Rancangan Allah yang terbaik bagi hidup kita
Setiap kita membuat rencana ketika kita hendak melakukan sesuatu, dari hal yang besar seperti pernikahan sampai hal yang kecil seperti makan. Dengan adanya rencana tersebut, kita berharap kita mendapatkan hasil yang terbaik. Pertanyaan adalah bagaimanakah dengan hidup kita sendiri di tangan Allah? Apakah Allah memiliki rencana atas hidup kita? Saya percaya ya. Di dalam Alkitab dikatakan bahwa Allah memilih orang-orang yang dipakai-Nya untuk menjadi alat-alatNya. Sebagai contoh adalah Nabi Yeremia. Allah sudah merancangkan kehidupan Yeremia untuk menjadi seorang nabi bagi-Nya. "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."(Yer 1:5) Allah merancang kehidupan Yeremia sejak dari kandungan untuk melayaniNya.
Bagaimana dengan kehidupan kita sendiri? Bagaimanakah kita bisa tahu rencana Allah dalam hidup kita dan menjalaninya sebagai panggilan hidup kita? Ada beberapa prinsip firman Tuhan di dalam kita mengetahui dan berjalan sesuai dengan rancangan Allah dalam hidup kita.
Pertama, percaya bahwa rencana Allah terbaik bagi kita.Jika kita percaya bahwa Allah itu maha kuasa dan memiliki hikmat yang terbaik dalam segala rencana-Nya, maka kita juga percaya bahwa rencana Allah adalah yang terbaik. Dalam Yeremia 29:11 dikatakan "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." Dalam hal ini, ketika Allah menyatakan bahwa bangsa Israel harus menjalani pembuangan selama tujuh puluh tahun, rancangan ini bukanlah rancangan yang membawa penderitaan bagi mereka tetapi justru merupakan rancangan damai sejahtera. Allah di dalam kasih dan pemeliharaanNya terhadap umat Israel, justru menjadikan pembuangan itu sebagai sarana pembentukan untuk menjadi umat-Nya yang setia dan mengandalkan Tuhan.
Dalam kehidupan kita sebagai umat Allah, Allah pun izinkan kita menghadapi "masa-masa pembuangan". Mungkin kita menghadapi sakit penyakit, usaha yang bangkrut/jatuh, keluarga yang bermasalah, di-PHK, tetapi kita meyakini bahwa semua yang terjadi itu bukan berarti Allah jahat atau kejam dalam hidup kita. Di satu sisi, semua yang terjadi menunjukkan bahwa sebagai manusia kita lemah. Tetapi di sisi lain, ada Allah yang tetap memelihara hidup kita di tengah dunia yang sudah jatuh dalam dosa ini. Percayalah bahwa di dalam segala yang terjadi, semua tetap di dalam kendali Allah yang berdaulat. Allah merencanakan yang terbaik dan tidak pernah merencanakan yang salah dalam hidup kita seperti yang dikatakan oleh Rick Warren: "God never does anything accidentally, and he never makes mistakes."
Kedua, kita memiliki panggilan yang Allah siapkan bagi kita. Seperti nabi Yeremia yang sudah dipilih dan disiapkan untuk menjadi hamba-Nya sejak dalam kandungan, maka kita pun percaya bahwa Allah memiliki rencana dalam hidup kita. Sebagai manusia di dalam keterbatasan kita, kita tidak tahu seperti apakah masa depan kita. Tetapi Allah di dalam hikmat dan kemahakuasaan-Nya, sudah menyiapkan hari depan bagi kita. Dalam Mazmur 139:13-16, Daud mengungkapkan kekagumannya kepada Allah yang telah membentuk dan menyiapkan rancangan bagi masa depannya. Daud mengungkapkan: "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah; mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya."
