Berjuang bersama
Pengkhotbah 4:7-12
EKSPRESI PRIBADI
Jika kita membawa sebatang lidi, kemudian kita patahkan lidi tersebut akan sangat mudah untuk mematahkannya, tetapi jika kita membawa lebih dar 10 batang lidi maka tidak mudah dipatahkan. Inilah prinsip sebuah kebersamaan, sekuat-kuatnya seseorang akan lebih kuat jika ada 10 orang bersama dengan kita. Karena itulah memang kita dirancang menjadi mahkluk sosial, yang selalu membutuhkan satu dengan yang lain, saling melengkapi dan saling membantu. Namun, ketika kita melihat pada zaman sekarang, ternyata terjadi perubahan yang sangat jelas, manusia modern cenderung menjadi semakin individualistik, seakan-akan tidak membutuhkan orang lain, dan mereka lebih memilih hidup di dalam dunia mereka sendiri. Maka itu tidak heran banyak orang di Media sosial sangat banyak followers atau friends tetapi di dalam realita mereka merasa kesepian.
EKSPLORASI FIRMAN
Kesia-siaan menjadi tema besar di dalam Kitab Pengkhotbah, penulis yang adalah raja Salomo, yang sudah mendapatkan segala hal dalam hidupnya (kekayaan, ketenaran, hikmat, kekuasaan, dan segala hal yang dikejar oleh manusia) memandang bahwa apa yang dimiliki dan selama dia kerjakan adalah sebuah kesia-siaan. Penulis memandang kesia-siaan terjadi ketika seseorang hidup di dalam kesendirian. Ay. 8 menggambarkan bagaimana orang ini tidak memiliki pewaris, yaitu, saudara laki-laki atau anak laki-laki. Dia kelihatan rajin mengejar kekayaan, karena tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimilikinya. Jadi, kerja keras itu untuk siapa? Kerja keras semestinya dinikmati tetapi ternyata memiliki kekayaan materi tetapi tidak memiliki teman, sahabat atau keluarga tidak membawa kepada kesejahteraan bagi diri atau bagi orang lain, sehingga dinilai "kesia-siaan dan hal yang menyusahkan." Jadi, kelimpahan materi bukan hanya tidak bisa menggantikan nilai kebersamaan, tetapi juga menambahkan kesedihan akibat kesendirian.
Jika kita memperhatikan lebih lanjut, di ayat 9b Pengkhotbah menjelaskan alasan mengapa berdua lebih baik daripada seorang diri: "karena mereka akan menerima upah yang baik dalam jerih-payah mereka". Yang menarik dari alasan ini adalah ungkapan "upah yang baik". Penulis tidak membahas tentang upah yang (lebih) banyak. Ini bukan masalah jumlah harta yang bisa didapat dengan mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Ada hal lain yang sedang dimaksud pengkhotbah dengan "upah yang baik," yaitu berbicara mengenai sesuatu yang menguntungkan dibandingkan harta yaitu hidup yang menjadi berkat bagi orang lain dan mendapatkan berkat dari hidup bersama. Di ay.10 dan 11 Penulis ingin menunjukan contoh nyata tentang "upah yang lebih baik". Pertama, hidup bersama akan membuat kita hidup di dalam sikap saling tolong menolong. Penulis menggambarkan tentang orang-orang yang pergi berjualan, dimana pasti ada kesulitan dan tantangan, tetapi ketika kita memiliki sahabat, saudara, atau orang lain pasti akan ada orang yang mengangkat dan menolong kita. Berbeda dengan orang yang tidak membutuhkan orang lain, dia akan selalu merasa berjuang sendiri, dan ketika jatuh, tidak ada orang yang menolong atau mengulurkan tangan kepadanya. Firman Tuhan menunjukan kepada kita, bahwa ketika ada keindahan ketika kita bisa menjadi berkat bagi orang lain. Yang kedua, berbicara mengenai saling menguatkan. Pada ay.11 berbicara tentang saling menghangatkan dalam konteks ketika mereka berada di padang gurun pada malam hari, dimana tidak ada tempat tinggal dan mereka harus saling menghangatkan untuk bertahan hidup di tengah suhu dingin yang bisa membunuh mereka. Penulis ingin menekankan bahwa ketika kita hidup bersama bagaimanapun kondisi situasi kita pada saat di tengah pergumulan, akan selalu ada orang yang menguatkan kita, menepuk pundak kita untuk memberikan semangat dan doa. Rasul Paulus pun di dalam suratnya selalu mengucap syukur kepada orang-orang atau sahabat-sahabatnya yang selalu mendoakan dia, baik ketika Rasul Paulus ada di penjara ataupun ketika di tengah bahaya. Hal ini jugalah yang harus kita lakukan, untuk saling mendoakan saudara seiman kita, mendoakan para Hamba Tuhan, para misionaris, majelis untuk memberikan support dan dukungan kepada setiap mereka.
Kita harus ingat bahwa Tuhan tidak pernah menciptakan manusia sebagai mahluk-mahluk individualis. Tuhan menciptakan manusia sebagai mahluk sosial yang harus saling terhubung dan terintegrasi agar dapat terus berjalan ke arah yang lebih baik. Bahkan Allah sendiri menyatakannya bahwa "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja…" (Kejadian 2:18). Itu artinya, manusia memang diciptakan sebagai mahluk sosial yang saling terkait dengan sesamanya.
Mari kita bangun dan ciptakan hidup saling menolong, saling menguatkan, karena kita tidak bisa berjuang sendiri menghadapi setiap pergumulan dalam dunia. Ingatlah bahwa Tuhan memakai orang-orang yang kita kasihi untuk kita tetap dapat kuat mengahadapi setiap pergumulan. [SA]
APLIKASI KEHIDUPAN
(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)
Pendalaman
Seberapa penting peran orang lain (sahabat, keluarga) di dalam hidup Anda ? Sharingkan orang yang selalu memberikan kekuatan ketika Anda sedang mengalami pergumulan.
Penerapan
Apakah Anda pernah memberikan kekuatan dan dukungan bagi orang lain di saat orang lain membutuhkan pertolongan kita? Jika belum, apakah yang Anda ingin dapat lakukan bagi orang lain ?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.