Bagikan artikel ini :

Abigail - Wanita nan Bijak

1 Samuel 25

Nama orang itu Nabal dan nama isterinya Abigail. Perempuan itu bijak dan cantik, tetapi laki-laki itu kasar dan jahat kelakuannya. Ia seorang keturunan Kaleb. 1 Samuel 25:3

Abigail adalah sosok wanita yang bijaksana dan cantik. Suami Abigail adalah seorang yang bebal, tukang mabuk, kasar, dan mau menangnya sendiri. Meskipun demikian, Abigail tidak terbawa arus sifat-sifat suaminya. Ia bahkan konsisten bersinar pada saat yang genting. Memang orang bisa saja salah dalam memilih pasangan hidup tapi jika sudah menjadi pasangan, hadapi dan jalani pernikahan dengan sebaik mungkin tanpa harus terpengaruh oleh tindakan pasangan. Hal ini memang tidaklah mudah.

Dari kisah Abigail, kita bisa meneladani beberapa sifatnya yang baik, yaitu:

(1) Seorang negosiator (ay. 18). Abigail berani mengambil inisiatif dengan menanggung kesalahan suaminya. Ia segera menyiapkan berbagai macam makanan untuk Daud dan orang-orangnya. Abigail tidak menunggu sampai suaminya sadar dari mabuknya.

(2) Pembawa damai (ay. 24). Abigail merendahkan diri, sujud menyembah di hadapan Daud dan memohon pengampunan buat suaminya. Tindakan Abigail ini adalah contoh wanita pembawa damai bagi suami dan keluarganya.

(3) Wanita yang beriman (ay. 26-31). Abigail menunjukkan dirinya seorang yang percaya kepada Tuhan. Ia wanita yang menaati firman dan mengandalkan Tuhan. Hal ini tidak menyebabkan pasangannya dengan mudah diubahkan dari perangai buruknya. Yang terjadi justru, Abigail beroleh hikmat bagaimana menghadapinya. Nabal tidak berubah sifatnya sampai akhirnya mati dihukum Tuhan, tapi iman Abigail terus bertumbuh dan kepribadiannya pun semakin menarik dan bertambah bijak.

Upah dari kebijaksanaan Abigail adalah menjadi istri Daud setelah suaminya meninggal (ay. 40-43). Hidupnya berubah, dari istri seorang Nabal yang bebal menjadi istri seorang raja. Suatu pengangkatan dari Tuhan yang begitu indah dan tidak terpikirkan sebelumnya.

Saudaraku, terkadang seseorang sudah berbuat baik dan mengandalkan Tuhan, tapi pasangannya tetap tak berubah menjadi semakin baik. Tetaplah bersinar bagi Tuhan karena iman adalah tanggung jawab pribadi manusia dengan Tuhannya, bukan dengan sesamanya. Memilih pasangan adalah keputusan pribadi dan jika kemudian menyadari bahwa itu kesalahan, tidak berarti Anda bebas meninggalkannya. Juga bukan berarti kita bisa ikut menjadi tidak baik. Kita tetap bertanggung jawab secara pribadi kepada Tuhan Yesus. Kejarlah hikmat, tetaplah bijak! Salam wanita bijak.

PASANGAN ANDA TIDAK MENENTUKAN TANGGUNG JAWAB IMAN ANDA KEPADA TUHAN.