Yesus, Gembala yang baik
Yohanes 10:1-16
Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.
- Yohanes 10:11
Pada perikop hari ini, lebih dari satu kali dituliskan kalimat berikut: “Aku adalah gembala yang baik.” Kata “baik” pada kalimat ini bukan sekadar penampilan luar belaka. Kata “baik” menggambarkan karakter agung dan mulia. Karakter kebaikan, kasih, kemurahan yang ada di dalam diri Sang Gembala. Karakter-karakter ini terpancar keluar menerangi domba-domba-Nya. Sang Gembala baik ini tak lain adalah Tuhan Yesus Kristus.
Yesus lalu mengontraskan diri-Nya dengan pencuri dan perampok. Pencuri dan perampok di sini mengacu kepada orang-orang Farisi yang seharusnya menjadi pemimpin umat, tetapi justru menjadi orang yang mengambil keuntungan dari domba-dombanya. Penampilan mereka baik, tetapi motivasi mereka jahat.
Yesus juga membandingkan diri-Nya dengan orang upahan. Orang upahan memang baik, tapi hanya dalam situasi tertentu saja. Di saat serigala datang mengancam, orang upahan akan melarikan diri meninggalkan domba-dombanya.
Berbeda dengan Sang Gembala. Dia tidak akan pernah meninggalkan domba-domba-Nya. Gembala akan berjuang sampai mati demi menyelamatkan nyawa mereka. “Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.” (ay. 11). Ia berani melakukan ini karena sebagai gembala, Yesus mengasihi mereka sebagai milik pusaka-Nya.
Di Perjanjian Lama, Daud merupakan contoh seorang gembala yang baik. Daud bukan hanya mengenal tetapi juga berani berkorban demi keselamatan domba-dombanya saat binatang buas mengancam. Apabila datang singa atau beruang hendak menerkam seekor domba dari kawanannya maka Daud mengejar dan menghajar pemangsa itu, supaya domba bisa lepas dari ancaman kematian. Apabila binatang itu berdiri menyerang Daud, maka ia akan menangkap janggutnya, lalu menghajar dan membunuhnya (1Sam 17:34-35).
Yesus adalah gembala yang baik. Kebaikan-Nya jauh melebihi Daud. Dia selalu memberikan yang terbaik buat domba-domba-Nya, tidak ada motivasi tersembunyi. Yesus juga mengenal domba-domba-Nya dan sebagai bentuk kasih-Nya, Dia rela mati di atas kayu salib demi menyelamatkan domba-domba milik-Nya dari kematian kekal.
Saudaraku, Sang Gembala Agung telah begitu baik kepada Anda. Dia sangat mengasihi Anda bahkan tidak menghiraukan nyawa-Nya sendiri. Sudah saatnya sekarang Anda meneladani kebaikan-Nya dan mengasihi-Nya lebih sungguh karena Dia telah terlebih dahulu mengasihi Anda
Refleksi Diri:
- Sejauh mana Anda mengenal Yesus sebagai Gembala yang baik?
- Apakah Anda sungguh mengasihi Yesus seperti Dia mengasihi Anda?