Utang Injil
Roma 1:1-17
Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.
- Roma 1:14-15
Utang tidak selalu dalam wujud uang. Utang bisa dalam wujud non materi. Itulah utang Rasul Paulus. Sejak bertobat, ia terpanggil untuk memberitakan Injil. Panggilan itu bukan hanya kewajiban biasa, tetapi sebuah utang baginya. Utang adalah suatu kewajiban yang tidak bisa tidak, harus ditunaikan. Jika tidak dibayar, utang itu akan menjadi tanggung jawab seumur hidup. Jika tidak dilunasi, ia akan dianggap wanprestasi. Seperti itulah Paulus menganggap utang Injil.
Mengapa Paulus sampai pada anggapan seperti itu? Mengapa ia sangat terobsesi untuk memberitakan Injil sampai menganggapnya utang? Karena Paulus sudah mengalami betapa buruknya hidup di luar Injil. Sebelum bertemu Kristus, ia hidup dalam ambisi jahat, kebencian, kebengisan yang berlindung di balik fanatisme agama. Setelah berjumpa Kristus secara ajaib, ia mengalami kehidupan baru yang sama sekali berbeda. Ia merasa seperti orang yang diselamatkan dari lumpur hisap. Pengalaman penuh sukacita inilah yang mendorongnya membagikan Injil pada orang lain. Mungkin jika diminta menyampaikan pendapatnya mengenai utang Injil, Paulus akan berkata berdasar pengalaman kehidupan rohaninya demikian, “Karena aku sudah diselamatkan, maka aku ingin orang lain juga diselamatkan. Aku tidak ingin orang lain mengalami nasib yang sama seperti aku pernah alami: hidup sia-sia di luar Injil. Aku ingin mereka mengalami hidup yang berkelimpahan di dalam kasih karunia Allah.”
Jika Saudara merasa Injil itu berharga, jika Saudara merasa sangat bersukacita karena sudah mengalami keselamatan dalam Kristus Yesus, jika Saudara ingin orang lain mengalami hidup kepenuhan dalam Kristus, maka memberitakan Injil tidak hanya menjadi panggilan tetapi menjadi utang yang harus dilunasi. Sebuat amanat besar yang Kristus telah sampaikan dan tidak bisa dielakkan oleh setiap pengikut Tuhan. Sukacita yang berlimpah ruah hanya akan kita dapatkan dengan memberitakan Injil dan melihat orang-orang percaya Tuhan Yesus. Mari, selagi masih ada kesempatan, beritakanlah Injil!
Refleksi Diri:
- Bagaimana pandangan Anda selama ini tentang pemberitaan Injil?
- Bagaimana respons Anda mengetahui bahwa pemberitaan Injil adalah utang?