Kunci Menuju Kemerdekaan
Banyak orang sibuk mencari kemerdekaan. Kemerdekaan sebuah bangsa, lepas dari belenggu penjajahan. Kemerdekaan sebuah kelompok masyarakat, soal persamaan hak. Kemerdekaan ekonomi, lepas dari kemiskinan, kelaparan, dan tidak adanya pekerjaan. Apakah mereka menemukannya? Bahkan orang yang sering meneriakkan kemerdekaan pada akhirnya mengetahui bahwa mereka sendiri tidak merdeka.
Kata kemerdekaan merupakan sebuah kata penting dalam kekristenan. Alkitab menunjuk Tuhan Yesus Kristus sebagai Pemerdeka dunia. Ia datang dan menyatakan, “untuk mengabarkan kemerdekaan kepada para tawanan” (Luk. 4:19). Yohanes mengatakan, “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka” (Yoh. 8:36). Rasul Paulus menuliskan, “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita” (Gal. 5:1).
Kemerdekaan adalah kata modern untuk keselamatan. Untuk diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus berarti untuk dimerdekakan. Kata Yunani untuk kata keselamatan adalah “sōzō”. Kata ini bisa dipakai dalam bentuk lampau (sesōmenos), kini (sōzomenos), dan akan datang (sōthēsomenos) yang dikenal sebagai tiga bentuk masa keselamatan.
Pertama, saya telah diselamatkan atau dimerdekakan pada masa lalu dari hukuman dosa oleh Juruselamat yang tersalib. Keselamatan berarti merdeka dari rasa bersalah dan dari penghakiman Allah. Kita adalah pendosa yang bersalah. Dosa kita membangkitkan murka Allah dan membawa kita berada dibawah keadilan penghakiman-Nya. Tidak ada orang yang merdeka tanpa diampuni. Daud menulis, “Tetapi pada-Mu ada pengampunan” (Maz. 130:4). Satu-satunya jalan dimana kita dapat dimerdekakan dari kesalahan dan penghakiman adalah melalui Tuhan Yesus Kristus. Ketika Ia masuk dalam dunia kita, Ia menjadi salah satu dari kita, mengambil natur kita, dan di salib Ia menyetarakan diri sebagai dosa dan kesalahan kita. Ia mengorbankan diri, membayar dosa kita, Ia mati menggantikan kita.
Kedua, saya sedang diselamatkan atau dimerdekakan pada masa sekarang dari kekuatan dosa oleh Juruselamat yang hidup. Keselamatan berarti kemerdekaan dari keterikatan yang kuat pada pementingan diri sendiri. Dosa adalah tindakan memberontak dari diri terhadap kasih dan pemerintahan Allah. Perintah Allah adalah kita menempatkan-Nya sebagai yang utama, sesama dan diri berikutnya.
Dosa membalikkannya, diri yang terutama, sesama dan Allah berikutnya. Hanya ada satu jalan membebaskan dari perbudakan (bdk. Yoh. 8:34) ini, melalui Tuhan Yesus Kristus. Ia tidak hanya mati namun juga bangkit dari kematian dan sekarang hidup (Ef. 1:19-20; Rom. 8:11). Roh Allah berdiam di dalam diri kita, menundukkan keinginan berdosa kita dan merubah kita menjadi serupa gambar-Nya dalam kemuliaan yang semakin besar (2 Kor. 3:18).
Ketiga, saya akan diselamatkan atau dimerdekakan pada masa yang akan datang dari adanya dosa oleh Juruselamat yang akan datang. Keselamatan berarti kemerdekaan dari segala ketakutan tentang masa depan. Ada banyak ketakutan yang menghantui hidup manusia akan masa depan, terutama ketakutan akan kematian. Di mana ada ketakutan di situ tidak ada kemerdekaan. Orang Kristen memiliki keyakinan yang indah tentang masa depan, baik pribadi maupun semesta. Adanya kebangkitan tubuh seperti tubuh Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Tuhan Yesus akan datang kembali untuk kedua kalinya, bukan hanya untuk membangkitkan orang mati tetapi juga untuk memperbaharui semesta. Ia akan membuat segalanya menjadi baru. Akan ada langit baru dan bumi baru yang akan menjadi rumah bagi kebenaran, sukacita, damai, dan kasih (Rom. 8:18-25; 2 Pet. 3:13). Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus adalah landasan dari pengharapan ini.[Ar2]
Dirangkum dari buku “Mengapa Saya Seorang Kristen” (Bandung: Mitra Pustaka, 2007) oleh John R. W. Stott, bab 5.