Nama-Nama Yesus
Ungkapan terkenal dari Shakespeare mengatakan: “Apalah arti sebuah nama”. Kita bisa jadi setuju atau tidak setuju. Namun masyarakat dari budaya tertentu, seperti budaya Tionghoa, memandang nama memiliki sesuatu yang penting, seringkali menggambarkan apa yang menjadi harapan dari keluarga ketika anak tersebut kelak menjadi dewasa. Pentingnya nama juga kita temukan di dalam Alkitab, termasuk ketika menyebut nama Yesus. Memang kita tidak dapat mengenal Yesus semata dari nama-Nya. Pengajaran-Nya, apa yang dikerjakan-Nya, bagaimana respon orang terhadap-Nya juga menjadi jendela-jendela lain untuk mengenal Dia lebih dalam. Tetapi mengerti makna dari berbagai nama dan gelar Yesus juga menjadi salah satu jendela penting untuk mengenal Dia lebih dalam. Artikel ini memberi kilasan makna beberapa nama dan gelar Yesus.
Nama Yesus telah menjadi sangat spesial sejak kelahiran-Nya. Nama-Nya spesial karena apa yang dikerjakan selama masa hidup-Nya, dan apa yang terjadi setelah kebangkitan-Nya. Mungkin ada milyaran orang yang pernah menyebut nama Yesus sepanjang sejarah dengan berbagai cara dan tujuan: melakukan sumpah serapah dalam nama itu, berdoa dalam nama Yesus, menyanyikan pujian bagi nama Yesus, menyembah Pribadi di balik nama Yesus dan sebagainya. Nama ‘Yesus’ sendiri bukan nama yang sangat unik pada zamannya. Nama ini dipakai oleh banyak orang biasa, barangkali seperti nama Budi, Anita di Indonesia masa kini. Di Alkitab sendiri, nama Yesus juga dipakai untuk pribadi yang lain. Misalnya, ada Yesus yang disebut juga Yustus dalam salam Paulus (Kol. 4:11). Ada juga nabi palsu yang disebut Baryesus (Kis. 13:6), bahkan nama orang yang dibebaskan Pilatus sebagai pengganti Tuhan Yesus adalah Yesus Barabas sebagai kontras dengan Yesus yang disebut Kristus (Mat. 27:16-17).
Nama Yesus diberikan secara khusus oleh malaikat kepada Yusuf dan Maria untuk bayi mereka. Apakah arti nama ‘Yesus’? Dalam bahasa Yunani, nama ini disebut Iesous, dan dalam bahasa Ibrani adalah Yeshua, yang berarti ‘Tuhan menyelamatkan’. Arti nama ini sangat sesuai dengan karya penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus. Karya penyelamatan itu memperlihatkan Allah yang selalu beserta dengan umat-Nya. Karena itu, nubuatan nama dari nabi Yesaya juga dikenakan kepada Yesus, yakni Imanuel, yang berarti ‘Allah beserta kita’.
Allah atau theos dalam bahasa Yunani, kebanyakan dipakai di Perjanjian Baru untuk menyebut Allah Bapa. Namun beberapa kali nama itu juga dikenakan untuk Yesus. Yesus disebut Allah (Yoh. 1:1), Allah yang harus dipuji selamanya (Rm. 9:5), Allah dan Juruselamat kita (2Ptr. 1:1), Allah yang benar dan hidup yang kekal (1Yoh. 5:20). Kitab Ibrani mengutip Mazmur 45 dan mengenakan sebutan ‘Allah’ untuk Yesus (Ibr. 1:8). Jadi di berbagai jenis kitab Perjanjian Baru, Yesus secara konsisten disebut sebagai Allah.
Perjanjian Baru juga mengenakan kata Tuhan untuk Yesus. Istilah yang diterjemahkan dari kata kurios dalam bahasa Yunani dapat juga diterjemahkan di bahasa Indonesia sebagai Tuan, yang juga dapat berarti pemilik dari sesuatu atau sebagai panggilan hormat kepada seseorang. Yang menarik adalah kata ini dipakai oleh penerjemah Septuaginta untuk menerjemahkan nama Allah yang khusus dalam Perjanjian Lama, yakni YHWH. Sebagai informasi, Septuaginta adalah terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani yang sudah ada sebelum kelahiran Tuhan Yesus. Di dalam dunia sehari-hari zaman itu, Septuaginta merupakan versi Alkitab yang sering dipakai. Mengingat bahwa Perjanjian Baru pada dasarnya ditulis dalam bahasa Yunani, maka kesejajaran pilihan kata dengan Septuaginta menjadi penting untuk diperhatikan. Sekalipun tidak semua pemakaian kurios untuk Yesus memiliki arti ilahi, tetapi para penulis Perjanjian Baru dengan sengaja memilih panggilan kurios ini untuk dikenakan pada Yesus. Maknanya lebih penting lagi kalau diingat bahwa mereka menulis sekian tahun setelah kebangkitan Kristus dan ketika penyembahan kepada Kristus menjadi sangat lazim. Jikalau mereka tidak menganggap Yesus sebagai Allah, besar kemungkinan mereka tidak akan mengenakan kata kurios kepada Yesus. Misalnya, Matius 3:3 mengutip Yesaya 40:3: “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan”, yang awalnya dikenakan untuk YHWH, tetapi oleh Matius dipakai untuk Yesus. Paulus sering memakai sebutan Tuhan Yesus atau Tuhan Yesus Kristus. Selain itu, Yesus juga
beberapa kali hanya disebut sebagai Tuhan (the Lord) untuk memperlihatkan keunikan diri-Nya sebagai Allah.