Apakah kita percaya bahwa Allah telah menyiapkan masa depan bagi kita agar kita bisa memuliakan-Nya sesuai dengan panggilan kita masing-masing? Ketika Allah menjadikan manusia, maka kerinduan Allah adalah manusia tersebut hidup memuliakan-Nya. Demikian juga ketika kita dijadikan oleh Allah, sejak dalam kandungan Allah sudah menyiapkan masa depan agar kita memuliakan-Nya. Siapa yang tahu ketika kita masih kecil kita akan menjadi seorang dokter, pengusaha atau bahkan seorang pejabat? Mungkin pada waktu kita masih kecil kita memiliki cita-cita, tetapi berapa banyakkah dari kita yang kemudian menjadi seperti yang kita cita-citakan? Dalam hal ini, yang penting bukanlah cita-cita kita terwujud atau tidak, tetapi panggilan dalam hidup kita saat ini adalah sarana untuk memuliakan Allah. Apa pun profesi kita, Allah memiliki rencana bagi kita sehingga melalui profesi kita, nama Tuhan dimuliakan.Dalam Efesus 2:10, Rasul Paulus berkata: "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." Allah memanggil kita sebagai umat-Nya untuk melakukan pekerjaan baik yang Tuhan sudah siapkan bagi kita. Susan Jane King dalam tulisannya God’s Perfect Design menyatakan "God designed you and placed you in this world not only so that you would know Him but also so that your unique personality and personal traits could be used to reflect the character, nature, and ways of His Son to people who desperately need Him. What a beautiful calling and purpose!" Allah memberikan karunia dan talenta serta kemampuan secara khusus bagi kita supaya kita dapat memuliakan Tuhan.
Ketiga, sabar menanti waktu Allah. Seperti janji Allah kepada bangsa Israel selama tujuh puluh tahun, maka mereka pun diajarkan untuk bersabar selama tujuh puluh tahun untuk menanti tergenapinya janji Allah. Setelah tujuh puluh tahun, Allah menepati janjiNya. Di dalam hikmat Allah, waktu Allah yang terbaik kita. Dia tahu saat yang tepat bagi umatNya. Raja Salomo di dalam hikmatnya, melihat segala sesuatu yang terjadi ada masanya dan masa Allah adalah yang terbaik bagi kita. Dia pun berkata: "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir" (Pkh 3:11). Allah mengerjakan segala sesuatu menurut waktu-Nya dan terkadang sulit dipahami oleh manusia.
Demikian pula dengan kita. Ketika kita berdoa, kita ingin sekali Allah menjawab doa kita. Jawaban Allah bisa tiga macam yaitu langsung dijawab, ditunda atau bahkan tidak. Allah menjawab sesuai dengan apa yang Allah kehendaki, bukan sesuai apa yang kita kehendaki. Dalam hal ini, yang paling penting bukanlah jawaban doa seperti apa yang kita kehendaki, tetapi apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita. Kita percaya, jawaban itulah yang terbaik bagi kita. Dalam hal ini, kita diajarkan untuk bersabar menantikan waktu Allah bagi kita dan bukan waktu kita yang kita paksakan kepada Allah. Sama seperti kita sebagai orang tua yang tahu saat kapan memberikan makan bagi anak-anak kita yang masih balita, Allah tahu waktu yang tepat bagi kita. Diane Ball mengubah lagu berjudul In His Timeyang syairnya demikian: (1) In His time, In His time, He makes all things beautiful, in His time. Lord, please show me everyday as You're teaching me Your way, that You do just what You say in Your time. (2) In Your time, in Your time. You make all things beautiful in Your time.Lord, my life to You I bring; May each song I have to sing, be to You a lovely thing, in Your time." ([1] Saat-Nya, saat-Nya, Ia ‘kan genapkan pada saat-Nya. Tunjukkanlah padaku, megertikan k’hendak-Mu, ku mau taat pada-Mu, Tuhanku. [2] Saat-Mu, saat-Mu, Kau ‘kan genapkan pada saat-nya. ‘Ku mau s’rahkan diriku, ‘ku mau puji nama-Mu, ‘ku mau puaskan hati-Mu, Tuhanku). Biarlah setiap kita memuliakan Allah dengan taat kepada kehendakNya dan mau hidup sesuai dengan rancangan-Nya sehingga kita dapat menjadi seperti apa yang Tuhan mau dalam hidup kita. [SA]