Reaching Out (Menjangkau)
Lukas 10:25-37
EKSPRESI PRIBADI
Saya pernah mengalami peristiwa tersebut lebih dari satu kali. Namun ada satu peristiwa paling berkesan dalam hidup saya. Suatu malam saat saya mengendarai motor, rantai motor saya lepas. Posisi saya di jalan yang ramai namun tidak ada satupun tanda-tanda adanya bengkel di sekitar sana. Saya pun tidak terlalu familiar dengan daerah tersebut. Namun tiba-tiba ada seorang pengemudi ojek online menghampiri saya dan menawarkan bantuan. Maka ia membantu mendorong motor saya hingga tiba di bengkel terdekat, setibanya disana saya ingin berterima kasih kepada pengemudi tersebut, namun beliau menolak dan meninggalkan saya begitu saja. Dalam hati saya berkata “Luar biasa, ternyata masih ada orang sebaik ini di Jakarta!”
Pernahkah Anda mengalami kesulitan dan tiba-tiba mendapatkan bantuan dari orang tidak dikenal? Bagikan kisah Anda dalam kelompok!
EKSPLORASI FIRMAN
Kisah ini diawali dengan niat seorang ahli Taurat menguji kedalaman pengetahuan Yesus akan firman Tuhan. Pertanyaannya sederhana, apa yang perlu dilakukan untuk memperoleh hidup kekal? Yesus menjawabnya dengan bertanya kembali, apa yang tertulis dalam Taurat? Sang ahli Taurat yang tentu saja hafal betul isi Taurat dapat dengan segera menjawab kasihi Allah dan kasihi sesama. Tuhan kemudian menyetujui hal itu, dan menyuruh sang ahli Taurat mengerjakannya.
Namun sang ahli Taurat belum puas menguji Yesus, maka ia kembali mengajukan pertanyaan, siapa yang dimaksud sesama manusia? Untuk menjawab pertanyaan ini Tuhan memberikan kisah orang yang dirampok dan dianiaya hingga hampir mati. Jalanan tempat kejadian perkara ternyata cukup jarang dilalui. Beruntung ada imam melintas disana, namun sang imam malah menjauh. Kemudian melintas seorang Lewi, namun sang Lewi juga menjauh dan mengabaikannya. Lalu melintas seorang Samaria. Ia langsung menolongnya, mengobati lukanya, membawanya ke penginapan, dan membayarkan biaya pengobatannya. Setelah bercerita Tuhan meminta sang ahli Taurat mengidentifikasi siapa sesama manusia dari orang ini, dan jawabnya ialah sang Samaria.
Banyak penafsir Alkitab melihat tokoh orang Samaria ini sebagai sebuah kejutan dalam kisah ini. Manakala orang-orang terkemuka, dipandang tinggi baik dalam strata sosial masyarakat maupun dalam strata religius orang Yahudi zaman itu seperti imam dan orang Lewi yang seharusnya mengerti Taurat, hidup dekat dengan Tuhan, menjadi pelayan Tuhan, bahkan menjadi mediator antara umat dan Allah, mereka yang justeru sengaja menjauhi dan tidak menolong orang tersebut. Sebuah ironi yang besar, mereka yang nampaknya dekat Tuhan dan hidupnya seharusnya beriringan dengan firman malah tidak menjadi pelaku firman, apapun alasannya sekalipun karena takut menajiskan diri karena harus melayani, dst. Di sisi yang lain seorang Samaria yang dipertanyakan identitasnya sebagai sesama orang Israel, dipandang sebelah mata bahkan hina, ia malah yang membantu dan menyelamatkan orang ini.
Point dari kisah ini sederhana siapa sesama kita manusia tidak ditentukan oleh suku, ras, agama, status sosial, dll. Yang menentukannya ialah sikap dan respons kita terhadap orang lain, terutama saat mereka membutuhkan pertolongan. Jawaban dari Tuhan justru menegur bukan hanya sang ahli Taurat melainkan juga setiap kita yang bertanya siapa sesamaku manusia? Dengan lembut Tuhan memberikan kepada kita cermin untuk berkaca, dari pada bertanya siapa sesamaku manusia lebih baik bertanya sudahkah saya menjadi sesama manusia bagi orang-orang yang ada disekitar saya? Sudahkah keberadaan saya menyatakan kasih Allah, terutama kepada mereka yang membutuhkan pertolongan? (DK)
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Siapa yang dimaksud Yesus dengan “sesama manusia”?
Penerapan
Apa tekad yang akan Anda ambil sehingga Anda menjadi sesama bagi orang-orang di sekitar Anda?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.