Yesus juga disebut Anak Allah. Di Perjanjian Lama, istilah ini dikenakan untuk umat Israel dan raja-raja keturunan Daud. Pemakaian nama Anak Allah untuk Yesus menunjukkan bahwa Yesus adalah Israel yang sejati dan Dia lebih besar dari Daud. Lebih dari itu, Dia adalah Anak yang kekal dari Bapa yang kekal. Yesus sangat sadar akan keunikan relasi-Nya yang tak tertandingi sebagai Anak dengan Bapa di Surga. Tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa dan mengenal Bapa selain Anak (Mat. 11:27). Dia adalah Anak Tunggal Bapa, yang menjadi penyataan sempurna dari natur Bapa. Barangsiapa melihat Anak, telah melihat Bapa. Jadi Anak Allah merupakan nama ilahi bagi Yesus.
Selain sebagai Anak Allah, Yesus juga sering disebut dan menyebut diri-Nya Anak Manusia. Istilah ini pertama-tama terkait dengan kemanusiaan Yesus. Namun demikian, ada yang lebih dari sekadar kemanusiaan-Nya. Daniel dalam penglihatannya yang ditulis di Daniel pasal 7 melihat sosok seperti anak manusia yang menerima segala kemuliaan dan kuasa dari Allah sehingga sosok itu seperti Allah sendiri. Ketika dipakai oleh Yesus, Anak Manusia memiliki sekaligus makna manusia dan ilahi, yang dikaitkan dengan penderitaan dan kematian-Nya.
Selain nama yang dikenakan untuk Yesus, ada banyak gelar yang diberikan untuk-Nya. Gelar yang paling sering dikaitkan dengan nama Yesus adalah Kristus. Gelar ini berasal dari kata Yunani Christos yang merupakan terjemahan dari kata Ibrani Mashiach atau Mesias yang berarti “yang diurapi”. Ini adalah gelar yang dipakai oleh raja-raja keturunan Daud dan juga untuk penebus Israel yang dijanjikan. Dengan demikian diperlihatkan bahwa Yesus memang adalah keturunan dan pewaris takhta Daud sekaligus menjadi penebus umat Allah.
Di dalam kitab Yohanes, Yesus menyebut diri-Nya dengan istilah yang unik yakni ‘Aku adalah’. Yesus mengatakan Aku adalah Roti hidup, Terang dunia, Pintu bagi domba, Gembala yang baik, Kebangkitan dan hidup, Jalan, Kebenaran dan Hidup, Pokok Anggur yang benar. Masing-masing istilah ini kaya dengan simbolisme Perjanjian Lama. Semuanya menggambarkan identitas Yesus dalam kaitan dengan misi penyelamatan-Nya untuk orang lain. Lebih daripada itu, penggunaan istilah ‘Aku adalah’ mengingatkan orang akan ungkapan nama Allah perjanjian di kitab Keluaran: AKU ADALAH AKU (Kel. 3:14). Dengan demikian ungkapan ini memperlihatkan juga keilahian Yesus.
Selain itu ada banyak gelar lain yang diberikan kepada Yesus. Dia disebut Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, Adam terakhir yang benar dan membawa kehidupan sebagai kontras dengan Adam pertama yang membawa dosa dan kematian. Dia adalah Gambar Allah yang sempurna, Pengantara antara Allah dan manusia. Dia adalah Juruselamat manusia dari dosa dan kematian. Dialah saksi yang setia, yang sulung dari mereka yang bangkit, penguasa para raja dan pemerintah di bumi, Alfa dan Omega. Dialah Singa dari Yehuda, Tunas Daud. Dialah Penunggang kuda putih yang akan datang kembali untuk menghakimi dan menyelamatkan.
Dari uraian di atas kita melihat begitu banyaknya nama dan gelar yang dikenakan pada Yesus yang semuanya memberikan jendela bagi kita untuk mengenal lebih jauh siapa Yesus dan apa makna karya-Nya. Nama itu sendiri tidak memberi suatu kuasa apapun, tetapi Pribadi di balik nama itu, Sosok yang adalah Allah yang berinkarnasi, yang hidup, mati, bangkit dan naik ke Surga untuk menyelamatkan orang berdosa, adalah yang menyebabkan nama itu begitu indah dan berkuasa. Di dalam nama Yesus kita diminta untuk berdoa (Yoh. 16:23) dengan satu pengharapan akan mendapat jawaban doa (Yoh. 14:13). Di dalam nama Yesus (dan Bapa dan Roh Kudus), kita dibaptis. Demi nama Yesus itu juga Petrus menyembuhkan seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir. Dan keselamatan tidak ada di dalam nama lain selain nama Yesus (Kis. 4:12). Karena itu, hormatilah nama Yesus, pakailah nama Yesus dengan benar dan tidak sembarangan serta sembahlah Sang Pemilik Nama itu. * (TDK)
Catatan: banyak materi artikel ini disarikan dari laman https://www.thegospelcoalition.org/essay/the-names-and-titles-of-jesus/