Meraih Peluang Penginjilan Pada Masa Covid
Pada saat ini Indonesia dan negara-negara lain di dunia sedang mengalami pandemi Covid-19. Virus ini bergerak dengan cepat dan sangat menular sekali. Sudah banyak sekali orang yang menjadi korbannya. Apa yang gereja dan orang-orang percaya dapat lakukan dalam situasi dan kondisi seperti ini? Apakah mengeluh karena Covid-19 telah menggagalkan segala program gereja? Apakah kita ereja diam tanpa melakukan sesuatu sambil menunggu sampai Covid 19 mereda dan berakhir (dalam pandangan penulis, Covid-19 akan tetap ada dan menjadi tambahan penyakit baru di bumi ini)? Atau kita melihat keadaan ini sebagai kesempatan untuk memperkenalkan kehadiran dan kasih Tuhan kepada orang-orang di sekeliling kita, sehingga mereka dapat merasakan dan mengalami kasih Tuhan yang nyata dan hidup?
Dalam kitab 2 Raja-raja 6 dan 7 diceritakan tentang Samaria yang terkepung oleh tentara Aram. Mereka mengalami kelaparan yang hebat. Saking hebatnya, tahi burung merpati pun sangat berharga (1/2 liter seharga kurang lebih Rp 600 ribu), dan lebih dahsyat lagi anak sendiri pun dimakan. Melihat kondisi ini, raja Israel tidak mengambil tindakan apa pun, selain meresponinya dengan menyalahkan Tuhan sebagai penyebab bencana ini. Pada sisi lain ada empat orang penderita kusta yang dikucilkan masyarakat. Mereka menyadari bahwa dalam situasi seperti ini, hanya duduk diam menunggu mati bukanlah pilihan yang tepat. Diam tanpa bertindak membuat hidup menjadi lebih tidak berguna dan tidak ada artinya. Oleh karena itu, mereka pun bangkit dan pergi. Empat orang penderita kusta ini memilih untuk bertindak melakukan sesuatu daripada duduk diam menunggu mati. Mereka masuk ke tempat perkemahan orang Aram. Lihat! Apa yang mereka dapatkan? Mereka makan, minum, dan mendapatkan banyak harta (2Raj 7:8). Hal ini terjadi karena Tuhan telah terlebih dahulu berjalan di depan mereka, seperti Ulangan 31:8 katakan, “Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu.” Sebelum empat orang kusta datang ke perkemahan orang Aram, Tuhan telah membuat tentara Aram ketakutan dan lari menyelamatkan nyawa mereka (2 Raj 7:6-7). Oleh karena empat orang kusta ini bangkit dan melakukan sesuatu, mereka dapat menikmati berkat-berkat ini.
Pada saat menikmati berkat yang berkelimpahan ini, empat orang kusta mengingat saudara-saudara sebangsanya yang mengucilkan mereka yang sedang kelaparan. Mereka tidak benci dan dendam. Sebaliknya mereka mengasihi dan mau berbagi kasih berkat yang mereka peroleh dengan saudara-saudara sebangsanya yang sedang kelaparan menunggu mati. Empat orang penderita kusta memilih meraih peluang emas ini untuk berbagi berkat yang telah mereka peroleh dan nikmati dengan cara memberitahu saudara-saudara sebangsanya tentang berkat yang mereka dapatkan dan menyuruh mereka datang ke tempat perkemahan orang Aram untuk mengambil dan menikmati makanan, minuman, dan harta-harta peninggalan orang Aram. Pilihan dan respon empat orang penderita kusta dalam menghadapi situasi kelaparan telah menyelamatkan saudara-saudara sebangsanya dari kematian.
Bagaimana Gereja, yaitu orang-orang percaya yang telah mengalami kasih dan berkat Tuhan meresponi situasi saat ini? Akankah gereja bersikap apatis, pasif, pesimis, atau melihatnya sebagai peluang emas yang harus diraih? Sesungguhnya, ini adalah sebuah kesempatan emas untuk bertindak, bangkit, pergi berbagi kasih, dan keselamatan yang telah orang percaya terima dan nikmati. Saat pandemi seperti sekarang ini adalah sebuah peluang emas bagi orang percaya untuk menjadi terang dan garam dunia.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh orang-orang percaya di masa pandemi adalah berbagi kasih dan berbagi berita keselamatan.
Berbagi Kasih
Seperti keempat orang kusta yang menikmati makanan peninggalan tentara Aram, mereka merasa terdorong untuk membagikannya kepada saudara-saudara sebangsanya. Demikian juga dengan kita, orang-orang percaya yang telah menerima kasih Kristus, menikmatinya, dan telah merasakan indahnya kasih itu, pasti akan terdorong juga untuk menyalurkan kasih itu. Kita dapat menyalurkannya dengan cara:
- Memberikan perhatian melalui doa.
