Yang Paling Berharga
Kejadian 22:1-19
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.
- Filipi 3:10
Apa yang membuat hidup Anda paling berharga? Jawabannya pasti beragam. Sebagian orang akan menjawab merasa berharga kalau memiliki jabatan tinggi dalam karier atau berhasil dalam menjalankan usaha. Yang lain mungkin memiliki mobil mewah baru atau ketika melihat anak-anaknya sukses, dan lain sebagainya.
Abraham telah berjalan bersama Tuhan dalam jangka waktu yang panjang. Banyak pengalaman dilewatinya bersama Tuhan. Entah berapa kali Abraham taat terhadap permintaan Allah. Namun kali ini, permintaan-Nya tidak biasa, hal yang belum pernah didengar Abraham sebelumnya. Setelah penantian panjang untuk memiliki anak, sekarang Tuhan malah meminta anak perjanjian tersebut dipersembahkan. Tuhan meminta apa yang paling diinginkan Abraham.
Perintah ini mengagetkan sekaligus menakutkan. Ishak bukan diminta untuk dibunuh, tetapi dipersembahkan kepada Tuhan, artinya Ishak harus diberikan kepada Tuhan. Tuhan lebih berharga dari Ishak. Melalui perintah ini, Allah menegaskan kembali siapa pemilik Ishak sesungguhnya.
Abraham akan kehilangan banyak hal jika menunaikan permintaan ini. Ia akan kehilangan buah hatinya, ahli warisnya, bahkan mungkin kehormatannya di tengah masyarakat. Sebuah ujian iman terbesar yang menentukan apa yang paling berharga dalam hidup Abraham. Apakah darah dagingnya atau Allahnya? Di tingkat tertinggi ujian imannya ini, Abraham tidak mencoba untuk berbohong atau mencari jalannya sendiri.
Kadang kala Allah bisa meminta yang paling berharga dalam hidup, supaya kita tahu bahwa Tuhanlah satu-satunya yang paling berharga. Abraham melakukan apa yang Tuhan minta, sampai akhirnya Dia menghentikan di detik-detik terakhir pengorbanan Ishak dan menggantikannya dengan seekor domba. Abraham akhirnya tahu hidupnya berharga atau tidak, bukan karena Ishak, tetapi karena Tuhan. Kalau Abraham tidak pernah diuji oleh Tuhan, pasti ada kemungkinan ia menjadikan anaknya lebih berharga. Dari ujian iman ini Abraham tahu, hidupnya hanyalah untuk Tuhan.
Hidup kita berharga ketika Tuhan memurnikan, membentuk, dan tidak mengacuhkan kita, meskipun untuk memahaminya kita harus menempuh jalan yang berbeda dengan jalan dunia. Jalan yang terkadang menyakitkan, kehilangan, dan penuh penderitaan. Yakinilah bahwa hal yang paling berharga di dalam hidup adalah karena Allah memperhatikan dan mengasihi kita.
Refleksi Diri:
- Secara jujur, apa yang Anda paling anggap berharga selama ini?
- Mengapa Tuhan adalah hal paling berharga yang Anda terima di dalam hidup?