Be Strong And Courageous
Khotbah Sulung Penahbisan Pendeta GII Hok Im Tong 2023
Yosua 1:5-8
Jabatan Kependetaan adalah Sebuah Kepercayaan
Banyak orang mengejar “posisi atau jabatan”, baik dalam karier atau kedudukan dalam masyarakat. Mereka rela bekerja keras, rela berkorban, demi mendapatkan jabatan tertentu yang mereka inginkan. Namun ketika seseorang diberikan kesempatan untuk berbagian dalam jabatan gerejawi, belum tentu mereka mau. Alasannya banyak, “Jangan saya … saya belum siap mengambil tanggung jawab yang besar ini … saya belum pantas atau belum layak menduduki posisi tersebut … lebih baik orang lain saja.”
Perasaan takut dan tidak layak ini seringkali muncul, karena menyadari bahwa jabatan rohani adalah sebuah kepercayaan yang kudus yang Tuhan percayakan kepada orang yang dipilih-Nya. Dibalik sebuah jabatan itu, selalu diiringi dengan tanggung jawab yang besar untuk menjalaninya, “With great power comes great responsibility”, kata Uncle Ben kepada Peter Parker.
Tidak Mudah untuk Menjadi Seorang Pendeta
Menjadi seorang pendeta, tidaklah mudah. Ada tanggung jawab besar, memimpin umat Tuhan menuju tujuan yang ingin Tuhan capai untuk umat-Nya. Ada tantangan besar juga, tantangan pelayanan yang semakin tidak mudah bagi generasi sekarang, ekspektasi-ekspektasi dari banyak orang yang tidak ada habisnya, bahkan tuntutan untuk mencapai dan melakukan sesuatu yang lebih dari sebelumnya. Betapa beratnya panggilan ini!
Tidak mudah bagi Yosua ketika memimpin bangsa Israel, menggantikan pemimpin legendaris, yaitu Musa, yang selama 40 tahun memimpin bangsa Israel di padang gurun, yang dipakai Tuhan membuat mujizat-mujizat luar biasa. Reputasinya menggambarkan kebesarannya. Orang yang dipimpinnya akan menuntut kualitas kepemimpinan yang sama dengan pendahulunya. Juga dia akan menghadapi tantangan di depannya, tanah Kanaan bukan tanah yang tidak berpenghuni, tanah Kanaan diisi oleh bangsa-bangsa yang kuat yang akan dihadapi bangsa Israel. Ada tanggung jawab dan tantangan yang besar yang sedang dan akan dihadapi oleh Yosua.
Be Strong and Courageous
Namun ditengah pergumulan Yosua, dia meresponi panggilan Tuhan ini dengan ketaatan (ay. 10-18). Mengapa? Tuhan memahami betapa beratnya panggilan ini, karena itu Tuhan menyatakan janji penyertaan. Tuhan yang memanggil Tuhan yang menyertai.
Ada Janji Penyertaan Tuhan dalam Panggilan-Nya
Tuhan berulang kali memberikan dorongan, “be strong and courageous // kuatkan dan teguhkanlah hatimu” (tiga kali, ay. 6, 7, 9). Tuhan telah memilih Yosua untuk mengemban sebuah misi, “Engkaulah yang akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan”.
Pertama, ketika sebuah misi datang kepada Anda, Anda harus membayar harganya, Anda harus menghadapi tantangan, dan Anda harus maju dengan berani.Tidak ada pilihan untuk mundur, jadi Anda harus kuat dan berani! Kedua, misi ini berarti pertarungan hidup dan mati, tidak hanya berkaitan dengan diri sendiri, tetapi juga berkaitan dengan kelangsungan hidup seluruh bangsa. Sebagai seorang pendeta, memikul tanggung jawab pelayanan pastoral tidak hanya berkaitan dengan diri Anda sendiri, tetapi juga dengan seluruh tim dan gereja Anda. Maka jadilah kuat dan berani!
Kuat dan Teguh dalam Panggilan-Nya: Percaya Janji Penyertaan Tuhan
“Seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau” (ay. 5).
Tuhan telah melakukan banyak hal melalui Musa. Musa sadar sekali, itu sebab ia bersandar kepada Tuhan. Satu pengalaman yang menarik, setelah bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala – anak lembu emas,
Tuhan berkata kepada Musa, “Pimpin bangsa tegar tengkuk ini masuk ke Tanah Perjanjian. Aku akan mengutus malaikat-Ku untuk menjaga kamu. Tetapi Aku tidak akan bersama dengan kamu, karena sesaat saja Aku bersama kamu maka kamu semua akan hangus terbakar”. Bangsa Israel pasti berhasil masuk ke Tanah Perjanjian dan menikmati semua kemakmuran di sana. Tetapi Musa berkata, “Tuhan jika Engkau tidak bersama kami, jangan suruh kami pergi!” Apa artinya boleh menikmati Tanah Perjanjian kalau tidak bersama Tuhan? Musa ingin menikmati keberhasilan ke Tanah Perjanjian bersama Tuhan.
