The Holy Spirit and Transformation
Salah satu pribadi ketiga dari Allah Tritunggal yaitu Allah Roh Kudus. Seringkali Allah Roh Kudus “seakan” kurang mendapatkan tempat baik dalam pengajaran maupun dalam kehidupan pribadi. Namun, Allah Roh Kudus memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan orang percaya yaitu untuk menginsafkan manusia dari dosa, membuat orang percaya mengakui Tuhan Yesus sebagai Tuhan, penghibur, dan penolong. Dalam pelayanan Tuhan Yesus di dunia ini, Tuhan Yesus tidak sendirian melainkan dia bersama dengan Allah Roh Kudus dalam melakukan pelayanan. Oleh sebab itu, ketika seseorang bisa percaya kepada Tuhan Yesus itu dikarenakan Allah Roh Kudus memberikan kesaksian mengenai apa yang dikerjakan oleh Tuhan Yesus dalam dunia ini yaitu untuk melakukan kehendak Bapa, mendamaikan Allah dengan manusia. Tidak hanya itu, Allah Roh Kudus menuntun setiap orang percaya untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Bapa dan menjadi serupa dengan Kristus. Setiap orang percaya seharusnya belajar berproses untuk menjadi serupa dengan Kristus. Mengapa menjadi serupa dengan Kristus? Karena Kristus mewakili manusia dan memberikan contoh kepada manusia bagaimana seharusnya manusia hidup di hadapan Tuhan yaitu dengan melakukan kehendak Bapa dan memiliki sebuah hubungan yang intim bersama dengan Allah.
Mungkin pertanyaan yang terlintas dalam pikiran kita apakah menjadi serupa dengan Kristus merupakan kewajiban? Jawabannya wajib. Mengapa? Hal ini dikarenakan kita menjadi manusia baru (Kolose 3:5-11). Dalam diri kita ada Allah Roh Kudus dan pasti Ia akan menuntun kita menuju kepada hal yang baik atau hal yang disenangi oleh Tuhan. Justru menjadi sebuah pertanyaan jikalau kita tidak menghendaki untuk melakukan apa yang Tuhan suka. Jangan-jangan jikalau kita tidak senang melakukan hal yang dikehendaki Tuhan mungkin kita belum menjadi manusia baru atau belum ada Roh Kudus dalam hati kita. Tuhan tidak pernah melawan kodrat-Nya sendiri yaitu melakukan hal yang jahat. Justru karena adanya Allah Roh Kudus dalam hati kita maka kita pasti akan melakukan hal yang Tuhan senang.
Namun kita harus menyadari bahwa kita adalah manusia yang berdosa meskipun kita telah ditebus dan sudah menjadi manusia baru namun kita masih memiliki natur dosa dalam diri kita yaitu kedagingan. Itu sebabnya dalam teologia Reformed kita mengenal dengan konsep already but not yet (sudah tetapi belum). Kita sudah ditebus dan sudah menjadi manusia baru namun kita belum sepenuhnya menjadi manusia baru karena kita masih terikat dalam kedagingan. Oleh sebab itu, kita seringkali kita masih jatuh dalam dosa namun Allah Roh Kudus yang terus menopang kita, bangkit kembali dan terus melakukan transformasi untuk menjadi serupa dengan Kristus sampai kita kembali pulang ke rumah Bapa. Amin.(FP)