Yared – Henokh – Metusalah
Kejadian 5:19-27
Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.
- Kejadian 5:24
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah ini menegaskan bahwa sifat seorang anak tidaklah jauh berbeda dari orangtuanya. Sebuah peribahasa yang ada benarnya dalam hal-hal tertentu, tetapi tidak demikian dalam hal iman.
Melihat ayat yang kita baca hari ini, menarik diperhatikan ada tiga nama dicantumkan di sana, yaitu Yared, Henokh, dan Metusalah. Ketiga nama ini satu garis keturunan tapi hanya satu nama yang disebutkan “hidup bergaul dengan Allah”, yaitu Henokh. Kalimat “hidup bergaul dengan Allah” dituliskan sampai dua kali. Henokh seorang yang setia kepada Tuhan. Sepanjang hidupnya punya relasi yang dekat sekali dengan Allah. Uniknya, kalau melihat ayah Henokh, yaitu Yared, ayahnya ini tidak dituliskan “hidup bergaul dengan Allah”. Yared tidak bergaul karib dengan Allah. Keunikan yang lain, nama di bawah Henokh, yaitu Metusalah, anaknya, juga tidak hidup bergaul dengan Allah. Kesimpulannya, relasi dengan Tuhan bukan sesuatu yang otomatis diturunkan di dalam hubungan keluarga.
Dari Yared – Henokh – Metusalah, kita bisa belajar dua hal. Pertama, anugerah Tuhan melampaui situasi hidup kita. Kadangkala ada anak yang tidak terima dilahirkan di dalam keluarga yang sama sekali tidak mengenal Tuhan. Ia merasa tidak ada kasih. Namun, sadarilah bahwa di tengah situasi sulit sekalipun tidak menghalangi anugerah Tuhan menjangkau seseorang. Bersyukurlah, sekalipun mungkin kita tidak lahir di tengah keluarga yang takut Tuhan, tetapi bisa mengenal Tuhan.
Kedua, jangan sia-siakan hal terbaik dalam hidup. Kalau Anda sebagai anak mempunyai orangtua yang saleh di hadapan Tuhan, jangan menganggap remeh ajaran mereka. Manusia tidaklah sempurna, punya orangtua yang takut akan Tuhan adalah sesuatu yang begitu indah. Dan jika Anda adalah orangtua yang sudah mengenal Tuhan Yesus, investasikan waktu Anda untuk mengajarkan kepada anak-anak tentang siapa Yesus yang Anda percayai.
Iman dan relasi dengan Tuhan bukan sesuatu yang otomatis diturunkan, tetapi harus diajarkan. Tuhan tidak pernah salah menempatkan kita dalam sebuah keluarga, maka jangan keluhkan keadaan keluarga Anda. Jalanilah sisa hidup Anda dengan sungguh-sungguh bersama dengan Tuhan.
Refleksi Diri:
- Kekecewaan atau ketidaksempurnaan apa yang Anda alami di dalam keluarga?
- Bagaimana Anda merubah sudut pandang dalam melihat keberadaan Anda di keluarga sebagai sebuah anugerah?