Bagikan artikel ini :

Antara Rencanaku Dan Rencana-Nya

Rut 3:1-15

Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
- Yakobus 4:15

Mengenal rencana dan kehendak Allah dalam hidup orang percaya merupakan sesuatu hal yang cukup menantang. Suara Allah tidak dapat terdengar secara langsung dan pertanyaan tentang masa depan sering tidak langsung terjawab. Wajar jika muncul kebingungan dalam menyusun rencana yang sesuai dengan kehendak Allah. Lantas bagaimana orang percaya dapat menyusun rencana hidup yang sesuai dengan kehendak Allah? Kisah Naomi dan Rut yang kita baca hari ini paling tidak menunjukkan sebuah kasus bagaimana rencana Allah dapat terwujud dalam rencana manusia.

Rencana manusia tidak dapat menggagalkan rencana besar Allah dalam kehidupan sehingga manusia pun tetap harus merencanakan hidup dengan bertanggung jawab. Naomi membuat perencanaan bagi Rut untuk memastikan masa depan yang cerah. Hal yang menarik adalah sikap Naomi begitu berbanding terbalik dengan yang ditunjukkannya ketika kembali ke Yerusalem (lih. Rut. 1:20-21). Ia melihat kehidupan begitu muram dan tidak dapat melihat harapan yang cerah di masa depan. Namun, ia tetap peka terhadap penyertaan dari Tuhan (Rut. 2:20-23). Ia membuat rancangan untuk masa depan Rut berdasarkan kesempatan yang Tuhan buka.

Rencana manusia yang baik dan sesuai kehendak Allah tidak akan bertentangan dengan kehendak-Nya yang sudah dinyatakan. Rencana Naomi untuk Rut sebenarnya cukup berisiko dalam beberapa hal. Pertama, ia menyuruh Rut untuk menemui Boas di waktu malam dan di tempat pengirikan yang biasanya hanya ada Boas sendirian. Jika Boas memandang Rut sebagai wanita asusila maka rencana itu akan gagal. Kedua, tindakan Rut jika diketahui oleh orang banyak, ia dapat dicap sebagai wanita penggoda. Namun, yang mendasari rencana Naomi adalah sistem pernikahan levirate yang ditetapkan oleh Allah sendiri (Ul. 25:5-10). Hal-hal lain dalam rencana Naomi adalah tindakan simbolis yang cerdas, seperti Rut disuruh untuk mandi dan berdandan untuk menunjukkan kesiapannya masuk ke dalam pernikahan kembali (ay.3).

Kepekaan Naomi terhadap kesempatan dari Tuhan dan kecerdasannya menyusun langkah yang sesuai dengan hukum-Nya dapat menjadi sebuah contoh bagi orang Kristen. Perencanaan hidup tidak boleh hanya mengandalkan diri sendiri, tetapi berdasarkan hikmat Tuhan Yesus yang sudah tertulis dalam Alkitab. Demikian orang Kristen dapat tetap proaktif merancang hidup yang sesuai kehendak Tuhan Yesus.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana dapat menjadi peka terhadap kesempatan yang Tuhan buka untuk Anda?
  • Bagaimana Alkitab dapat menjadi pegangan untuk menentukan kehidupan orang Kristen?