Providensia
Providensia adalah pemeliharaan. Providensia Allah adalah bentuk pemeliharaan dan penopangan Allah atas ciptaan-Nya (Kol. 1:17). Di atas segala perubahan kehidupan manusia dan perkembangan jagat ada tujuan kebaikan dari Allah [alkitab.sabda.org]. Allah tidak hanya menciptakan tetapi juga memelihara ciptaan itu. Providensia Allah mencakup dua motif utama: penyediaan-Nya dan pengendalian-Nya atas sejarah, alam, dan hidup dari individu-individu.
Kendali providensial Allah atas semua peristiwa di dalam kehidupan dilukiskan oleh cerita-cerita di dalam Alkitab. Kadang Allah disebut sebagai aktor di dalam cerita untuk memberi tanda bahwa Allah-lah yang menyusun tindakan itu. Misal, Allah membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakan Yusuf (Kej. 39:3). Juga cerita-cerita yang didalamnya semua peristiwa mengarah kepada suatu rancangan yang bersifat menebus: cerita Abraham, Ruth, Ester. Di dalam kehidupan manusia yang manakah Allah mengendalikan peristiwa-peristiwa? Mazmur 33: tindakan Allah dalam penciptaan (6-9), dalam persepakatan bangsa-bangsa (10-17), dan dalam hidup orang-orang percaya (18-22). Mazmur 147: Allah berkarya dalam alam (4, 8-9, 15-18), dalam penghiburan terhadap orang yang patah hati (3, 6), dalam bangsa dari umat pilihan-Nya (12-20). Mazmur 103: tindakan Allah yang bersifat menebus atas kehidupan pribadi penulis (2-5), pada komunitas perjanjian (6-18), dan pada kosmos (19-22).
Beberapa gambaran yang hidup mengenai providensia atas alam, misalnya dalam mazmur tentang alam yang didalamnya Allah menyediakan ‘bagi’ alam dan ‘melalui’ alam (Mzr. 65:10-14; 104). Kekuatan-kekuatan alam melayani Allah: awan-awan adalah kendaraan-Nya dan angin sebagai suruhan-suruhan-Nya (Mzm. 104:3-4), berita dari angin ribut (Ayb. 38-39). Allah sebagai pengatur yang agung atas cuaca – menyimpan kilat, hujan, dan angin dalam perbendaharaan-Nya (Mzr. 135:7) dan mengeluarkan mereka sesuai dengan rencana-Nya. Allah dapat menutup perbendaharaan-Nya atas hujan dan menyebabkan suatu kelaparan untuk menghukum ketidaksalehan (1 Raj. 17:1). Ia dapat membuat burung gagak membawa roti dan daging waktu pagi dan petang kepada Elia (1 Raj. 17:6). Ia dapat secara mujizat membuka persediaan tepung dan minyak untuk memberi makan seorang janda yang kelaparan (1 Raj. 17:16). Ia menyediakan bukan hanya bagi umat-Nya tetapi juga bagi semua binatang dan makhluk hidup (Mzr. 147:8-9).
Mazmur 23 (mungkin) adalah teks Alkitab tertinggi mengenai providensia, dan dapat berfungsi sebagai suatu kesimpulan yang cocok dari gambaran-gambaran alkitabiah mengenai providensia bagi umat-Nya. Dalam melukiskan Allah sebagai Gembala, pemazmur menunjukkan Dia di dalam peran-peran providensial sang penyedia, pelindung, dan penuntun. Allah adalah Gembala yang aktif, umat adalah domba-domba yang secara total bergantung pada Gembala itu untuk kelanjutan eksistensi mereka. Ruang lingkup providensia terus berkembang: pemulihan, kedamaian, tuntunan dan keamanan, bebas dari ketakutan, perlindungan dan pertolongan (tongkat dan gada), makanan, penyembuhan, dan suatu tempat kediaman yang terus-menerus atau kekal. Dalam melukiskan providensia Allah, Mazmur 23 membawa kita untuk merasakan kepuasan yang datang dari berdiam di dalam kecukupan providensia Allah.
Semua pimpinan Allah itu dimaksudkan untuk membawa umat kepada diri-Nya. Pemeliharaan Allah untuk tujuan ini datang dalam gambaran yang hidup dan paling puncak, dalam diri Yesus Kristus, yang adalah jaminan bahwa janji-janji Allah dari sediakala digenapi dan akan membawa umat manusia kepada keselamatan (1 Pet. 1:3-9). Abraham menamai suatu tempat “Tuhan menyediakan” karena di sana Allah menyediakan seekor domba jantan untuk korban bakaran menggantikan Ishak (Kej. 22:14); Yesus anak domba Allah, datang untuk menyediakan pengudusan akhir atas dosa (Ibr. 1:3). Pemazmur memuji Allah untuk pengharapan penebusan bagi umat-Nya (Mzm. 111:9); Yesus adalah pemenuhan dari penebusan itu. Dia adalah Raja di atas segala raja, Penguasa atas semua penguasa, Dia yang memimpin kepada keselamatan, kulminasi dari providensia yang melimpah dari Allah. Providensia Allah akhirnya dilukiskan sebagai “kekayaan dan kemuliaan” yang diberikan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan semua manusia, dan kekayaan itu didapatkan di “dalam Kristus Yesus” (Fil. 4:19).
Di dalam pengertian alkitabiah, semua kehidupan adalah bukti dari providensia Allah, karena semua eksistensi itu tergantung pada Allah. (AA)
Ringkasan dari buku Kamus Gambaran Alkitab, ed., Leland Ryken, James C. Wilhoit, Tremper Longman III, “Providensi” (Surabaya: Momentum, 2011).