Doa adalah cara yang sangat sederhana, tetapi memiliki kekuatan yang sangat dahsyat. Melalui doa orang percaya hadir dan melibatkan dirinya bergumul bersama saudara atau
temannya di dalam permasalahan yang mereka hadapi. Melalui doa saudara atau teman bisa merasakan kasih, perhatian dari orang percaya. Mereka dikuatkan, dihiburkan, karena tahu tidak bergumul sendiri, ada orang yang berdoa untuk mereka. Iman mereka kepada Tuhan semakin diteguhkan di dalam permasalahan yang sedang dihadapi.
Sebagai orang percaya, kita bisa mulai dengan membuat daftar nama-nama orang yang akan kita doakan, seperti orang yang kita kenal, keluarga, jemaat, teman, dan sebagainya. Setiap hari doakan untuk satu atau lebih dari orang yang ada dalam daftar. Doakan secara bergantian, hubungi mereka, tanyakan keadaan mereka, pergumulan apa yang sedang mereka hadapi, dan apa yang dapat kita doakan untuk dia. Saat orang percaya melakukan ini, dia pribadi pun akan sangat diberkati.
- Memberikan perhatian melalui barang atau bantuan lain
Masa pandemi Covid 19 mungkin ada orang yang kita kenal sedang mengalami kesusahan dan perlu bantuan nyata. Kita dapat memberikan bantuan berupa makanan, pendampingan, atau melakukan hal yang dia sedang perlukan yang kita bisa lakukan. Dalam hal ini, jika dia bergabung dalam care group, maka anggota care group dalam kelompok itu mendapatkan anugerah prioritas pertama untuk melakukan tindakan kasih dan perhatian ini. Ini adalah wujud penerapan firman Tuhan yang telah kita pelajari. Tuhan Yesus menyebutnya berbahagia, “Lebih berbahagia lagi orang yang mendengar perkataan Allah dan menjalankannya!” (Lukas 11:28, BIS). Ini adalah sebuah peluang emas untuk saling mengasihi dan memperhatikan, sehingga kasih Kristus nyata dalam kehidupan orang percaya. Dan semua akan merasakan “sungguh indah hidup sebagai keluarga Kristus.”
- Mengambil bagian dalam pelayanan PMPI gereja kita. Bisa melalui dana, daya, dan doa.
Berbagi Berita Keselamatan
Yohanes 14:6 mengatakan Yesus adalah Jalan dan Kebenaran dan Hidup. Orang percaya sangat mengimani dan yakin akan kebenaran ini. Berita kabar baik dari kebenaran ini adalah sukacita terbesar orang percaya. Jaminan keselamatan yang dijanjikan bukan hanya saat ini yang bisa dinikmati, tetapi juga setelah kematian, ada jaminan kehidupan yang kekal. Berita kabar baik yang penting untuk disampaikan kepada semua orang, semua suku dan bangsa.
Pada saat ini, Covid-19 masih merupakan penyakit yang sangat menakutkan bagi sebagian besar orang. Ketika seseorang terinfeksi Covid-19 biasanya ia mengalami ketakutan: takut diisolasi, takut sendirian, bahkan takut mati. Mereka mengalami keputusasaan, kehampaan, kesendirian, dan stres. Yang mereka butuhkan adalah ketenangan dan kedamaian hati. Inilah peluang emas bagi orang percaya untuk berani memberitakan Injil kepada penderita yang belum mengenal Kristus, supaya mereka mengenal siapa Kristus dan mendapatkan ketenangan, serta kedamaian yang sesungguhnya. Dengan demikian, mereka dapat menerima dan menjalani masa pengobatan Covid-19 dengan tenang dan damai. Selama masa pengobatan, orang percaya dapat terus mendampingi, mendoakan, mengirimkan lagu pujian Kristen, berita firman Tuhan kepada mereka melalui media yang ada baik Whatsapp, Line, atau sebagainya.
Masa seperti sekarang ini adalah masa yang efektif untuk memberitakan Kabar Baik, karena semua orang membutuhkan Yesus. Hanya Yesus yang dapat memberikan ketenangan dan kedamaian yang sejati, memberikan mereka keberanian menghadapi masa pengobatan mereka. Masa ini adalah masa mereka mengenal dan mengalami Yesus, masa mereka terbuka untuk Injil. Karena itu, orang percaya harus bangkit dan meraih peluang emas ini. Sekaranglah waktunya menjadi terang yang menyinari sekeliling dan mengarami dunia.
Kesimpulan
Pandemi Covid 19 adalah sebuah kesempatan bagi setiap orang percaya untuk bangkit dan meraih peluang emas, pergi membagikan kasih dan keselamatan tentang Yesus Kristus. Respon kita memberikan dampak besar bagi kita sendiri dan juga orang di sekeliling kita.* (NS)