bersorak dan memuji Tuhan?
Habakuk berkata, “ALLAH Tuhanku itu kekuatanku.” (ay. 19a). Di tengah kondisi yang buruk, kehadiran Tuhan menjadi kekuatannya. Seseorang seringkali baru menyadari bahwa Tuhanlah satu-satunya kekuatan terbesarnya ketika mengalami kehilangan terbesar. Sekalipun keadaan baik-baik, sebenarnya kita lemah. Kita tidak sekuat yang kita pikirkan, yang kuat hanyalah Tuhan. Mengandalkan kekuatan sendiri untuk bertahan menghadapi berbagai masalah, pasti ada batasnya. Pikiran, kekuatan terbatas. Harta, jabatan hanya sementara. Namun, Tuhan kita tidak pernah berkurang kekuatan-Nya. Dia tidak pernah lelah, bahkan Dialah yang memberi kekuatan kepada kita.
Habakuk juga mengatakan, “Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.” (ay. 19b) Kaki rusa yang kecil tampak mudah dipatahkan. Namun, kaki rusa dirancang Tuhan sedemikian rupa sehingga bisa menaiki bukit-bukit. Kekuatan kita memang tidak seberapa, tetapi rancangan Tuhan dalam hidup bukan untuk menghancurkan kita, Dia akan menguatkan dalam situasi yang terburuk sekalipun.
Kelemahan terbesar kita sesungguhnya adalah kita orang berdosa yang tidak mampu menyelamatkan diri, tetapi Tuhan Yesus maju menggantikan kita telah menanggungnya. Yesus-lah sesungguhnya kekuatan kita, tanpa Dia kita lemah. Tidak apa kita merasa lemah karena kekuatan kita ada pada Tuhan. Ingat kita memang lemah, tetapi Dia kuat.
Refleksi Diri:
- Mengapa dikatakan hanya Tuhan saja yang kuat?
- Apa kelemahan dalam diri Anda yang seringkali membuat takut?