Ini yang dilihat oleh Yosua dari kepemimpinan Musa. Musa bersandar kepada Tuhan. Itu sebabnya pada waktu Tuhan beri jaminan, “… seperti Aku menyertai Musa, demikianlah Aku akan menyertai engkau.” Yosua dikuatkan dan diteguhkan. Maka di dalam tugas dan tanggung jawab kami sebagai pendeta, kami akan bersandar kepada Tuhan.
Pemimpin Agung Kita, Yesus Kristus telah Memastikan Penyertaan Kekal-Nya
Yosua mendapatkan kekuatan dari janji penyertaan Tuhan. Dia maju dan berhasil. Tantangan masa kini tentu berbeda dengan tantangan di zaman Yosua, dan membawa kegentaran tersendiri. Namun janji penyertaan Tuhan tetap memberi kekuatan bagi setiap gembala yang dipanggil-Nya. Kristus Sang Gembala Agung menjadi teladan dan pemimpin dalam kehidupan setiap gembala umat di masa kini. Dia memberi teladan dengan tetap teguh menjalankan panggilan misi Bapa-Nya sekalipun harus menderita sampai ke penyaliban. Kami sebagai pendeta yang dipanggil untuk menjadi gembala bagi jemaat yang dipercayakan adalah undershepherd dari Sang Gembala Agung. Kami akan mengikuti teladan-Nya, menjalankan panggilan ini dengan sebaik-baiknya, dengan keteguhan hati menghadapi tantangan apapun yang ada di depan. Kami yakin bahwa selaku Gembala Agung, Dia akan terus menyertai, memberi dorongan, pertolongan, dan berjalan di depan kami, supaya kami menggembalakan jemaat dengan benar dan baik.
Bagaimana Menjalankan Panggilan Kependetaan: Bertindak sesuai Firman Tuhan
Tuhan juga memberikan rambu-rambu yang harus dipatuhi, bahwa di dalam segala hal, Yosua harus bertindak hati-hati. Dasar dari perkataan dan tindakannya adalah Taurat Tuhan. Itu sebabnya, ia harus merenungkannya siang dan malam (ay. 7-8).
Apa yang terjadi kalau kita tidak bertindak hati-hati? Akan sangat mudah kita mengandalkan diri sendiri, apalagi kalau kita mengalami keberhasilan, sangat mungkin kita melupakan Tuhan. Untuk hal-hal yang kelihatannya sepele, sudah biasa dilakukan, mungkin kita tidak pernah lagi bertanya kepada Tuhan. Sedikit demi sedikit terjadi penyimpangan dalam hidup kita. Pesan Firman Tuhan begitu jelas supaya kita bertindak sesuai dengan Firman Tuhan sehingga kita jangan menyimpang ke kanan dan ke kiri. Oleh sebab itu sangat penting untuk memiliki dasar Firman Tuhan yang kokoh, selalu merenungkan Firman Tuhan dan selalu bertanya kepada Tuhan untuk setiap perencanaan dan tindakan yang akan dilakukan. Maka di dalam tugas dan tanggung jawab kami sebagai pendeta, kami akan bertindak sesuai firman Tuhan.
Kesimpulan dan Komitmen
Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah dan menjadi penerus atau pemimpin yang baru ternyata lebih sulit lagi. Sebagai seorang pemimpin, seorang yang dipercaya akan jabatan baru, menghadapi tantangan menuju perjalanan ke depan yang membuat gentar, Tuhan berpesan dengan jelas: (1) percaya janji penyertaan Tuhan (2) bertindak sesuaiFirmanTuhan.
Menjadi pendeta adalah panggilan Tuhan yang disertai janji penyertaan-Nya. Itu sebabnya, kami berjanji dan berkomitmen akan bertindak dan hidup sesuai dengan firman Tuhan, menjaga kesucian dan kekudusan hidup kami, melayani dengan sepenuh hati. Kami percaya Tuhan yang memanggil dan mengurapi kami adalah Tuhan yang sama yang akan memampukan dan berkarya di tengah-tengah GII Hok Im Tong melalui kami. Kiranya segala pengetahuan, hikmat, bijaksana, dan kuasa, diberikan oleh Bapa, Putra, dan Roh Kudus kepada kami, sehingga gereja ini makin berkenan dan berkembang bagi hormat kemuliaan nama-Nya.[Ar2]