The Lost (Yang Terhilang)
Lukas 15:8-10
BAHAN CARE GROUP
David Platt di dalam bukunya Something Needs to Change, dia menuliskan di bagian pendahuluan suatu pengalaman yang tidak biasa darinya. Dia saat itu sedang ada di sebuah wisma, di kaki gunung Himalaya. Karena dia baru beberapa waktu sebelumnya mendaki gunung itu. Namun ketika di wisma itu, dia sendirian, tersungkur dan menangis sejadi-jadinya. Kenapa? Karena dia terpikir akan orang-orang lain yang dia temui di minggu sebelumnya, karena mereka hilang. Dia terpikir bagaimana nasib orang-orang itu, ada laki-laki, perempuan, anak-anak kecil, pasti kesulitan akan air, makanan, kedinginan, anggota keluarga, dan kehilangan harapan. Betapa kasihannya bukan ketika ada orang yang terhilang di pegunungan yang tidak tahu jalan keluar.
Sewaktu membaca kisah ini, betapa kasihannya orang-orang yang terhilang tanpa Kristus, orang-orang yang pada akhirnya akan hidup dalam penderitaan yang kekal tanpa jalan kembali, tidak ada sukacita sama sekali, hanya ada tangisan dan dukacita, terpisah dari Allah selamanya. David Platt mengatakan betapa kita harus bersedih ketika “banyak orang lahir di neraka duniawi ini hanya untuk pindah ke neraka yang kekal”
EKSPLORASI FIRMAN
Ketika Tuhan Yesus makan bersama-sama para pemungut cukai dan pendosa lainnya (Luk.15:1), orang-orang Farisi dan ahli Taurat sangat terganggu, maka mereka bersungut-sungut “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” (Luk.15:2). Mereka tidak suka, kenapa orang yang seharusnya dijauhi karena dosa-dosa mereka, malah Tuhan Yesus yang dipandang sebagai seorang guru, malah menerima orang-orang seperti itu. Pemungut cukai dicap begitu berdosanya, karena mereka adalah orang-orang yang rela menjual bangsanya, demi keuntungan diri, penuh kelicikan. Mereka bisa dengan mudah menyita barang, dengan melontarkan tuduhan palsu, mengancam, menentukan nilai barang orang lain semaunya. Mereka ini hidup sesuka mereka, memperlakukan orang lain sesuka mereka juga. Mungkin kita bisa jadi setuju dengan orang Farisi dan ahli Taurat, bahwa orang-orang seperti ini seharusnya bukan didekati, tetapi justru harus dihindari, dikucilkan, dengan harapan mendapat balasan setimpal atas perbuatan mereka.
Pandangan dan perlakuan Tuhan Yesus itu berbeda, Tuhan Yesus mendekati mereka, makan bersama mereka. Malah dicatat para “pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia” Artinya itu bukan pertama kalinya, artinya lagi Tuhan Yesus memang tidak menolak dan menjauhi mereka. Mengapa Tuhan Yesus melakukan itu? Tuhan Yesus menjelaskannya dengan 3 perumpamaan, salah satunya adalah dirham yang hilang. Apa yang Tuhan Yesus maksudkan tentang perumpamaan akan hal ini?
Pertama, melihat jiwa yang tanpa Kristus adalah jiwa yang terhilang. Tuhan Yesus menunjukkan dari perumpamaan ini, sekalipun yang hilang itu hanya satu dirham, tetapi tetap akan dicari. Di dalam perumpamaan tentang domba yang hilang pun demikian, satu domba itu akan tetap dicari. Saat satu dirham itu tidak pernah dicari, maka dirham itu akan tetap terhilang. Begitu juga dengan orang-orang yang tanpa Kristus, adalah orang-orang yang terhilang, ini masalah yang sangat serius. Sebenarnya bukan hanya pemungut cukai saja orang-orang terhilang, orang Farisi dan ahli Taurat juga orang terhilang, tetapi mereka tidak menyadarinya, malah melihat diri mereka adalah orang yang benar. Jika kita sudah mengalami dan memahami sebagai orang yang tadinya terhilang kemudian ditemukan Kristus, maka kita pun akan melihat orang tanpa Kristus adalah jiwa yang terhilang.
Kedua, setiap jiwa yang terhilang harus dicari. Tidak cukup hanya memahami bahwa jiwa tanpa Kristus adalah jiwa yang terhilang, tetapi harus dicari. Perempuan yang kehilangan satu dirhamnya, menyadari ada 1 dirham yang hilang, lalu dia bergerak untuk mencarinya. Bukan sembarangan mencari, tetapi dia mencarinya dengan sungguh-sungguh “menyalakan pelita, menyapu rumah, mencarinya dengan cermat”. Bukankah itu juga yang Yesus lakukan? Yesus mencari jiwa itu dengan datang ke dalam dunia, Dia sungguh-sungguh mencari mereka, Allah yang Maha Kudus itu datang, makan bersama para pendosa, bahkan mengorbankan diri-Nya, supaya menyelamatkan orang yang terhilang. Yesus mencari dengan sungguh, sampai mendapatkan-Nya. Ini juga panggilan untuk kita, supaya kita ‘mencari’ mereka yang terhilang, mungkin itu orang-orang yang ada sehari-hari di dekat kita, tidak jemu-jemu berdoa untuk mereka, memberitakan Injil kepada mereka, jangan abaikan mereka.
Ketiga, jiwa yang diselamatkan menghasilkan sukacita sorgawi. Perempuan itu ketika menemukan dirhamnya, dia sangat bersukacita, dia memanggil tetangga-tetangganya untuk merayakannya bersama. Satu yang terhilang, ketika ditemukan, menjadi sukacita yang besar. Itu juga yang Yesus katakan “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat” Ini begitu indah, Tuhan Yesus mengatakan satu orang berdosa yang bertobat, bukan 10 atau 100, hanya 1. Maka setiap orang yang diselamatkan adalah hal yang sangat spesial, karena hidupnya diubahkan. Apakah Anda masih bersukacita ketika mengingat bahwa Anda sudah ditemukan oleh Kristus? Bersukacitalah karena keselamatan di dalam Kristus dan bersukacitalah juga untuk setiap orang lain yang telah ditemukan Kristus, yang hidupnya diubahkan.(RR)
APLIKASI KEHIDUPAN
Pendalaman
Mengapa kita perlu mencari orang-orang yang hidup tanpa Kristus?
Penerapan
Apa langkah nyata yang mau Anda lakukan untuk orang-orang yang di sekeliling Anda yang hidup tanpa Kristus?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.