Bagikan artikel ini :

Antara aku, kamu, dan DIA (untuk para istri)

1 Petrus 3:1-7

Perhiasanmu janganlah secara lahiriah…tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa…
1 Petrus 3:3-4

Kunci kebahagiaan pernikahan Kristiani adalah pemahaman akan peran masing-masing suami dan istri di dalam pernikahan seperti yang Tuhan kehendaki. Jika peran ini dipraktikkan secara benar, niscaya pernikahan itu akan dapat bertahan menghadapi situasi tersulit sekalipun.
Di dalam ayat 1 bacaan kita, disampaikan beberapa peran yang ditujukan kepada para istri. Pertama, istri tunduklah kepada suamimu. Bukan kepada suami orang lain atau laki-laki lain. Perintah ini menunjukkan satu kejelasan relasi. Kedua, peran ini merupakan suatu peran yang tidak dapat ditukar-tukar. Sama seperti Kristus dengan jemaat yang tidak dapat ditukar posisinya.
Ketiga, ketundukan istri kepada suami, bukan berarti derajatnya lebih rendah daripada suami, melainkan supaya ada keteraturan di dalam rumah tangga.
Tuhan menunjukkan peran yang berbeda di dalam pernikahan. Keempat, yang cukup mengejutkan adalah penundukan ini termasuk kepada suami yang tidak takut akan Tuhan. Namun, ini bukan berarti menyetujui perbuatan dosa sang suami, tetapi mengakuinya dan menghormatinya sebagai pemimpin keluarga. Hal ini juga jangan diartikan bahwa Petrus menyetujui pernikahan yang berbeda iman, tetapi hal ini mungkin terjadi karena sang istri diubahkan menjadi percaya saat pernikahan sedang berlangsung.

Petrus juga membandingkan antara perhiasan lahiriah dengan perhiasan batiniah. Kebanyakan wanita pada zaman itu, agar dicintai prianya, akan berusaha berdandan sedemikian rupa sehingga memikat hati suaminya. Padahal fokus yang Allah kehendaki adalah perhiasan batiniah yang tidak binasa. Kehidupan seorang istri bukan hanya untuk orang lain tetapi yang paling utama adalah hidup untuk Allah. Petrus bahkan menambahkan perhiasan batiniah “yang sangat berharga di mata Allah” (ay. 4). Perhatikan semuanya mengarah kepada Tuhan. Tunduk agar memenangkan suaminya. Istri yang dikehendaki Allah adalah istri yang hidupnya senantiasa terarah kepada Allah.

Adakalanya istri-istri harus berjuang menghadapi suami yang sulit, yang keras, yang membuat frustasi, bahkan yang kasar. Mungkin Anda sudah bergumul bertahun-tahun lamanya dan merasa kelelahan. Namun, percayalah harapan itu selalu ada bersama Kristus. Pernikahan bukan hanya soal kebahagiaan pribadi saja tetapi bagaimana bertumbuh melalui pernikahan Anda sehingga semakin serupa Kristus.

HENDAKLAH ISTRI TUNDUK KEPADA SUAMINYA SAMA SEPERTI JEMAAT TUNDUK KEPADA YESUS KRISTUS.