Anak Tuhan Harus Berbuah
Markus 4:1-20
Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat.
- Markus 4:8
John Stott dalam bukunya Murid yang Radikal mengatakan bahwa ada berbagai tingkat komitmen di dalam hidup orang Kristen, salah satunya tingkat komitmen yang tidak penuh untuk menjadi murid Kristus. Ciri orang Kristen ini, hanya memilih area-area yang dianggap cocok dengan dirinya dan menjauh dari area-area dimana harus membayar harga mahal. Padahal seharusnya setiap orang Kristen mengikut Tuhan tanpa syarat, hidupnya rela dan mau dibentuk oleh Tuhan, supaya semakin berbuah.
Kita bisa menemui beberapa persamaan dan perbedaan dalam perumpamaan Yesus tentang penabur. Kita mulai dari persamaannya: (1) Orang yang menabur sama, bukan beda-beda orang, dikatakan, “Adalah seorang penabur.” (2) Jenis benihnya sama. Jelas sekali diceritakan benih yang ditaburkan adalah jenis benih yang sama kualitasnya.
Sekarang kita lihat perbedaannya: (1) Kualitas tanah penerima berbeda-beda. Ada yang jatuh di pinggir jalan, di tanah berbatu-batu, di tengah semak duri, dan terakhir di tanah yang baik. (2) Hasilnya berbeda. Ada benih yang tidak tumbuh sama sekali, ada benih yang hanya tumbuh sebentar, dan ada benih yang ber- buah. Namun, kalau mau dikelompokkan perbedaannya, sebenarnya hanya ada dua hasil, yaitu tiga jenis tanah yang tidak menghasilkan buah dan hanya satu yang menghasilkan buah.
Dari perumpamaan Yesus ini kita bisa melihat bahwa kualitas tanah sangat menentukan hasil. Sama seperti kehidupan kita, kualitas hati ketika menerima firman Tuhan menentukan pertumbuhan rohani kita. Tidak semua orang yang mendengarkan firman akan menghasilkan buah di dalam kehidupannya. Hati seperti tanah yang subur adalah orang yang mendengar dan menyambut firman. Firman bukan hanya sebagai pelengkap pengetahuannya, bukan pilih-pilih firman yang mau dilakukan, tetapi setiap firman Tuhan diterimanya dengan rendah hati, direnungkan dengan baik, dan dipraktikkan dalam kehidupan. Orang Kristen sejati adalah orang yang seharusnya berbuah setelah mendengar dan menerima firman.
Tuhan menghendaki anak-anak-Nya dapat berbuah di dalam kehidupan, bukan menjadi orang Kristen yang mandek, yang tidak pernah berbuah dan berubah. Ingat, isi hati akan menentukan kita berbuah atau tidak. Berbuah seharusnya menjadi tujuan hidup kita di dalam Tuhan Yesus.
Refleksi Diri:
- Bagaimana Anda selama ini dalam mendengar dan menerima firman Tuhan? Apakah sudah menanamkannya di dalam hati?
- Apa langkah konkrit Anda untuk mau hidup berbuah di dalam Yesus?