Bagikan artikel ini :

Arti Diberkati Tuhan

Ibrani 11:36-40

Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.
-Ibrani 11:39

Kalau bersua dengan teman lama yang sukses dalam usaha atau pekerjaannya, kita langsung mengatakan, “Wah, luar biasa, kamu sungguh diberkati Tuhan.” Perkataan ini mengaitkan antara kesuksesan dengan berkat. Orang yang sukses berarti orang yang diberkati Tuhan. Apakah betul demikian?

Kalau kita memerhatikan para pahlawan iman yang disebut dalam Ibrani 11, maka kita menemukan tokoh-tokoh yang tidak sukses dalam ukuran dunia (baca: senang, sehat, kaya). Mereka disebut sebagai pahlawan iman, tetapi ternyata di mata dunia mereka gagal. Dikatakan tentang mereka: “Ada pula yang diejek dan didera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan. Mereka dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang; mereka mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan.” (ay. 36-37). Sungguh gambaran itu jauh dari gambaran “hidup yang diberkati” dalam ajaran para pendeta yang mengagungkan kesuksesan sebagai tanda berkat.

“Diberkati Tuhan” tidak identik dengan diberi berkat jasmani yang berlimpah. Berkat jasmani hanyalah salah satu dari berkat Tuhan. Tidak diberkati secara jasmani bukan berarti Anda tidak diberkati Tuhan. Berkat rohani adalah berkat yang lebih berarti daripada berkat jasmani. Anda bisa tetap bertahan hidup sekalipun segala berkat jasmani Anda hilang (bdk. Ayub). Akan tetapi Anda tidak akan bisa bertahan sedetik pun tanpa berkat rohani. Anda mau contoh? Orang yang bunuh diri adalah orang yang kehilangan harapan (baca: berkat rohani).

Jadi, kalau Anda belum diberkati dengan berkat jasmani yang berlimpah ruah, jangan merasa hidup Anda tidak diberkati. Jangan merasa Anda masih kurang iman, kurang rohani atau kurang saleh. Tidak ada kaitan antara besarnya iman dengan besarnya berkat jasmani. Orang yang disebut berbahagia (kata “berbahagialah” bisa diterjemahkan “diberkatilah”) oleh Tuhan Yesus (Mat. 5:3-12) justru keadaannya jauh dari berkat jasmani, bukan? Orang yang diberkati Tuhan adalah orang yang dekat hubungannya dengan Tuhan.

Ayo, sekali lagi mengucap syukurlah atas berkat-berkat rohani yang Tuhan Yesus sudah limpahkan. Kalau kita bisa berlebih dengan berkat jasmani, itu bonus semata dari Tuhan.

Refleksi Diri:

  • Bagaimana pandangan Anda selama ini mengenai berkat Tuhan? Lebih pada berkat jasmani atau berkat rohani?
  • Apa saja berkat rohani yang selama ini sudah Anda terima tapi belum Anda sadari?