Bagikan artikel ini :

Step By Step (Selangkah Demi Selangkah)

Matius 20:1-16

EKSPRESI PRIBADI

Dalam sebuah sesi tanya jawab dengan John C. Maxwell, guru kepemimpinan nomor satu dunia, seseorang bertanya, “Apa yang menjadi tantangan terbesar anda sebagai seorang pemimpin?” Maxwell memberi jawaban yang mengagetkan dan tidak terduga oleh banyak peserta konferensi tersebut. “Memimpin diri sendiri,” jawabnya. “Itulah tantangan terbesar sebagai seorang pemimpin.”

Setujukah Anda dengan apa yang Maxwell katakan?

Banyak orang berasumsi bahwa tokoh-tokoh hebat dunia adalah orang yang memiliki semua kualitas terbaik sehingga mendapatkan reputasi mereka. Namun, setiap pemimpin hanyalah manusia biasa. Jika kita memperhatikan tokoh-tokoh hebat sepanjang sejarah, setiap pribadi memiliki tantangan untuk memimpin dirinya sendiri.

EKSPLORASI FIRMAN

Dalam Matius 20:1-16, Yesus mengajar dalam perumpamaan tentang relasi seorang tuan tanah dengan pekerjanya. Perumpamaan ini sesungguhnya bukan sesuatu yang random Yesus ajarkan, tetapi berkaitan erat dengan apa yang terjadi sebelumnya.

Di pasal 19, Yesus menjelaskan sulitnya seorang kaya masuk dalam kerajaan surga. Mengapa? Karena orang kaya cenderung mudah terikat pada harta di dunia. Orang kaya itu tidak rela meninggalkan semua untuk mengikut Tuhan—bahkan untuk mendapat hidup kekal. Yesus berkata, “Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah.” (ay. 23-24). Lalu, Petrus bertanya, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” (Mat. 19:27)

Untuk menjawab pertanyaan ini, Yesus menjawab tentang upah mengikut Yesus. Pada ay. 28-29, Yesus menjelaskan bahwa orang percaya akan beroleh kemuliaan dan kehidupan kekal di surga. Namun, Ia juga memperingatkan bahwa upah yang Tuhan beri tidak sama dengan standar manusia (ay. 30). Dan untuk menjelaskan hal ini, Tuhan mengajarkan dalam perumpamaan seorang pemilik kebun anggur dan pekerjanya (20:1-16).

Dikisahkan seorang tuan rumah yang pagi-pagi mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Ia menemukan pekerja dan sepakat soal upah sedinar sehari. Para pekerja akan bekerja selama duabelas jam dari pukul enam pagi. Itu adalah apa yang umum pada masa itu. Namun, pemilik tidak berhenti mencari pekerja untuk kebun anggurnya. Demikianlah jam sembilan pagi, jam dua belas tengah hari, jam tiga, jam lima sore, Ia terus mendapat pekerja. Ia seakan kaget menemukan masih ada yang menganggur padahal ada banyak pekerjaan. Jika memperhatikan ayat pertama, kita bisa melihat bahwa Ia tidak memilih-milih. Ia tidak bisa melihat seorang pun menganggur.

“Masalah” datang ketika ia membayar semua pekerja dengan upah satu dinar tidak peduli jam berapa pun mereka mulai bekerja. Para pekerja yang bekerja sejak pagi-pagi benar bersungut-sungut karena merasa tidak diperlakukan adil, namun pemilik kebun berkata bahwa ia tidak berlaku tidak adil. Tidak ada janji yang tidak ditepati. Ia memberikan apa yang ia pandang baik. Ia menegur mereka yang iri hati karena kemurahan hatinya.

Perumpamaan ini menegaskan pernyataan Tuhan bahwa yang terakhir akan menjadi yang pertama dan yang pertama akan menjadi yang terakhir (20:16). Ini juga memiliki pesan khusus bagi Petrus, yang berkata “telah meninggalkan semuanya” (Mat. 19:27). Mungkin ada nada sombong yang Tuhan temukan darinya. Sebagaimana orang muda yang kaya puas dengan hartanya, Petrus hampir seakan puas diri secara spiritual. “Saya lebih baik dari orang kaya tersebut, aku telah meninggalkan semuanya untuk Tuhan.” Namun, Yesus mengingatkan Petrus bahwa ini bukan soal seberapa banyak yang telah ia tinggalkan, seberapa banyak ia berkorban, tetapi semua adalah anugerah Tuhan semata.

Dari perumpamaan ini, kita belajar bahwa kita semua dipanggil untuk bekerja-melayani Tuhan. Tuhan tidak ingin melihat seorang pun menganggur. Pada akhirnya, semua akan menerima upah dengan standar surga. Sedari awal tahun kita percaya bahwa Tuhan membuka musim baru dalam kehidupan kita. Tuhan membuka kesempatan yang baru bagi kita membangun kehidupan baru. Pastikan kita sudah melangkah, sudah berbuat sesuatu dan bekerja bagi Tuhan. Jangan mencari alasan. Jangan pernah menunda.[WOW]

APLIKASI KEHIDUPAN

Pendalaman

Tahun ini, apakah ada sesuatu yang ingin Anda lakukan untuk Tuhan tetapi masih belum Anda kerjakan? Mengapa?

Penerapan

Bagaimana Anda berencana untuk memimpin diri Anda sendiri untuk terlibat dalam pekerjaan Tuhan? Sharingkan.

SALING MENDOAKAN

Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.