Lessons For Despaired Life (Pelajaran Bagi Yang Putus Asa)
2 Korintus 1:3-11
EKSPRESI PRIBADI
Seorang ibu Kristen pernah bertanya, Mengapa ya setelah jadi orang Kristen, saya merasa hidup semakin banyak cobaan, kesulitan dan rintangan? Apakah salah ya menjadi orang Kristen? Mungkin ini adalah pertanyaan yang sama dari banyak orang Kristen, tetapi sulit diungkapkan karena merasa tidak enak untuk ditanyakan, tetapi mereka tahu ada sesuatu yang menyakitkan dalam hidup mereka, yang sulit dikatakan, tetapi mendera hati mereka dalam kesusahan.
Tentu saja, menjadi orang Kristen tidak pernah salah. Karena Allah yang memilih, memanggil dan melahirbarukan seseorang untuk mewarisi keselamatan kekal dan mulia. Tetapi memang perlu disadari bahwa kita masih hidup di dunia, yang Alkitab katakan telah dicemari oleh dosa dalam segala aspeknya. Paulus menggambarkan hidup Kristen seperti ini: sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin (Rm. 8:22).
Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan hadir sebagai akibat kejatuhan manusia dalam dosa. Selama manusia hidup di dunia yang berdosa ini, penderitaan adalah bagian langkahnya. Hanya nanti di sorga, orang Kristen tidak akan lagi menderita. Seraya dengan itu, Alkitab juga menekankan bahwa setelah mengenal Tuhan, maka sukacita dalam Kristus itu dijamin. Meski seorang Kristen didera penderitaan, ia dapat bersukacita dalam Kristus yang menjamin sukacita kekal tersebut (bnd. Fil. 4:7). Bagi John Calvin, salah satu aspek dalam hidup ibadah kekristenan adalah feast (pesta) yaitu hidup bersukacita dan merayakan Kristus. Penderitaan orang Kristen, seberat apapun, tidak akan meniadakan sukacita dalam hidup Kristen. Jadi, orang Kristen harus seimbang dalam memahami penderitaan dalam hidup ini tanpa menghilangkan aspek sukacita Kristen.
EKSPLORASI FIRMAN
Sejak manusia jatuh dalam dosa, penderitaan adalah bagian di dalam hidupnya. Allah telah menetapkan beberapa penderitaan sebagai akibat dosa manusia (Kej. 3:16-19). Ordo (Allah manusia alam) yang rusak, dan relasi (Allah manusia alam) yang kacau juga menghadirkan kehancuran yang berujung penderitaan. Manusia harus hidup dengan semua kerusakan yang ada, total depravity dalam segala aspek hidup, serta potensi penderitaan dan kesia-siaan, sebagaimana yang diungkapkan oleh kitab Pengkhotbah.
Orang Kristen pun tidak lepas dari penderitaan. Nabi, rasul bahkan Tuhan Yesus sendiri menderita. Tetapi penderitaan Kristen itu berbeda. Kini, Allah telah menebus penderitaan tersebut sebagai alat yang dapat memuliakan namaNya dan menghadirkan berkat bagi sesema. Paulus menggunakan istilah mendapat bagian dalam sengsara Kristus untuk menyatakan bahwa ada penderitaan karena setia mengikut dan melayaniNya. Penderitaan Kristen mempunyai makna yang berbeda dalam kacamata Kerajaan Allah, selama penderitaan itu tidak disebabkan oleh dosa dan kebodohan diri sendiri. Ada penderitaan karena kebenaran sebagaimana yang diajarkan Kristus, Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat (Mat. 5:11).
Dalam bagian 2 Kor. 1:3-11 ini, Paulus berbicara tentang penderitaan Kristen dan penghiburan dari Allah. Penderitaan itu Allah izinkan dalam hidup orang Kristen dengan tujuan. Allah bekerja di dalam dan melalui penderitaan orang Kristen. Ia sendiri menenun untuk sebuah karya di depan, melibatkan orang Kristen sebagai warna-warna tertentu dalam keindahan karya tersebut. Allah bekerja melalui penderitaan Yusuf dengan tujuan. Allah juga bekerja melalui penderitaan Daud, Yeremia, Paulus, Petrus dan semua umatNya dengan tujuan, hingga hari ini. Kita akan belajar bersama apa yang Paulus ajarkan tentang makna penderitaan orang Kristen dan penghiburannya dalam perspektif Kerajaan Allah melalui nas ini:
Penderitaan Kristen mendatangkan penghiburan ilahi (3-4)
Di dalam perspektif Kerajaan Allah, ada value lain dari penderitaan Kristen, yaitu penderitaan yang merupakan bagian kebenaran Kerajaan Allah. Sebagaimana Kristus menderita, Paulus pun mengalami berbagai penderitaan sebagai pelayan Kristus. Dan penderitaan Paulus itu berat (2Kor. 11:23-28). Oleh karena itu, seorang dengan pengalaman penderitaan sebagai pelayan Kristus, Paulus tahu makna penderitaan Kristen. Ia hendak membagikan ini kepada jemaat Korintus agar mendapat penghiburan dari Allah, sebagaimana dirinya dihibur oleh Allah.
