Pure promises
Mazmur 12:1-9
EKSPRESI PRIBADI
Sebuah pepatah mengatakan, "Janji adalah hutang." Artinya, ketika kita membuat janji dengan seseorang maka sedapat mungkin janji itu harus kita tepati. Karena jika kita sering mengingkari janji, maka orang lain tidak akan percaya kita lagi. Pernahkan Anda kecewa dan marah kepada seseorang entah itu rekan kerja, pimpinan, teman dekat atau pun anggota keluarga karena tidak menepati janjinya? Namun berbeda dengan Tuhan, sekali Dia berjanji pasti ditepati-Nya. Karena janji Tuhan adalah janji yang murni, seperti perak yang dimurnikan tujuh kali di dalam dapur peleburan (ayat 7). Tetapi kenyataannya, seringkali keadaan atau situasi disekitar mempengaruhi sikap dan reaksi kita terhadap janji Tuhan. Ketika situasi menjadi semakin buruk, kita menjadi bimbang dan ragu akan kepastian janji Tuhan. Apalagi ketika kita melihat justru mereka yang berlaku jahat dan tidak hidup di dalam Tuhan sepertinya lebih lancar, lebih sukses dan mendapatkan apa yang mereka inginkan dibandingkan dengan kita. Daud pun pernah mengalami situasi demikian, dimana orang-orang jahat semakin bertambah sedangkan orang baik dan saleh makin berkurang bahkan dilenyapkan. Apa reaksi Daud ketika menghadapi situasi demikian?
EKSPLORASI FIRMAN
Tema Mazmur 12 adalah kata-kata manusia versus firman Tuhan. Mazmur ini ditulis oleh Daud pada masa pemerintahan raja Saul. Pada waktu itu telah terjadi kemerosotan kejujuran dan kesalehan atau moral dan spiritual baik di kalangan istana maupun di seluruh Israel. Mazmur 12:1-9 ini memperlihatkan keadaan umat Israel pada waktu itu, di mana kejahatan makin bertambah, terdapat kebohongan, kesombongan, rayuan-rayuan dan penganiayaan terhadap orang-orang yang lemah. Kegiatan orang-orang jahat tersebut sangat dirasakan Daud dan orang-orang beriman yang berserah kepada Allah dan kebenaran-Nya, akibatnya banyak orang yang merasa diperlakukan tidak adil dan teraniaya. Di segala zaman, umat Allah selalu mengalami penganiayaan, tetapi pada hari-hari terakhir zaman ini keadaan kejahatan tersebut semakin sering terjadi (1 Tim. 4:1). Apa respons Pemazmur ketika melihat realitas kejahatan yang semakin bertambah pada waktu itu?
Pertama, Daud berdoa meminta pertolongan Tuhan (ay. 1-2). "Tolonglah kiranya, Tuhan." Ini adalah seruan doa orang percaya yang amat sedih ketika melihat makin bertambahnya kejahatan berupa dusta, kecurangan dan penindasan terjadi di tengah masyarakat Israel. Alasan ia berdoa karena, "orang saleh telah habis, telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia". Habisnya orang saleh dan lenyapnya orang setia ini bisa jadi karena kematian, atau pergi dari masyarakat atau tidak lagi hidup saleh. Kemungkinan besar karena mereka meninggalkan kesalehan dan kesetiaanya kepada Allah. Namun apa pun alasannya, Allah tidak tuli terhadap tangisan anak-anak-Nya. Ia pun tidak buta terhadap kejahatan yang dilakukan terhadap umat-Nya dan Tuhan sekali lagi akan mengulurkan tangan-Nya yang kuat untuk menyelamatkan semua orang yang percaya pada nama-Nya. Alasan berikutnya ia berdoa karena "Mereka berkata dusta yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang… yang bercakap besar" (ay. 3-4). Kata "dusta" (KJV. vanity) berarti kesombongan; sedangkan (NIV. lie) berarti kebohongan. Hal ini menunjukan bahwa umat Israel tidak lagi menghormati Tuhan dengan sikap hidup mereka yang sombong. Alasan terakhir Pemazmur berdoa, "karena penindasan terhadap orang-orang yang lemah, oleh karena keluhan orang-orang miskin,…" (ay. 6a). Ketika kita menyaksikan berbagai kejahatan, ketidakadilan dan penindasan terjadi di keluarga, tempat kerja, masyarakat dan di negara kita, apakah kita ikut prihatin dan selalu mendoakannya? Kita mempunyai Allah yang dapat menjadi tumpuan dan sandaran kita. Mari, datanglah kepada-Nya karena Dia hanya sejauh doa (Mat. 11:28).
Kedua, Daud percaya sepenuhnya kepada janji-janji Tuhan (ayat 6-9). Daud menaikkan doanya dengan iman yang teguh bahwa Tuhan pasti mendengar dan menjawab doanya. Karena ia mengenal siapa Allah yang dilayaninya. Ia adalah Allah yang setia, adil dan benar. Ini adalah pernyataan iman Pemazmur, "Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan tanah" (ay. 7). Angka "tujuh" melambangkan kesempurnaan sebuah janji Tuhan. Bahkan kata "murni" (NIV. "flawless"), artinya sempurna, mulus dan tanpa cacat. Ketika Tuhan berjanji, Ia pasti akan menepati apa yang dijanjikan-Nya. Karena janji Tuhan tidak keluar dari kebohongan, sama seperti yang dilakukan orang fasik yang merayu dengan kata-kata manis namun semuanya adalah kebohongan belaka. Pernyataan iman selanjutnya, "Engkau, Tuhan yang akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini" (ay. 8). Daud tidak hanya memercayai janji Tuhan pasti digenapi, tetapi ia juga percaya bahwa hanya Tuhan satu-satunya sumber kekuatan, pertolongan dan keselamatannya. Akhirnya, doa Pemazmur pun dijawab Tuhan (ay. 6). Kekuatan murka Allah terhadap ketidakbenaran dan pemberontakan manusia suatu hari pasti akan dinyatakan. Ketika para penindas berada di puncak kesombongan, ketika kaum tertindas berada dalam kesusahan dan kesengsaraan dan ketika mereka berseru kepada Tuhan, maka tibalah waktunya bagi Tuhan untuk menyatakan keadilan dan penghukuman-Nya. Jadi, marilah kita meyakini bahwa betapa pun buruknya hal-hal yang terjadi sekarang ini, Allah akan memelihara dan melindungi kita dan pasti akan menepati janji-janji-Nya (Rm. 4:21; Bil. 23:19). Marilah kita berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan dan percaya penuh kepada-Nya (Mzm. 37:5). [SL]
APLIKASI KEHIDUPAN
(PROFIL MURID : KRISTUS, KARAKTER, KOMUNITAS, KELUARGA & KESAKSIAN)
Pendalaman
Ketika Anda menyaksikan berbagai kejahatan, kebohongan, ketidakadilan dan penindasan terjadi di tengah masyarakat pada zaman sekarang, apa respons Anda ?
Penerapan
Pernahkan Anda meragukan janji Tuhan? Langkah konkrit apakah yang Anda akan lakukan untuk sungguh-sungguh mempercayai Tuhan dan janji-janji-Nya?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.