What Change Should Experience (Perubahan Apa Yang Harus Kita Alami)
Keluaran 3:7-14; 4:8-13
EKSPRESI PRIBADI
Tentu saja kita tidak asing dengan istilah “zona nyaman.” Sebuah situasi di mana seseorang sudah merasa puas dengan dirinya sendiri, tanpa resiko tetapi dapat membuat dirinya menjadi stagnan dan tidak ada kemajuan yang berarti. Harus diakui bahwa pada kenyataannya zona nyaman telah menjerat banyak orang, mungkin termasuk Anda di dalamnya, disadari ataupun tidak. Pertanyaannya adalah, apakah zona nyaman Anda saat ini? Diskusikan dalam CG Anda!
EKSPLORASI FIRMAN
Jika kita mengikuti percakapan TUHAN dan Musa di dalam Keluaran 3 dan 4, maka tampaknya ada usaha TUHAN merayu Musa untuk memimpin Israel keluar dari tanah Mesir. Di sisi lain, Musa justru berusaha mencari alasan untuk lari dari tugas yang diberikan kepadanya.
Bagi Musa sendiri, panggilan TUHAN ini menjadi sebuah kejutan besar karena baginya bukan waktu yang tepat baginya untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Selama 40 tahun, Musa hanya bergaul dengan kambing-domba yang ia gembalakan dan ia merasa tidak memiliki daya lagi. Hanya saja bagi TUHAN, pengalaman Musa di padang gurun, justru telah memberikan warna tersendiri dalam hidup Musa untuk mempersiapkannya sebagai seorang pemimpin yang siap untuk memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Melalui pergumulan dan pergulatan di pasal 3 dan 4 ini, Musa muncul menjadi tokoh yang luar biasa dipakai oleh Tuhan.
Tiga hal penting yang kita pelajari untuk menjadi seorang yang maju dan terus bertumbuh: Pertama, mengenal Allah. Mengenal Allah adalah penting karena melaluinya kita akan mengetahui bahwa rancangan-Nya indah bagi kita. Tuhan memperkenalkan diriNya kepada Musa sebagai Allah yang kudus, memiliki hati penuh belas kasihan dan memperkenalkan diri-Nya secara pribadi dengan sebutan : AKU ADALAH AKU. Hal ini menegaskan bahwa TUHAN tidak main-main dengan rencanaNya bagi Musa dan umat Israel.
Di dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Allah, kita perlu mengenal siapakah Allah yang kita sembah. John Calvin menyatakan bahwa “mengenal Allah, mengenal diri. Mengenal diri, mengenal Allah.” Ungkapan ini menunjukkan bahwa ketika kita mengenal Allah, maka kita akan mengetahui identitas diri kita sendiri. Ketika kita mengenal diri kita, maka kita akan mengenal siapakah Allah yang telah menjadikan kita. Kita dapat maju dan berkembang jika kita mengenal diri kita dan mengetahui mengapa kita ada di dalam dunia ini.
Kedua, siap dibentuk sesuai rencana Allah. Satu pergumulan Musa di dalam memenuhi panggilan TUHAN adalah karena dia merasa tidak lagi mampu untuk melaksanakan tugas yang TUHAN percayakan. Dia merasa bahwa dirinya tidak layak dan pantas dibandingkan dengan orang lain yang lebih baik dari dirinya. Namun TUHAN melihat hal yang berbeda. Segala sesuatu yang terjadi di dalam diri Musa, justru menjadi alat untuk mengubah hidupnya menjadi seorang yang lebih baik dari sebelumnya. Selama 40 tahun Musa dibentuk menjadi seorang yang rendah hati dan lembut hati.
Terkadang dalam hidup kita, Allah mengizinkan banyak perkara terjadi untuk kebaikan kita (Rm 8:28) supaya kita semakin serupa dengan gambaran AnakNya yaitu Yesus Kristus (Rm 8:29). Karena itu, ketika Allah mengizinkan kita masuk ke dalam situasi yang tampaknya tidak baik, sebenarnya Allah sedang memproses kita untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, sikap yang harus kita kembangkan adalah kesiapan hati untuk dibentuk dan diproses oleh Tuhan untuk menjadi serupa dengan Kristus.
Ketiga, taat kepada rencana Allah. Hal yang paling sulit dilakukan oleh Musa adalah taat kepada kehendak Tuhan. Berulang kali dia berusaha “mangkir” dari panggilan TUHAN tersebut. Berat baginya untuk berkata “ya” dan patuh terhadapnya. Walaupun Musa sedemikian rupa menolak kehendak Allah atas hidupnya, tetap saja rencana Allah tidak dapat digagalkan. Akhirnya TUHAN menyatakan diriNya sebagai Allah yang berotoritas mutlak, yang telah menciptakan langit dan bumi serta penguasa alam semesta yang berdaulat atas segala sesuatu termasuk di dalam hidup Musa.
Dalam hidup kita sebagai manusia, hal yang paling sulit adalah taat. Pemberontakan atau pelanggaran menjadi hal yang biasa dilakukan di dalam hidup kita. Tetapi sebagai anak Allah, yang sudah mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat, maka mau tidak mau, kita harus mengakui otoritas Tuhan atas seluruh hidup kita dan tidak ada pilihan lain, kita harus taat kepada-Nya.
APLIKASI KEHIDUPAN
PENDALAMAN
Bagaimana Anda memahami keterkaitan antara situasi sulit dengan rencana Allah yang mendatangkan kebaikan?
PENERAPAN
Apakah yang Anda harus lakukan agar dapat keluar dari zona nyaman yang membelenggu Anda saat ini?
SALING MENDOAKAN
Akhiri Care Group Anda dengan saling mendoakan satu dengan yang lain.