Bagi Paulus, penderitaan itu menghadirkan penghiburan dalam Kristus. Pertama-tama, penghiburan ini berasal dari Allah sumber penghiburan, God of comfort (2Kor. 1:3). Allah adalah penghiburan orang Kristen yang ultimat. Hari ini, banyak orang mencari hiburan di luar Kristus dan melupakan bahwa satu-satunya sumber penghiburan adalah Allah secara ultimat, serta mencari penghiburan lain yang sementara dan dangkal. Dalam segala penderitaannnya, Paulus merasakan penghiburan dari Allah, dan Paulus kemudian melanjutkan bahwa dengan itu, Allah sedang memberi kesanggupan baginya untuk menjadi penghibur bagi sesama Kristen (ay. 4). Segala hal yang sulit (hingga penderitaan yang berat), penolakan, kegagalan, air mata keterpurukan dan sebagainya, adalah alat di tangan Allah untuk membangun resource demi memberkati orang lain di depan, melalui kita. Allah sedang mengerjakan kesanggupan/ability dalam diri kita, melalui semua penderitaan itu, untuk menghibur orang lain kelak. Kisah kehancuran dan kegagalan kita tidak pernah tanpa tujuan. Penderitaan Kristen itu sangat berarti bagi Allah untuk memberkati sesama di kala Anda telah bangkit merasakan penghiburan dan kekuatan dari Allah. Allah akan memakai semuanya pada waktunya.
Penghiburan itu efektif (5-9)
Paulus kemudian membagikan prinsip bahwa penghiburan dari Allah itu terjamin dalam Kristus (berlimpah-limpah ay. 5). Allah tidak pernah salah menghitung untuk menghibur orang Kristen yang sedang menderita, seberapapun ringan atau beratnya. Ia tahu segala penghiburan yang paling tepat dan efektif (KJV) dalam hidup orang Kristen yang bergumul berat, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Penderitaan Kristen menghadirkan penghiburan, dan penghiburan menghadirkan kekuatan untuk sabar menderita (ay. 6). Paulus tidak berkata untuk lepas dari penderitaan, tapi sabar menderita kesengsaraan. Artinya ada sesuatu yang sedang Allah kerjakan melalui penderitaan itu, yaitu karya penghiburan.
Konteks jemaat Korintus yang sedang dalam masa sulit tapi masih hendak berbagian dalam pelayanan menghadirkan kekuatan dan kuasa Allah atas hidup mereka, untuk menghibur mereka. Paulus juga menekankan bahwa apa yang mereka kerjakan sebagai bagian dalam sengsara kami, juga akan menghasilkan berkat penghiburan dari Allah bagi mereka (ay. 7). Meski jemaat Korintus menderita, tetapi mereka tidak sendirian, Paulus pun merasakan yang sama. Ia menggambarkan penderitaannya tidak dengan panjang lebar, tetapi hal ini terlukiskan singkat dan kuat dari perkataannya: Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati (ay. 8-9). Sebuah gambaran jelas bahwa penderitaan Paulus itu dahsyat, hingga ke titik pergumulan mati.
Tidak selesai sampai di sini, Paulus optimis menatap ke depan dan tahu bahwa kemuliaan Allah akan dinyatakan, cepat atau lambat waktunya. Allah akan bertindak. Dan kekuatan dan penghiburan dari Allah berlimpah-limpah disediakan bagi Paulus dan semua orang Kristen yang menderita, karena kualitas penderitaan hingga titik kematian itu menjamin penghiburan besar pula di titik kehidupan yang terindah dalam pengharapan iman (ay. 10). Semua penghiburan Allah itu efektif.
Pengharapan pasti dalam penderitaan (10-11)
Inilah pengharapan Paulus di tengah penderitaan sebagai pelayan Kristus. Ia berkata, Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepadaNya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi” (ay. 10). Paulus sadar bahwa apapun yang terjadi, ia tetap dapat berharap dan meletakkan imannya kepada Kristus. Itu adalah sauh yang teguh. Di dalam putus asanya, ia melihat pada Kristus. Di titik kematian yang begitu ngeri pun, Paulus tetap berharap.
Sebagai orang Kristen, kita belajar bahwa apapun yang diizinkan Allah terjadi dalam hidup ini, biarlah pengharapan itu tetap ada di sana. Jangan putus harap karena pengharapan Kristen itu bukanlah sesuatu yang hampa dan tidak pasti. Pengharapan membuktikan adanya iman. Iman yang kuat dapat diketahui dari pengharapan kepada Allah di kala ada di titik terendah. Jika nama Kristus selalu muncul dan menjadi pengharapan iman dalam keputusasaan, maka itulah iman kita. Iman yang mengalami tekanan penderitaan dan putus asa akan membuktikan kesejatian dirinya lewat pengharapan kepada Kristus.
Inilah lesson for despaired life dari rasul Paulus. Sebuah pesan kuat bagi mereka yang lelah dan mulai putus asa. Belajarlah dari Paulus yang berjalan bersama penderitaan dan menang. Ia tetap bersukacita dan memiliki damai dalam Kristus meski ia menderita. Hal ini karena nama Kristus menjadi kekuatan Paulus. Sebagaimana sebuah pujian indah: Ingat akan nama Yesus, kamu yang menanggung berat. Nama itu beri kekuatan bagi orang yang penat. Indahlah namaNya, penghiburan yang teguh.
Kiranya Tuhan sendiri menjadi sumber penghiburan kita di dalam segala pergumulan yang dipercayakan. John Henry Jowett pernah berkata, Tuhan tidak menghibur kita untuk sekedar membuat kita terhibur, tetapi untuk memampukan kita menghibur orang lain..[RP]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Seturut nas ini, bagaimanakah bentuk penghiburan Allah yang efektif itu? Apakah yang menjadi kesulitan orang Kristen untuk merasakan penghiburan yang berlimpah dalam Kristus?
Penerapan
Bagaimanakah Allah memakai Anda sebagai penghibur bagi sesama? Berikanlah contoh-contoh berdasarkan pengalaman yang pernah Anda lakukan!
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.