Celebrating Divine Godness (Merayakan Kebaikan Ilahi)
2 Korintus 9:6-15
EKSPRESI PRIBADI
Seorang bapak pernah mengeluh ketika kondisi ekonomi keluarganya makin sulit, padahal dia sudah rajin beribadah di gereja, setia memberi persembahan dan tekun melayani di gereja. Ia mengeluh dan mempertanyakan kebaikan Tuhan, seakan Dia itu tidak peduli dan tidak membalas persembahan yang sudah diberikan kepada-Nya. Bukankah terkadang kita juga sering mengalami hal yang sama? Walaupun tidak secara verbal, tapi dalam hati Kita mempertanyakan kebaikan dan kasih Tuhan ketika menghadapi berbagai ujian dan cobaan dalam kesulitan? Bagaimana respons Anda kepada Tuhan ketika mengalami kesulitan dalam keuangan, padahal Anda sudah setia memberi persembahan kepada-Nya? Bagikan pengalaman Anda di Care Group Anda.
EKSPLORASI FIRMAN
Konteks 2 Korintus 9:6-15 adalah Paulus yang menasihati jemaat Korintus tentang kemurahan hati dan pemberian baik kepada Tuhan maupun orang-orang yang membutuhkan. Ia menekankan kebaikan dan berkat Tuhan sebagai sumber segala sesuatu yang kita terima dan bagaimana kita membalas dan merayakan kebaikan-Nya. Persembahan yang kita berikan adalah untuk merayakan kebaikan Tuhan dalam komunitas orang percaya. Bagaimana merayakan kebaikan Tuhan ketika kita memberi persembahan kepada Tuhan?
1. Memberi dengan hati yang bersukacita (2Kor. 9:6-7).
Ada orang memberi karena mengharapkan balasan berkat materi yang berlipat dari Tuhan, tetapi jika tidak mendatangkan keuntungan materi, maka dia mulai kecewa dan berhenti memberi, atau memberi sekedarnya saja. Itu namanya “berdagang dengan Tuhan” yang mengharapkan keuntungan materi semata. Karena itu, untuk memberi dengan hati sukacita, kita harus memulai dengan prinsip dasar mengenai pemberian di ayat 6: “Siapa yang menabur sedikit, akan menuai sedikit; siapa yang menabur banyak, akan menuai banyak.” Ini adalah prinsip umum dalam kehidupan rohani dan material. Artinya, jika kita memberi dengan murah hati dan tulus, kita akan menerima berkat Tuhan. Sebab itu, kita harus memberi dengan sukacita bukan dengan terpaksa, karena "Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." (ayat 7). Frasa "memberi dengan sukacita" berakar pada kata Yunani: ἱλαρός (hilaros), yang berarti "riang, gembira, atau senang hati," yang menggambarkan kebahagiaan yang meluap-luap. Jadi, Paulus merujuk pada pemberian yang dilakukan dengan hati yang riang, tanpa keluhan, dengan rasa sukacita dan kebahagiaan yang meluap-luap. Ini menunjukkan bahwa motivasi di balik pemberian sangat penting dan harus berasal dari hati yang gembira dan kasih, bukan karena kewajiban atau paksaan. Mari kita merayakan kebaikan Tuhan melalui pemberian dengan hati yang tulus dan bersukacita.
2. Memberi dengan iman bahwa Tuhan sanggup memberkati kita (1Kor. 9:8-10).
Mengapa orang sulit memberi, padahal dia memiliki banyak harta kekayaan? Jawabannya karena takut: dia takut rugi dan takut kekurangan setelah memberi. Ini berarti erat kaitannya antara memberi dan iman kepada Tuhan. Karena itu ketika memberi, kita harus memberi berlandaskan iman. Kita harus percaya bahwa Tuhan sanggup mencukupi segala kebutuhan kita. Paulus di ayat 8-10 menegaskan bahwa Allah mampu mencukupi segala kebutuhan orang yang murah hati sehingga mereka dapat terus melimpah dalam setiap perbuatan baik. Allah memberikan berkat, bukan hanya untuk kepuasan hidup secara pribadi saja, tetapi agar kita dapat menjadi saluran berkat-Nya bagi orang lain terutama saudara seiman (Gal. 6:9-10). Sebab itu kita dipanggil untuk percaya bahwa Tuhan selalu sanggup mencukupi kebutuhan kita ketika kita memberi dengan tulus, dan kita diberi kesempatan untuk menjadi alat Tuhan dalam memberkati orang lain. Dengan demikian, setiap kebaikan yang kita lakukan dalam kemurahan hati akan diperhitungkan oleh Tuhan dan akan melipatgandakannya demi kemuliaan-Nya.
3. Memberi menghasilkan ucapan syukur yang memuliakan Tuhan (2Kor. 9:11-15).
Saat kita diberkati dan memberi dengan bermurah hati, kita tidak hanya mencukupi kebutuhan orang lain, tetapi juga mendorong mereka untuk memuji Tuhan atas kasih karunia yang mereka terima. Di ayat 11-15, Paulus menjelaskan bahwa kemurahan hati akan membawa kemuliaan bagi Allah dan rasa syukur dari mereka yang menerima bantuan. Itu berarti bahwa setiap berkat yang kita terima adalah kesempatan untuk berbagi dan memuliakan Tuhan. Dengan memberi, kita bukan hanya membantu sesama, tetapi juga memperluas penyembahan kepada Tuhan, karena hati yang diberkati akan dipenuhi dengan ucapan syukur kepada-Nya, menciptakan lingkaran pujian dan kasih. Pemberian kita itu tidak hanya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab kita untuk menghidupi kebutuhan gereja atau rumah Tuhan dan itu membangkitkan rasa syukur dari mereka yang kita bantu. Jadi, untuk merayakan kebaikan Tuhan, kita harus memberi dengan hati bersukacita, memberi dengan iman dan memberi untuk memuliakan Tuhan. (SL)
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Apakah arti memberi dengan sukacita?
Penerapan
Bagaimana Anda dapat menggunakan berkat-berkat (baik materi, waktu, maupun keterampilan) yang Anda terima dari Tuhan untuk menjadi saluran kasih Tuhan bagi orang lain dalam komunitas Anda, sehingga tindakan Anda menghasilkan ucapan syukur dan kemuliaan bagi-Nya?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.