I’ll Do My Part (Akan Kulakukan Bagianku)
1 Korintus 9:15-18
EKSPRESI PRIBADI
Dr. WA. Criswell (teolog dan pemimpin gereja Baptis di Amerika), melukiskan betapa pentingnya melakukan penginjilan ketika dia berkata, ”Penginjilan adalah seperti nafas dalam tubuh kita, darah dalam jantung kita, terang pada matahari, air di bumi, tenaga dalam mesin dan kehidupan bagi kita sehari-hari.” Dengan kata lain, misi dan penginjilan merupakan tugas yang sangat penting yang tidak boleh diabaikan gereja, tetapi itu harus dikerjakan dan menjadi gaya hidup setiap orang Kristen. Namun saat ini berapa banyak orang Kristen yang masih tetap taat, konsisten dan berkomitmen melakukannya? Apa respons Anda terhadap panggilan Tuhan untuk bekerja di ladang misi-Nya? Diskusikan dalam Care Group Anda.
EKSPLORASI FIRMAN
Konteks firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa ada sebagian jemaat di Korintus meragukan kerasulan Paulus dan mempertanyakan wewenang dan ajarannya (1Kor. 9:1-3). Karena Paulus dianggap bukan pengikut Yesus sejak awal. Selain itu, isi dan cara khotbah Paulus dianggap sebagai kebodohan (1Kor. 1:18-21; 2:1-5). Demikian juga karena ia tidak mau menerima upah dari jemaat (1Kor. 9:12, 15), seperti kebiasaan yang berlaku pada zaman itu dimana para guru agama dan para filsuf pun menerima upah. Padahal jemaat di Korintus adalah hasil pelayanan Paulus, maka seharusnya dia juga berhak menuntut upah dari mereka tetapi itu justru tidak dia lakukan. Mengapa? Alasan Paulus bukan karena menerima tunjangan itu sesuatu yang salah atau dosa (ay. 4-12), tetapi karena demi kemajuan pemberitaan Injil Kristus (ayat 12b). Mengapa penginjilan itu sangat penting bagi Paulus sehingga dia rela menderita dan mengorbankan hak-haknya sebagai rasul? Apa yang dapat kita pelajari dari teks ini?
Pertama, karena memberitakan Injil adalah kewajiban setiap orang Kristen. Paulus mengatakan, “Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku…?” (ay. 16). Frasa “keharusan” menekankan bahwa tugas penginjilan itu bukanlah suatu pilihan tetapi kewajiban yang harus kita taati. Kemudian kata Yunani “memberitakan Injil” artinya kabar baik dan memakai kata kerja present tense, menekankan tugas yang bersifat kontinuitas. Dengan kata lain, memberitakan Injil tidak hanya menjadi tanggung jawab Paulus, tetapi juga tugas kita sekarang. Karena penginjilan adalah Amanat Agung Tuhan Yesus, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku…” (Mat. 28:19-20). Paulus sendiri telah menerima amanat tersebut pada waktu Yesus menampakkan diri kepadanya (Kis. 9:3-6, 15). Sejak bertobat dan percaya Yesus, dia selalu taat memberitakan Injil (Kis. 26:19; 2Tim. 4:2), bahkan itu dianggap sebagai hutang yang harus dibayar (Rm. 1:14). Sebab “celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil” kata Paulus. Jadi, penginjilan bukan sebuah pilihan tetapi kewajiban, karena diperintahkan Kristus. Tetapi juga merupakan suatu hak istimewa dimana Allah mengizinkan kita untuk terlibat dalam rencana-Nya. pekerjaan. Namun Allah melihat kebutuhan manusia yang terpenting adalah keselamatan (kehidupan kekal). Itu sebabnya di ayat 19-23, Paulus menjelaskan alasan dia memberitakan Injil yaitu, “Supaya aku dapat memenangkan sebanyak mungkin orang”. Kalimat ini diulang sebanyak enam kali, ini menjadi penekanan Paulus bahwa menyelamatkan jiwa merupakan tugas yang sangat urgen dan amat penting. Karena semua orang berdosa terancam hukuman kematian kekal di neraka (Rm. 3:23; 6:23; Why. 21:8). Itu sebabnya mereka membutuhkan pengampunan dosa dan jaminan keselamatan yang hanya dapat diperoleh melalui karya penebusan di dalam Kristus (Kis. 4:12; 1Ptr. 2:24). Untuk itulah Paulus yang tergerak oleh kasih Kristus, rela mengorbankan hak-haknya sebagai rasul termasuk tidak menerima upah. Kemudian dia rela merendahkan diri menjadi hamba dari semua orang dan menderita bagi Kristus ketika memberitakan Injil supaya dia dapat memenangkan sebanyak mungkin jiwa-jiwa bagi Tuhan (ay. 19-23). Apakah Anda juga tergerak oleh belas kasihan ketika melihat jiwa-jiwa yang terhilang di sekitar Anda sehingga Anda rela mengorbankan waktu untuk memberitakan Injil kepada mereka?
Ketiga, karena Tuhan akan meminta pertanggungjawaban dari kita. Mengenai hal ini di ayat 24-27, Paulus menggunakan istilah olah raga atletik dan tinju yang berlaku di Korintus untuk melukiskan pertandingan iman. Di dalam gelanggang pertandingan, semua peserta turut berlari, tetapi hanya satu orang yang menang dan memperoleh mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh mahkota yang abadi (ay. 24-25). Itu sebabnya di ayat 26-27 Paulus menegaskan bahwa ia tidak berlari tanpa tujuan dan bukan petinju yang sembarangan memukul, tetapi ia melatih diri dan menguasai seluruh tubuhnya, supaya setelah memberitakan Injil jangan ia sendiri ditolak (NIV. be disqualified for the prize). Kata “ditolak” (disqualified) bukan berarti kehilangan keselamatan sebab keselamatan itu adalah anugerah Allah (Ef. 2:8-9), tetapi kehilangan upah atau mahkota (bdk. 1Kor. 3:13-15; 2Kor. 5:9-10). Oleh sebab itu, kita harus terlibat aktif mengikuti “perlombaan iman” itu.
Hari ini gereja kita memasuki minggu kedua PMPI 45. Firman Tuhan mengingatkan kita bahwa pekerjaan misi dan penginjilan bukan hanya tugas para Pendeta dan Penginjil saja tetapi tugas kita semua yang sudah menerima anugerah keselamatan dalam Kristus. Karena itu, marilah kita secara aktif melibatkan diri dalam misi dan penginjilan dengan mendukung dalam doa, daya dan dana kita. Tuhan Yesus sudah melakukan bagian-Nya, mati menebus kita, sekarang mari kita melakukan bagian kita, mempersembahkan totalitas hidup kita untuk bekerja bagi Tuhan.[SL]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Mengapa Paulus tidak mau menggunakan hak-haknya termasuk menerima tunjangan uang dari jemaat di Korintus?
Penerapan
Langkah konkrit apakah yang akan Anda lakukan untuk berani berkorban bagi Tuhan dalam melakukan pekerjaan misi dan penginjilan?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.