Kingdom business
Kisah Para Rasul 18:1-3, 24-26
Ekspresi Pribadi
Pertanyaan Diskusi: Seringkali yang menjadi alasan orang Kristen tidak melayani Tuhan karena sibuk dalam pekerjaan. Bagi kita, jika kita diminta memilih, manakah yang kita dahulukan antara pelayanan atau pekerjaan? Apakah bisa, kita bekerja dan juga melayani Tuhan?
Explorasi Firman
Priskila dan Akwila adalah sepasang suami istri yang terlibat dalam pelayanan bersama dengan Rasul Paulus. Keterlibatan Priskila dan Akwila bersama Rasul Paulus didasari karena mereka adalah sama-sama tukang kemah (Kis. 18:3). Bahkan Kisah Para Rasul 18:3 menyatakan "mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.". Kebersamaan mereka di dalam pekerjaan menjadikan mereka juga dapat memiliki kebersamaan di dalam pelayanan. Priskila dan Akwila belajar bagaimana melayani di ladang misi seperti Rasul Paulus, walaupun Paulus bekerja, tetap mau memberitakan Injil. Jadi dalam hal ini, pekerjaan sebenarnya tidak menghalangi seseorang untuk melayani Tuhan. Justru, seseorang yang bekerja dapat mendukung pelayanan bahkan ambil bagian di dalam pelayanan misi seperti layaknya Priskila dan Akwila.
Pertanyaan yang kita renungkan adalah mengapa mereka mau terlibat dalam pelayanan misi bersama Rasul Paulus? Ada dua hal yang menjadi dasar mereka melayani Tuhan:
Pertama, perjumpaan dengan Tuhan. Perjumpaan Akwila dan Paulus menjadi awal bagaimana Priskila dan Akwila terlibat pelayanan. Akwila baru datang dari Italia karena terkena pengusiran orang Yahudi dari kota Roma sedangkan Rasul Paulus baru tiba dari Arena. Dalam perjumpaan ini, bukan hanya masalah pekerjaan yang dibicarakan, tetapi juga kebenaran firman Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan tinggalnya Rasul Paulus di rumah mereka. Tentu kalau Rasul Paulus tinggal satu tempat, pasti dia tidak tinggal diam. Dia pasti mengajar dan membimbing orang yang bersama dengan dia ternasuk Priskila dan Akwila. Perjumpaan dengan Rasul Paulus ini juga yang mengubah hidup Priskila dan Akwila. Priskila dan Akwila menjadi sepasang suami istri yang sangat miitan dalam pelayanan. Bahkan Rasul Paulus sendiri menyatakan bahwa mereka adalah rekan kerja dalam Kristus Yesus yang "telah mempertaruhkan nyawanya untuk hidupku" (Rom. 16:3-4). Perjumpaan dengan Tuhan membuat mereka mengerti mengapa Tuhan Yesus turun ke dalam dunia untuk menjadi manusia. Kebenaran ini juga yang ia sampaikan kepada Apolos sehingga Apolos dapat mengenal Jalan Allah (Kis. 18:26).
Seseorang yang mau melayani Tuhan harus mengalami perjumpaan dengan Tuhan sebelum ia melayani Tuhan. Seseorang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan, akan mengalami transformasi hidup sehingga ia rela melayani Tuhan di mana pun dan kapan pun. Pekerjaan tidak menghalangi dia untuk melayani Tuhan. Justru melalui pekerjaan yang ia lakukan dapat berkarya di dalam misi seperti Priskila dan Akwila. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa setiap kita harus mengalami perjumpaan dengan Tuhan, mengalami kelahiran baru sebelum kita melayaniNya. Tanpa pertobatan hidup dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat, menjadikan pelayanan kita hanya sekedar pengisi waktu kosong kita belaka.
Kedua, memiliki hati bermisi. Priskila dan Akwila mau melayani bersama dengan Rasul Paulus di ladang misi karena melihat Rasul Paulus yang memiliki hati bermisi. Mereka dapat belajar dari Rasul Paulus bahwa hidup ini paling penting adalah hidup bagi Kristus. Seperti layaknya Paulus, mereka belajar bahwa pekerjaan tidak menghalangi pelayanan itu sendiri. Bahkan seperti Paulus, mereka juga terlibat aktif dalam pelayanan misi: ikut ke Bait Suci dan belajar bagaimana menjelaskan Jalan Allah, jalan keselamatan yang Kristus nyatakan bagi orang berdosa. Tidak heran, ketika di Efesus, Priskila dan Akwila dapat mengetahui ketika pengajaran Apolos belum lengkap, karena mereka menghadiri ibadah di Bait Suci, mengikuti pola pelayanan misi Rasul Paulus.
Pola yang sama sebenarnya dapat dipraktekkan oleh kita yang bekerja. Apa pun pekerjaan kita dan di mana pun kita berada, maka pekerjaan kita bukanlah menjadi halangan kita bermisi. Bahkan melalui pekerjaan kita, kita memiliki kesempatan yang banyak untuk melakukan pekerjaan misi. Dalam pekerjaan kita, kita lebih sering berjumpa dengan orang yang belum percaya kepada Kristus dibandingkan di gereja atau pun di rumah kita. Mereka yang kita jumpai di tempat kita kerja adalah orang-orang yang sudah kita kenal dan kita jumpai hampir setiap hari. Dalam hal inii, bukankah orang-orang yang bekerja bersama kita adalah ladang misi yang harus kita garap sebagai pekerja-pekerjaNya? Karena itu, pergilah kepada mereka, ajarilah mereka kebenaran yang sejati dan hiduplah menjadi terang dan garam bagi mereka. Dengan demikian, kita dapat memuliakan Tuhan melalui pekerjaan kita.
Aplikasi Kehidupan
PENDALAMAN
- Menurut Saudara, apakah Tuhan memiliki rencana ketika kita ditempatkan dalam pekerjaan kita masing-masing? Apakah kita dapat menangkap apakah sebenarnya rencana Tuhan melalui pekerjaan kita tersebut?
- Apakah selama ini kita sudah memberikan dampak nyata sebagai orang Kristen di tengah pekerjaan kita? Apakah yang menjadi penghalang untuk kita memberitakan Kerajaan Allah kepada orang-orang yang bekerja bersama dengan kita?
PENERAPAN
- Coba kita renungkan bersama strategi apa yang bisa kita lakukan supaya kita bisa menjangkau orang yang bekerja bersama kita.
- Mari kita ambil komitmen untuk mau beritakan Injil kepada orang-orang yang bekerja bersama kita: mendoakan, memperhatikan pergumulan hidup mereka dan membimbing mereka untuk mengenal Tuhan Yesus.
Saling Mendoakan
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain