Bagikan artikel ini :

Balada anak yang hilang

Lukas 15:11-32

Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. - Lukas 15:22

Anak yang mengambil warisan sebelum waktunya, yang pergi meninggalkan rumah, dan yang telah meninggalkan Bapa-nya dalam kesedihan, kini kembali dari kehidupan hura-huranya. Anak yang membuang-buang kekuatan pada pikiran yang tak tentu, berpesta pora dengan teman-teman, menyia-nyiakan semua warisan pada hal-hal yang akhirnya membuatnya kering, terkuras, dan putus asa.

Namun sekarang ketika kembali, cahaya di hatinya tidak cocok dengan rongga di perutnya. Ia senang, tapi takut. Apakah yang akan Bapa lakukan? Apakah Dia akan mengusirnya, membuangnya ke tempat para hamba, membacakan perbuatannya yang jahat, dan menolak mengampuninya ?

Mungkin ada cara yang lebih baik untuk kembali. Barangkali ia bisa meminta salah satu dari hamba yang mengenalinya untuk menghadap Bapa-nya dan bertanya, apakah tidak masalah jika ia datang kembali, sekaligus menghindari rasa malu karena ditolak. Namun, sebelum ketakutan mengalahkan harapannya, lihatlah, Bapa-nya, bersama para hambanya di belakang, berlari dengan tangan terbuka lebar! Ketika tiba, Bapa merangkulnya dengan hangat, pelukan sukacita penuh air mata. Ia sesungguhnya telah diampuni, diinginkan, dan diterima. Sungguh anak itu dirindukan Bapa-nya!

Ia diterima, tapi tidak siap, merasa kurang pantas masuk ke rumah Bapa-nya. Pakaiannya compang-camping, rambutnya kusut, dan jelas aroma babi ada pada dirinya. Untuk masuk kembali harus didahului dengan keberadaannya yang bersih dan berpakaian. Dengan kasih, Sang Bapa memerintahkan memberikan pakaian baru kepadanya sebelum pesta penyambutan dimulai.

Saudaraku, Tuhan begitu merindukanmu. Bagai anak yang hilang datang dalam kelelahan. Seolah hendak berkata, bagaimana bisa aku memahami semua ini. Perjalanan yang begitu panjang dan melelahkan, tapi harapanlah yang membuatku kuat untuk terus berjalan. Dan sampai pada akhirnya, aku akan terus mempertahankan harapan itu, meski lelah dan terjatuh oleh kehidupan yang penuh dengan kecemburuan. Yakinku, Tuhan tak pernah tinggalkanku. Dia kan berikanku pakaian baru agar aku layak sehidangan dengan-Nya.

Saudaraku, lihat tangan Tuhan terbuka lebar, ingin memelukmu karena Dia ingin memperbaruimu. Kalaupun engkau merasa tak pantas, datanglah bagai anak yang hilang, Dia kan berikanmu pakaian baru.

Salam pakaian baru.

Refleksi Diri:

  • Jika Anda sedang berada dalam posisi anak di atas, apa yang Anda akan lakukan di tengah situasi yang kesepian dan terabaikan?
  • Tangan Bapa selalu terbuka menerima Anda. Bagaimana Anda akan mensyukuri sikap penuh kasih Bapa?