Beyond Reward (Lebih Dari Pahala)
Matius 25:24-30
BAHAN CARE GROUP
Di dunia olahraga, seringkali ada atlet-atlet muda yang diprediksi menjadi seorang atlet besar karena bakatnya yang luar biasa. Salah satunya seorang pesepakbola di masa lalu bernama Adriano Leite, di masanya dia pernah menjadi salah satu penyerang yang disegani. Tetapi kariernya hancur, karena dia terjerumus ke dunia malam, sering mengonsumsi alkohol dan narkoba. Bahkan kabarnya saat ini dia malah tergabung sebagai geng bersenjata di Brasil. Sayang sekali bukan ketika ada bakat yang disia-siakan, sayang sekali juga kalau segala talenta yang Tuhan Yesus berikan kepada kita disia-siakan. Coba diskusikan, apakah selama ini Anda sudah bertanggung jawab dengan apa yang Tuhan berikan kepada Anda atau justru menyia-nyiakannya?
EKSPLORASI FIRMAN
Matius 25:14-30 masih dalam satu rangkaian dari Matius 24-25, yang membicarakan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali atau akhir zaman. Apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan? Perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan dalam Matius 25:14-30 tentang seorang tuan yang mempercayakan kepada hamba-hambanya sejumlah talenta untuk dikerjakan oleh mereka. Dari sini kita bisa belajar, apa yang harus dilakukan orang percaya yang menantikan kedatangan Tuhan Yesus?
Pertama, menyadari anugerah dalam tugas kita
Di perumpamaan ini jelas menceritakan dua posisi yang berbeda yaitu tuan dan hamba. Ketika tuan itu akan pergi dia mempercayakan hartanya kepada hamba-hambanya. Ini bukanlah hal yang biasa seorang tuan mempercayakan harta yang begitu banyak kepada seorang hamba. Maka di satu sisi hamba-hamba ini seharusnya memahami akan kepercayaan besar yang diterimanya, sekaligus di sisi lain juga memahami ada tanggung jawab yang harus dilakukan untuk kepercayaan yang besar seperti itu. Maka hamba yang mengerti akan posisinya sebagai hamba dikatakan segera menjalankan uangnya itu dan beroleh laba (Mat.25:14-18). Itu dilakukan oleh hamba yang menerima lima dan dua talenta. Inilah yang perlu dimengerti oleh kita, ketika diberi tanggung jawab oleh Tuhan, ini adalah anugerah sekaligus tugas yang harus dijalankan. Bukan seperti hamba yang menerima satu talenta, sekalipun dia tahu dia adalah hamba tetapi tidak melakukan yang seharusnya dilakukannya. Lakukanlah tugas kita karena kita ini hanyalah seorang hamba.
Kedua, menantikan dengan aktif
Ketika sang tuan pergi, dia tidak memberitahukan tanggal pastinya dia akan kembali. Tetapi kedua hamba itu tidak menunggu dengan pasif, tidak melakukan apa pun. Mereka menjalankan juga bukan sekadar aktif, tetapi dengan kesungguhan. Kita bisa melihatnya dari apa yang dihasilkan oleh mereka, mereka menghasilkan keuntungan 100% (Mat.25:20, 22). Lima dan dua talenta bukanlah jumlah yang sedikit, tetapi jumlah yang sangat banyak di masa itu. Karena 1 talenta saja setara dengan 6 ribu dinar, yaitu upah 20 tahun (upah 1 hari adalah 1 dinar). Maka mereka berdua mengusahakan dengan sungguh-sungguh, sehingga menghasilkan jumlah yang banyak juga. Tetapi penekanan di sini adalah menunggu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali haruslah dengan melakukan tanggung jawab kita dengan aktif.
Ketiga, tidak mencari-cari alasan
Hamba yang memiliki 1 talenta, hanya berpikir buruk tentang tuannya. Dia menuduh tuannya itu jahat, hanya memanfaatkan dirinya saja (Mat.25:24-25). Tetapi dia melupakan hal terpenting bahwa tuannya mempercayakan tanggung jawab yang besar kepadanya, sedangkan hamba itu hanya memikirkan tentang dirinya sendiri saja. Dikatakan Tuhan Yesus dalam perumpamaan ini “Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya” (Mat.25:15) setiap orang yang menerima talenta itu dipercaya karena tuannya tahu mereka sanggup. Lihatlah hamba pertama dan kedua, mereka membuktikan memang mereka sanggup. Sedangkan hamba yang terakhir ini bukannya tidak sanggup, tetapi tidak mau. Tuhan Yesus mempercayakan kepada setiap kita tanggung jawab untuk kita kerjakan, juga memberikan kita kemampuan dan kekuatan untuk mengerjakannya, demi kemuliaan nama-Nya. Jadi tidak ada alasan untuk orang percaya untuk tidak melakukan apa-apa.
Keempat, setia sampai akhir
Saat tuannya datang dan menerima laporan dari setiap hamba-hambanya, tuannya mengatakan kepada hamba yang pertama dan kedua kalimat yang identik “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat.25:21, 23). Padahal jumlah yang dihasilkan hamba pertama dan kedua berbeda, tetapi pujian dari tuannya sama. Kita bisa melihat ini bukan semata-mata soal hasil, tetapi kesetiaan melakukan yang seharusnya dilakukan. Sang tuan sebenarnya tidak pernah membicarakan janji apa yang akan diberikan apabila mereka melakukan tugasnya, jadi hamba yang melakukan tugasnya di sini benar-benar melakukan dengan penuh kesetiaan. Di sisi lain kedua hamba itu pun tampak tanpa penyesalan, karena sudah melakukan yang terbaik. Kita dipanggil untuk setia melakukan tugas yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita, sampai akhirnya Dia akan datang kembali. Kita bisa melakukan semuanya ini, karena Tuhan Yesus dalam kesetiaan-Nya rela menderita sampai mati, supaya kita selamat dan dapat melakukan pekerjaan yang baik. Segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita, baik itu kemampuan, kesempatan, waktu, materi, Tuhan memerintahkan kita untuk melayani dengan baik.[RR]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Mengapa Anda sebagai orang percaya harus tetap melakukan tugas yang Tuhan berikan kepada setiap Anda selama Anda hidup?
Penerapan
Hal konkrit apa yang mau Anda lakukan terkait bagian firman Tuhan ini?
SALING MENDOAKAN
Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.