Tuhan Yang Mencomblangi
Kidung Agung 8:11-12
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
- Roma 8:28
Saat masih di seminari, seorang teman bertanya kepada dosen kami, “Jodoh itu dari Tuhan atau dari siapa, Bu?” Ibu dosen menjawab. “Ya dari Tuhan, lah! Masa dari satpam?” Kita sebaiknya tidak terjebak perdebatan teologis apakah jodoh sudah digariskan atau ditentukan berdasarkan kehendak bebas. Yang kita percayai adalah Tuhan turut campur dalam setiap aspek kehidupan kita, bahkan aspek-aspek terkecil sekalipun.
Ketika si istri mengatakan bahwa ia mendapatkan “kebahagiaan” (ay. 10), dalam artian mendapatkan Salomo, ia teringat akan pertemuan mereka. Kebun anggur Salomo di Baal-Hamon disewakan kepada para penjaga. Menurut beberapa penafsir, para penjaga tersebut adalah kakak-kakak si istri yang, mungkin karena malas, menyuruhnya menjaga kebun tersebut (Kid. 1:6)! Ketika gadis-gadis lain di zaman itu bisa mempercantik diri, lalu berkenalan dan menjalin relasi dengan pemuda seumuran mereka, si istri harus bekerja kasar di bawah matahari yang membakar kulitnya. Mungkin ia sempat menjerit, “Tuhan! Aku tidak akan pernah mendapat suami kalau begini terus!” Siapa sangka kebun itu ternyata milik Salomo. Ketika Salomo berkunjung ke kebunnya, mata mereka saling berpautan. Gadis Sulam menemukan Salomo, kedamaiannya.
Hal-hal buruk yang dilakukan kakak-kakaknya justru mengantarkannya ke istana raja paling bijaksana di Israel. Ini mirip dengan Yusuf. Perbuatan kakak- kakaknya justru menggenapi rencana Tuhan untuk mencukupi kebutuhan mereka. Gadis Sulam menjadi istri kesayangan Salomo. Yusuf menjadi mangkubumi di Mesir. Para kakak di dalam kedua kisah ini mereka-rekakan yang jahat untuk adiknya, tetapi Tuhan bekerja di dalamnya mendatangkan kebaikan.
Anda pasti sering mendengar Roma 8:28. Ayat ini mungkin tidak lagi memiliki arti mendalam. “Katanya Tuhan bekerja mendatangkan kebaikan. Mana buktinya?” Ini pertanyaan yang kita ajukan dan juga Gadis Sulam ajukan ketika menjaga kebun anggur. Namun, saya mengajak kita bertanya hal yang lain, “Katanya Tuhan bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Kenyataannya, aku seringkali gagal mengasihi Tuhan. Kenapa Tuhan masih mau bekerja mendatangkan kebaikan untukku?”
Dalam kesulitan seperti apa pun, nantikanlah Tuhan Yesus. Boleh saja menangis di hadapan-Nya. Namun, ingat: jika Anda sungguh mengasihi-Nya, nantikanlah tangan-Nya bekerja.
Refleksi Diri:
- Pernahkah Anda bersyukur kepada Tuhan atas setiap untaian peristiwa yang mempertemukan dan mempersatukan Anda dengan pasangan?
- Apakah ini menjadi kekuatan untuk menantikan-Nya dalam setiap permasalahan di depan?