Yesus Turut Merasakan Kesedihan
Yohanes 11:17-44
Maka menangislah Yesus.
- Yohanes 11:35
Saya lihat raut wajahnya berubah, lalu matanya mulai basah. Saya tahu hatinya sedang lelah, hidupnya memang susah. Ya, Tuhan, perih hati melihatnya. Mengapa jadi begini? Butuh waktu lama untuk ia bisa pulih. Tidak mudah
memang buatnya untuk memahami cara Tuhan mengasihi umat-Nya. Namun, segera saya ingat bahwa Tuhan tidak pernah punya rencana jahat untuk umat-Nya. Dia pasti punya tujuan di balik semua ini.
Anda pernah mengalami kejadian serupa? Melihat orang yang Anda kasihi terluka, bagaikan burung yang patah sebelah sayapnya? Tidak mudah dan tidak pernah mudah melihat kekasih hati Anda menderita dan merana. Ini bisa buat Anda turut menderita.
Tuhan Yesus juga pernah menangis ketika melihat orang-orang yang Dia kasihi sedih. Yesus menangis bukan karena menyesal datang terlambat untuk menyembuhkan Lazarus. Dia menangis karena susah hati melihat Maria dan orang-orang Yahudi lainnya meratapi kematian Lazarus. Yesus mengerti apa arti kepedihan. Dia tahu bagaimana rasanya kehilangan dan perihnya ditinggalkan orang yang dikasihi. Yesus sebagai manusia juga mengalami emosi yang sama dengan yang kita rasakan.
Tangisan kedua Yesus pecah saat Dia akan memasuki Yerusalem. Dia menangisi penduduk kota Yerusalem. Meski alasan kesedihan-Nya berbeda, tapi emosinya tetap meluap dari dalam hati-Nya. Dia sedih karena mereka menyambut-Nya bukan atas dasar hati melainkan karena tradisi. (Luk. 19:28-44).
Lalu, bagaimana kalau kita yang mengalami kesedihan? Apa yang harus kita lakukan dengan kepedihan tersebut? Terima dengan lapang dada, jangan berontak. Jalani walaupun berat. Berdamai jangan dilawan karena akan membuat luka tambah dalam. Ingatlah masih ada hari di depan. Selama masih ada nafas Tuhan berikan, kita harus tetap berjalan. Jangan terus fokus ke belakang, itu menyakitkan. Ingat ada Tuhan.
Yesus mengerti. Dia peduli. Dia pernah alami. Kita tidak sendiri jalani semua ini. Menangislah, karena air mata diciptakan Tuhan untuk mengungkapkan yang tak terungkapkan oleh kata-kata. Tuhan Yesus mengerti arti tetesan air mata Anda.
Refleksi Diri:
- Bagaimana cara Anda meluapkan kesedihan atas kejadian yang menimpa diri atau kekasih hati Anda? Apa yang Anda rasakan?
- Sudahkah Anda mengungkapkan kesedihan Anda kepada Tuhan Yesus?