Tujuh Dosa Maut: Ketamakan
1 Raja-raja 21:1-16
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu. Ulangan 20:17
Dalam mitologi Yunani, ada kisah tentang Raja Midas. Raja ini terkenal karena kemampuannya mengubah benda apa pun menjadi emas.
Caranya sederhana, cukup dengan menyentuhnya. Midas sangat senang dengan kemampuan ini karena berarti ia akan punya emas sebanyak yang dimauinya. Pohon, batu, kayu bisa diubahnya menjadi emas. Namun akibatnya, ketika ia lapar dan hendak makan sebuah apel, apel itu berubah menjadi emas yang keras. Terakhir, tanpa sengaja anak perempuannya pun menjadi emas. Inilah salah satu contoh tentang ketamakan.
Dalam 1 Raja-raja 21, diceritakan pula tentang Raja Ahab yang tamak padahal ia sudah kaya raya. Ia mengingini kebun anggur Nabot. Awalnya ia ingin membeli tetapi Nabot menolak. Bukan karena jual mahal Nabot menolak menjual tetapi dalam pemahaman bangsa Israel, tanah adalah warisan dari Tuhan yang harus dijaga generasi ke generasi. Dengan segala kelicikan, Ahab dibantu istrinya, Izebel, berhasil memfitnah Nabot. Akhir cerita, Nabot mati dan Ahab dapat menguasai tanah itu dengan mudah.
Orang tamak adalah orang yang terobsesi pada materi di dunia. Ia tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Ia tidak bisa mengucap syukur atas apa yang sudah dipunyainya. Baginya tujuan hidup adalah mengakumulasi harta. Semakin banyak semakin baik. Semakin menumpuk semakin membahagiakan. Padahal ia tidak bisa menghabiskan semua yang dimilikinya. Ia menganggap harta yang banyak memberinya rasa aman.
Orang tamak hidupnya jauh dari Tuhan karena tidak percaya Tuhan sanggup memelihara hidupnya, melainkan ia yakin bahwa harta yang bisa menjamin kesejahteraannya. Ia tidak bisa mengucap syukur kepada Tuhan. Kalau pun berdoa, ia hanya meminta lebih dan lebih lagi dari Tuhan. Meminta usahanya diberkati, hartanya aman, kesehatannya baik supaya bisa bekerja mengumpulkan lebih banyak lagi. Alhasil, ia mendapat kebahagiaan semu.
Ketika ada perubahan yang mengancam hartanya, ia takut dan cemas.
Waspadalah terhadap ketamakan hidup. Syukurilah semua berkat materi yang Tuhan Yesus telah limpahkan kepada Anda. Hiduplah sesederhana mungkin agar Anda tidak terpancing untuk memiliki lebih daripada yang dibutuhkan. Ingat masih banyak orang di luar sana yang berkekurangan.
KETAMAKAN MEMBUAT ORANG MENGANDALKAN HIDUPNYA PADA HARTA YANG DIMILIKINYA, BUKANNYA KEPADA TUHAN ALLAH.