Tuhan Yang Memanggil
Yehezkiel 2:1-7
Karena kita ini adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
- Efesus 2:10
Apa yang muncul dalam pikiran Anda ketika ada seseorang menggunakan iPad sebagai talenan? Atau smartphone sebagai penahan pintu? Mungkin Anda akan menggeleng-gelengkan kepala karena alat yang dapat membuat banyak hal untuk menunjang produktivitas manusia tidak digunakan secara maksimal. Para perancang teknologi tersebut pasti akan geram karena alat yang begitu mutakhir dipakai seperti layaknya pada zaman batu. Bagaimana dengan manusia? Apa yang ada dalam pikiran Tuhan ketika ciptaan yang serupa dengan gambar-Nya tidak berfungsi secara maksimal?
Tuhan memanggil setiap manusia berdasarkan panggilan yang sudah direncanakan-Nya sejak semula. Perikop bacaan hari ini merupakan panggilan Tuhan kepada Yehezkiel untuk menjadi nabi-Nya di masa pembuangan ke Babel. Yehezkiel sempat merasa terpuruk karena telah dibuang dari Yerusalem (ay. 1), tetapi Tuhan dengan segala kemuliaan-Nya menampakkan diri kepada Yehezkiel. Inilah karakter Tuhan yang membuat-Nya berbeda dengan allah-allah lain yang tidak hidup dan hanya diam untuk disembah oleh pengikutnya. Panggilan Tuhan membuat umat-Nya memiliki harapan dan makna kehidupan.
Panggilan Tuhan kepada Yehezkiel memang bukan sesuatu yang mudah, tetapi ada janji penyertaan Tuhan kepadanya (ay. 5-7). Panggilan Tuhan kepada Yehezkiel juga dapat ditemukan dalam hidup berbagai tokoh Perjanjian Lama seperti Abraham, Musa, dan Daud. Panggilan Tuhan nyata dalam hidup orang Kristen. Yesus menyelamatkan orang Kristen dari kehidupan penuh dosa untuk diciptakan kembali di dalam diri-Nya agar dimampukan mengenali panggilan Allah yang sudah disediakan baginya (Ef. 2:10).
Orang Kristen yang menemukan panggilan Tuhan akan mendapatkan makna dan kegairahan dalam menjalani hidup. Panggilan Tuhan tidak hanya berbicara tentang melayani Dia sepenuh waktu sebagai pendeta atau penginjil, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Martin Luther King Jr. mengatakan, “Setiap pekerjaan memiliki kehormatannya tersendiri di hadapan Tuhan. Pekerjaan biasa adalah panggilan ilahi. Dalam pekerjaan sehari-hari kita, tidak peduli seberapa penting atau biasa itu, kita melayani Tuhan dengan melayani orang di sekitar kita dan kita juga berpartisipasi dalam pemeliharaan Tuhan yang terus berlangsung
bagi umat manusia.” Keselamatan dalam Tuhan Yesus mengubah hidup yang tak bermakna dalam dosa menjadi bagian dalam pekerjaan Kerajaan Allah bagi dunia.
Refleksi Diri:
- Apakah Anda sekarang mengalami kehilangan makna dalam kehidupan? Apa gejala yang nampak dalam hidup Anda?
- Bagaimana pekerjaan sehari-hari Anda berkontribusi bagi pekerjaan Kerajaan Allah?