Yesus Pergi Untuk Kembali
Yohanes 14:1-14
“Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu.
-Yohanes 14:1
Perasaan galau, gelisah, dan gentar, bisa melingkupi seseorang saat ia ditinggalkan oleh yang dikasihinya, apalagi jika orang yang dikasihinya pergi untuk selamanya dan tak kembali lagi. Perpisahan memang bisa buat hati kacau dan khawatir. Namun, seseorang bisa lebih rela dan kuat jika orang yang dikasihinya hanya meninggalkan untuk sementara waktu. Terlebih lagi jika orang tersebut pergi untuk menyediakan sesuatu yang membahagiakannya.
Tuhan Yesus yang mengasihi murid-murid-Nya, naik ke sorga, pergi untuk sementara waktu. Kenaikan-Nya sempat membuat hati para murid-Nya gelisah dan gentar, tapi Dia meninggalkan bukan untuk selamanya, satu saat Dia berjanji akan kembali. Yesus kembali ke rumah Bapa di Sorga untuk menyiapkan hal-hal yang membahagiakan anak-anak-Nya, yakni:
Pertama, kenaikan Yesus adalah untuk menyediakan tempat bagi kita. Sebuah tempat yang indah, sorga mulia yang dijanjikan Bapa (ay. 2).
Kedua, sebuah janji yang sangat indah. Yesus berjanji akan datang kembali untuk menjemput dan mengantar kita ke pintu rumah Bapa nan mulia (ay. 3).
Ketiga, Yesus memberikan Penghibur, yaitu Roh Kudus yang akan menyertai perjalanan hidup kita. Kita jadi tidak perlu takut atau gentar dalam menghadapi berbagai pergumulan hidup sebab kita tidak sendiri (Yoh. 14:26).
Keempat, Yesus akan meninggalkan damai sejahtera (Yoh. 14:27). Persoalan apa pun yang menghimpit, tantangan apa pun yang menghadang, bahkan sakit penyakit atau ancaman kematian sekalipun, tidak akan membuat kita menderita karena damai sejahtera ditinggalkan oleh-Nya bagi kita. Damai sejahtera yang ditinggalkan-Nya berbeda dengan yang diberikan oleh dunia. Damai sejahtera yang Allah tinggalkan, tidak tergantung situasi dan kondisi. Damai sejahtera yang Yesus janjikan akan terus memancar di dalam hati kita.
Yesus naik ke sorga untuk menyediakan hal terbaik bagi kita. Jadi, keyakinan akan Tuhan Yesus yang menyediakan empat hal yang kita butuhkan tersebut seharusnya membuat kita terus menantikan-Nya dengan penuh harapan dan hidup giat berbuah untuk menyaksikan kebesaran dan kebaikan-Nya. Teruslah menantikan Dia.
Salam pergi ‘tuk kembali.
Refleksi Diri:
- Hal-hal baik apa yang begitu Anda nantikan dari kedatangan kembali Yesus satu saat nanti? Mengapa?
- Apa yang Anda akan lakukan dalam masa penantian ini yang bisa menyaksikan kebesaran Tuhan?