Yesus sahabat sejati
Yohanes 15:9-17
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
- Yohanes 15:13
Ada pepatah berbunyi: Seorang sahabat melebihi seorang saudara. Kehadiran seorang sahabat dalam hidup kita sungguh memberi penghiburan. Namun kenyataannya, persahabatan seringkali berakhir karena keadaan tertentu dan waktu. Lain ceritanya kalau kita bicara tentang Yesus, yang sering disebut sebagai Sahabat Sejati.
Apakah benar Yesus, Sahabat Sejati kita? Mari simak apa yang dilakukan Tuhan Yesus.
Dia mendemonstrasikan kasih yang tiada duanya. Jika melihat perkataan Yesus di ayat emas dari kaca mata dunia, ini tampak konyol. Kenapa? Apakah ada orang yang mau mati untuk orang lain, yang sama sekali tidak memberikan keuntungan, menyebalkan, bahkan suka berkhianat? Ngga ada khan. “Sahabat-sahabat” yang dicatat di ayat itu adalah sahabat yang mengkhianati Yesus karena dosa.
Dalam ayat tersebut juga dicatat, “memberikan nyawanya”, satu tindakan kerelaan tanpa paksaan, yang dilakukan dengan suatu kesadaran. Bukan untuk diri Yesus tetapi untuk manusia yang berdosa. Yesus rela diolok-olok, ditelanjangi, diludahi, ditonjok, dicambuk, sampai akhirnya mati disalib. Malah ketika Dia disalib, para murid yang disebut sebagai sahabat-Nya, justru mengingkari-Nya dan melarikan diri. Tampak konyol khan? Padahal Dia adalah Allah semesta alam, pencipta langit dan bumi. Yesus-lah Sahabat Sejati yang paling sejati. Di saat manusia dalam keadaan yang paling buruk karena tidak punya harapan dan kemampuan untuk menyelamatkan dirinya, Yesus tetap setia dan rela tampak konyol supaya kita jangan mati konyol di neraka.
Kalau Yesus mau menyelamatkan kita saat berada dalam keadaan yang paling buruk, masak sih Dia tidak bersama kita saat kita berada dalam keadaan yang buruk? Saat Anda merasa kesepian, tetaplah tenang sebab ada Yesus yang selalu menyertai. Saat keadaan keluarga Anda kacau dan putus asa, tenanglah sebab ada Yesus sahabat kita.
Syair dari lagu berjudul, What a Friend We Have in Jesus (Yesus Sobat yang Sejati), ditulis oleh seorang yang melewati banyak tragedi dalam hidupnya, tapi ia tahu Tuhan Yesus adalah Sahabat Sejatinya. Hidup ini memang tidak mudah tetapi selama ada Sahabat Sejati yang menyertai kita, itu sudah cukup.
Refleksi Diri:
- Apa yang Anda lakukan ketika berada dalam keadaan yang sulit ?
- Mengapa Tuhan Yesus benar-benar bisa diandalkan dalam hidup ini ?