Harta Dalam Bejana (Treasure In Jars of Clay)
2 Korintus 4:7-15
BAHAN CARE GROUP
Melayani Tuhan mudah diucapkan, tapi tidak mudah dilakukan. Ada banyak tantangan, godaan dan cobaan yang menghadang di depan. Pada tahun 1986, John Piper hampir berhenti melayani sebagai seorang pendeta di sebuah gereja besar di Amerika. Dia membuat pengakuan pengejutkan di dalam jurnalnya: “Saya sangat kecewa. Saya sangat bingung. Saya berasa bahwa terdapat banyak penentang dari setiap arah.” Namun Piper tidak meninggalkan pelayanan dan Tuhan memakainya untuk memimpin suatu pelayanan yang sangat berhasil bahkan jauh melebihi gerejanya sendiri.
Tidak sedikit orang yang memulai pelayanan dengan sangat baik, tetapi mengakhirinya dengan buruk. Karena mereka merasa tidak sanggup menghadapi semua tantangan dan kesulitan dalam pelayanan. Tantangan berupa permusuhan, penolakan dari orang yang dilayani, kesulitan keuangan dan takut penganiayaan oleh karena Injil Kristus. Akhirnya mereka meninggalkan panggilan Tuhan untuk melayani umat-Nya. Tantangan dan kesulitan apakah yang pernah Anda alami di dalam melayani Tuhan yang membuat Anda merasa takut, kecewa dan hendak meninggalkan pelayanan? Bagaimana cara Anda mengatasi tantangan tersebut? Bagikan pengalaman Anda dalam Care Group Anda!
EKSPLORASI FIRMAN
Rasul Paulus juga pernah menghadapi tantangan dan kesulitan berat dalam melayani Tuhan dan Injil-Nya. Dia bersaksi, “Dalam segala halkami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal,namun tidak putus asa; kami dianiaya,namun tidak ditinggalkan sendirian,kami dihempaskan, namun tidak binasa” (ayat 8-9).Namun dia tidak pernah meninggalkan pelayanan, tapi justru tetap setia melayani Tuhan. Baginya semua kesulitan dan penderitaan dalam pelayanan justru merupakan ujian dan pembuktian akan panggilan Tuhan atas dirinya. Apa rahasia Paulus sehingga ia tidak tawar hati meski mengalami banyak tantangan dan rintangan dalam pelayanan?
Pertama, Paulus, menyadari bahwa pelayanan itu diterima karena kemurahan dan anugerah Allah. “…through God’s mercy we have this ministry…” (ay. 1). Rasul Paulus melihat bukti kemurahan Allah yang mempercayakan harta rohani (Injil) dalam bejana hidupnya. Dia sadar tidak ada orang yang cukup berharga, bernilai untuk menerimanya. Dia hanya sebuah bejana tanah liat yang lemah dan rapuh. Artinya, pelayanan itu bukan karena kemampuan diri sendiri melainkan karena kemurahan dan anugerah Tuhan. Itu sebabnya, yang Paulus beritakan adalah Yesus Kristus. Itulah fokus pemberitaannya, bukan yang lain dan bukan juga dirinya sendiri (ay. 5). Ini penting, karena banyak pengkhotbah yang berbicara tentang pengalamannya sendiri. Mungkin bagi sebagian pendengar, hal ini akan menyentuh hati. Namun masalahnya, pengkhotbah semacam ini tidak membawa orang kepada Kristus, yang menyelamatkan. Hal ini juga dilakukan oleh para guru palsu di Korintus yang melayani dengan motivasi palsu untuk kemuliaan diri sendiri. Karena Kristus yang jadi fokus pemberitaan, maka Paulus pun memberitakannya dengan penuh integritas (ay. 2). Meski demikian, mungkin saja ada orang yang menutup dirinya terhadap kebenaran yang Paulus beritakan (ay. 3-4). Namun, itulah orang-orang yang memang akan binasa.
Kedua, Paulus menyadari bahwa pemberitaan Yesus Kristus dan Injil-Nya adalah pelayanan yang sangat mulia (7-15). Injil adalah harta rohani yang tidak ternilai harganya dibandingkan dengan harta dunia apapun juga. Namun harta itu tidak ditempatkan dalam bejana yang bagus dan mahal, melainkan di dalam bejana tanah liat yang mudah rapuh, rusak dan pecah. Kadang-kadang mengalami kesedihan, air mata, kesusahan, kebingungan, kelemahan dan ketakutan (ay. 7). Artinya bahwa keselamatan yang luar biasa berharga itu tidak dipercayakan kepada orang-orang yang hebat atau kepada para malaikat, tetapi justru dipercayakan kepada Paulus, seorang biasa yang memiliki masa lalu yang kelam sebagai penganiaya jemaat (Flp. 3:6).Karena itu, kesadaran ini membangkitkan kerendahan hati pada diri Paulus, sehingga ia tidak menonjolkan dirinya atau tidak sombong (ay. 5). Selain itu, ia juga tidak menodai pelayanan yang mulia itu dengan tindakan dan motivasi yang tidak murni (ay. 2a) dan justru ia bersungguh-sungguh memberitakan Injil agar pendengarnya dapat memahami Injil dengan benar dan beriman dalam Kristus (ay. 2b). Terakhir, Injil dan kuasanya di dalam Paulus membuat hidupnya berkemenangan dan tetap bersemangat menunaikan tugas pelayanan, sekalipun penganiayaan berat harus dihadapinya dari waktu ke waktu. Adanya kesadaran mengenai suatu tugas agung, memberinya kekuatan dan komitmen untuk menyelesaikan tugasnya sampai akhir hidupnya dan telah tersedia baginya mahkota kebenaran (2Tim. 4:6-8).
Jadi, kekristenan bukan soal menyingkirkan kelemahan jasmani, bukan juga semata-mata manifestasi kuasa ilahi. Tetapi, kekristenan adalah manifestasi kuasa ilahi (harta rohani) melalui kelemahan manusia (2Kor. 12:9). Mengikuti teladan Paulus, kita pun memiliki suatu“harta rohani”yang luar biasa, yaitu Tuhan Yesus dan Injil keselamatan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita dan yang harus kita beritakan kepada mereka yang belum mengenal keselamatan itu. Selain itu, sadarilah bahwa pelayanan yang kita lakukan bukan untuk menonjolkan diri kita sehingga orang lain melihat dan memuji kita. Pelayanan seharusnya berarti bahwa kita memberikan yang terbaik kepada Tuhan, karena Dia lebih dulu memberi yang terbaik kepada kita. Kita melayani bukan untuk dipuji orang dan mencuri kemuliaan Allah, tetapi kita melayani untuk memuliakan Allah dan supaya orang lain pun dapat percaya dan memuliakan Dia selamanya. Jika Paulus saja berkata bahwa ia hanyalah “bejana tanah” yang tampak tidak menarik di mata orang, masakan kita justru berlomba-lomba menghias “bejana luar” kita, tapi mengabaikan harta rohani yang ada di dalam kita?[SL]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Apakah arti harta rohani sebagaimana yang dimaksud oleh Paulus?
Penerapan
Bagaimana Anda membangun komitmen memberitakan Injil dan melaksanakannya dengan penuh kreatif dan antusias?
SALING MENDOAKAN
Akhirilah Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.