The Confession (Pengakuan)
Matius 16:13-20
EKSPRESI PRIBADI
Yesus adalah figur penuh kuasa yang ingin dimiliki oleh orang banyak, namun banyak orang berani menggambarkan diri-Nya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Sehingga pertanyaan penting Tuhan Yesus “Menurut kamu siapakah Aku”, dalam budaya kita orang sering menggantinya menjadi “Menurut kamu Aku harus menjadi siapa?” (Robert M Bowman Jr. & J.Ed Komoszewski. Menempatkan Yesus di takhta-Nya). Bagaimana dengan Anda? Apakah selama ini Anda mengidentifikasi Yesus sesuai selera atau sesuai dengan firman Tuhan? Sharingkanlah dalam CG Anda!
EKSPLORASI FIRMAN
Tuhan Yesus memulai dengan menanyakan kepada murid-murid pendapat orang-orang tentang siapa diri-Nya, mereka adalah orang-orang yang pastinya tidak sedekat Yesus dibandingkan para murid-murid. Orang-orang banyak mengidentifikasikan Yesus sebagai “Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia atau salah satu dari para nabi” sekalipun itu adalah nama-nama besar dalam sejarah bangsa Israel, tetapi pengakuan itu sangat jauh sekali dengan yang benar tentang siapa Tuhan Yesus yang sesungguhnya. Banyak orang tahu siapa Tuhan Yesus tetapi tidak mengenal-Nya dengan benar.
Pertanyaan Tuhan Yesus tidak berhenti di sana, pertanyaan-Nya mengarah pada pribadi murid-murid secara personal “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Jawaban yang sangat berbeda dari kebanyakan orang, keluar dari mulut Petrus “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Pengakuan Petrus ini adalah pengakuan yang tepat akan siapa Yesus. Yesus berbeda dari semua nama-nama yang disebutkan orang-orang tentang siapa Yesus, Dia bukan manusia biasa, Dia adalah Anak Allah, Dia yang menyelamatkan manusia. Pengakuan bahwa Yesus hanya sebatas orang yang baik, guru yang berhikmat, orang saleh, sama sekali berbeda dengan identitas Yesus yang sebenarnya. Pengakuan kita akan siapa Yesus janganlah berdasarkan selera kita, tetapi siapa Dia sebenarnya berdasarkan firman Tuhan. Pengakuan Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup, bukan sekadar pengakuan biasa, karena pengakuan ini:
- Pengakuan yang dinyatakan dari sorga
Tuhan Yesus mengatakan kepada Petrus “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat.16:17). Pengakuan Petrus bukanlah pengakuan karena pemikiran seorang manusia semata, pengakuan itu dinyatakan oleh Bapa di Surga. Sumbernya adalah Bapa di Surga, bukan pribadi Petrus sendiri. Kata ‘dinyatakan’ sama dengan ‘diungkapkan’ atau ‘dicelikkan.’ Dengan demikian, tanpa dinyatakan oleh
Bapa di Surga tidak mungkin Petrus bisa mengakui Yesus seperti itu. Tanpa dinyatakan oleh Bapa di surga, mustahil seseorang bisa mengakui Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Ini merupakan sesuatu yang berada di luar jangkauan kapasitas manusia. Pengakuan yang dinyatakan oleh Bapa ini adalah pengakuan surgawi dalam kasih karunia.
Tuhan Yesus mengatakan kepada Petrus orang yang berbahagia (yang biasa dalam terjemahan bahasa Inggris dikatakan ‘diberkati’). Berbahagia karena dia mendapatkan kasih karunia Tuhan untuk bisa mengenal Tuhan Yesus. Pada saat itu, Petrus dan para murid sebetulnya belum sampai pada pengenalan yang utuh tentang ke’Mesias’an Tuhan Yesus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia dan bangkit mengalahkan maut, mereka bahkan belum melihat semuanya itu. Tetapi bisa mengakui Yesus sebagai Mesias adalah kebahagiaan, karena bisa mendapat kasih karunia untuk mengenal dengan benar siapa Tuhan Yesus yang dipercayai.
- Pengakuan yang menjadi fondasi gereja
Tuhan Yesus mengatakan betapa vitalnya pengakuan ini “Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Mat. 16:18) Ini ada semacam permainan kata, nama Petrus secara harfiah berarti ‘batu kecil’. Kemudian kata ‘batu karang’ itu berarti batu yang besar, yang kokoh, yang dapat diartikan batu karang atau batu yang besar/kokoh itu adalah pengakuan Petrus akan siapa Yesus. Jadi fondasi jemaat/orang percaya/gereja mengacu pada pengakuan bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Rasul Paulus juga menegaskan dalam 1 Kor.3:11 “Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.” Tanpa Tuhan Yesus, kekristenan itu tidak akan ada. Kita pun sebagai orang percaya fondasi utamanya bukan pelbagai aktivitas pelayanan, bukan karena berasal dari keluarga Kristen, tetapi pengakuan pribadi yang benar akan Tuhan Yesus. Pengakuan akan Tuhan Yesus itu bukan sekadar kata-kata, tetapi itu adalah iman di dalam Dia.[RR]
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Menurut Anda secara pribadi, siapakah Tuhan Yesus itu? Apa alasan dibalik jawaban Anda?
Penerapan
Kehidupan seperti apa yang harus diekspresikan yang sepadan dengan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.