Living in True Worship and Offering
Akhir-akhir ini, di negeri tercinta terjadi banyak peristiwa yang mengundang pertanyaan dan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah. Contohnya, demo yang dilakukan mahasiswa di Kota Bogor pada Kamis, 8 Agustus 2024 lalu. Mereka melakukan orasi secara tertulis, spanduk, dan melempar tomat di depan Istana Bogor sebagai bentuk protes. Tulisan yang mereka buat antara lain, “Kami akan datang kembali sebelum keadilan ditemukan, tunduk tertindas atau bangkit melawan”.
Tunduk pada pemerintah, mudah atau sulit untuk dilakukan? Mari membaca Kitab Roma 13:1-4. Bagian ini merupakan lanjutan dari pasal sebelumnya dimana Rasul Paulus menyampaikan pada jemaat Tuhan di Roma untuk mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah. Penyembahan dan ibadah yang benar kepada Tuhan adalah semua tindakan dengan kesadaran pikiran dan hati yang mengasihi Tuhan dan sesama. Ia melanjutkan dengan memberi contoh konkrit, misal berbicara tentang kepatuhan pada pemerintah.
Kondisi jemaat Tuhan di Roma dan pemerintahan kekaisaran Romawi pada waktu itu tidak baik-baik saja. Seringkali jemaat mengalami diskriminasi, dikucilkan, dan bahkan dianiaya karena berbagai alasan agama, sosial, dan politik. Dalam kondisi demikian, Firman Tuhan dinyatakan bagi mereka untuk takluk pada pemerintah di atasnya, sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Allah.
Kata “takluk” bukan pasrah atau apatis, bukan hanya sekadar taat mematuhi peraturan yang berlaku tetapi juga dengan rela hati menempatkan diri di bawah otoritas orang lain. Jika otoritas di atas kita adalah pemerintah atau pemimpin yang baik maka kita akan menaklukkan diri kita padanya. Namun bagaimana jika kita harus menempatkan diri di bawah otoritas yang buruk dan jahat?
Perhatikan dua ayat berikut, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar” (Kej. 50:20); “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Rm. 8:28). Ayat-ayat ini menyatakan hal yang sama bahwa Allah kita adalah Allah yang berdaulat, yang turut bekerja dan mampu mendatangkan kebaikan bagi umat-Nya sekalipun yang kita lihat terjadi adalah hal yang buruk. Allah yang menetapkan, Ia berkuasa mengangkat dan menurunkan pemerintah juga. Allah akan bertindak dengan cara-Nya terhadap pemerintahan yang jahat, seperti ketika Allah menyatakan diri-Nya dan kuasa-Nya pada pemerintahan Firaun, Nebukadnezar, dan lainnya.
Paulus menjelaskan bahwa alasan kita menaklukkan diri pada pemerintah adalah karena tidak ada pemerintah yang tidak ditetapkan Allah. Pemerintah adalah alat atau hamba Allah untuk kebaikan dan membalaskan murka Allah kepada orang yang berbuat jahat. Artinya, kuasa yang dimiliki pemerintah adalah pemberian Tuhan untuk tujuan kebaikan, mengatur kehidupan bermasyarakat dengan baik dan tertib dan menciptakan hukum dan peraturan untuk menghukum orang yang jahat dan melindungi orang yang taat.
Walaupun jemaat di Roma sedang mengalami situasi sulit dan tekanan, Rasul Paulus tetap menyampaikan Firman Tuhan ini. Takluk atau menundukkan diri pada pemerintah Roma dilakukan bukan karena rasa takut, tetapi karena mereka belajar mengekspresikan kasih pada Tuhan melalui kepatuhan pada pemerintah. Ketaklukan pada pemerintah bukan berarti tidak boleh menyuarakan kebenaran, sebab ketaklukan pada pemerintah tidak melebihi ketaklukan kita pada Tuhan. Hanya Tuhanlah yang menjadi otoritas tertinggi dalam hidup kita. Segala sesuatu diizinkan Tuhan terjadi untuk maksud dan tujuan kemuliaan-Nya.
Sebab itu, memperingati dirgahayu kemerdekaan RI yang ke-79 ini, kita dingatkan bahwa sebagai umat Tuhan dan warga negara, kita juga memiliki bagian dan peran. Bukan hanya sekadar mematuhi kewajiban hukum dan peraturan, tetapi mengekspresikan kasih Kristus dan sesama bagi bangsa dan negara ini melalui doa, ketundukan kita, dan ikut menyuarakan kebenaran dengan cara yang baik dan benar untuk kemuliaan Tuhan. VL