Bagikan artikel ini :

Amnesia Kok Pilih-pilih?!

Pengkhotbah 1:11

Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
- Ibrani 13:7

Sebagai manusia berdosa, tentu lebih mudah mengingat kesalahan orang daripada kebaikannya, bukan? Kebaikan orang hanya diingat di dalam khotbah kedukaannya saja. Inilah kenyataan pahit di bawah matahari: sudah susah-susah berbuat baik, tetapi kebaikan itu tidak akan diingat orang. Jangankan diingat, digubris pun tidak. Sebaliknya, setiap kesalahan kecil akan selalu tertanam di ingatan orang. Dengan kata lain, amnesia pilih-pilih. Hanya kejahatan yang diingat, kebaikan dilupakan.

Salomo mungkin berkaca pada kehidupannya sendiri. Ia seorang raja yang hikmatnya tidak tertandingi, yang membangun bait Allah dan menjadikan Israel negara adikuasa. Namun, yang orang-orang ingat darinya adalah penyembahan berhala yang dilakukan di akhir hidupnya karena istri-istrinya. Salomo pun mengeluh, “Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada!”

Mungkin sekali hal serupa Anda alami. Anda seorang pemimpin yang banyak bersumbangsih di dalam suatu komunitas, entah komunitas gereja atau bisnis. Anda seorang guru atau dosen yang membagikan ilmu kepada generasi muda dengan giat. Namun, Anda merasa bawahan, rekan-rekan yang lebih muda, murid atau mahasiswa hanya mengingat kejelekan Anda.

Tentu ini tidak mengenakkan. Namun, sebelum mengacungkan jari ke arah orang lain, cobalah introspeksi diri sendiri. Bagaimana dengan kita? Jangan-jangan kita pun orang yang demikian. Ada orang yang sering menolong kita, tetapi satu kali ia menolak menolong kita. Ia tidak membalas telepon atau bahkan tidak membalas sapaan kita (mungkin karena saat itu ia sedang banyak pikiran). Kita sudah melupakan segala kebaikan dan dengan cepat mencurigainya.

Alkitab memang jarang sekali mengajarkan tentang balas budi dan mengingat kebaikan orang lain. Namun, ini bukan berarti Alkitab menganggap balas budi tidak penting. Sebaliknya, balas budi adalah sesuatu yang diasumsikan semua orang bahkan yang terbodoh sekalipun tahu sehingga sepertinya tidak perlu lagi diulang. Sayangnya, orang Kristen terlalu fokus pada “membalas kejahatan dengan kebaikan” sehingga lupa akan “membalas kebaikan dengan kebaikan”.

Marilah mengingat dan membalas kebaikan mereka yang telah berjasa bagi kita. Jika tidak dapat melakukannya langsung, setidaknya kita mendoakan kebaikannya di hadapan Tuhan, sambil meneladani dan meneruskan kebaikan mereka.

Refleksi Diri:

  • Apakah Anda orang yang lebih mudah mengingat kebaikan atau kejelekan orang lain?
  • Apa yang Anda dapat lakukan untuk membalas kebaikan seseorang yang pernah banyak menolong Anda di masa lalu?