Bagikan artikel ini :

Balada si burung pipit

Matius 10:26-31

Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Matius 10:31

Burung pipit itu harganya sangat murah. Mata uang terkecil pada zaman Tuhan Yesus, satu duit bisa membeli dua ekor burung pipit.
Saking murahnya sampai tidak ada orang yang memelihara burung pipit di rumahnya. Namun, Yesus mengatakan bahwa burung pipit saja tidak dibiarkan-Nya jatuh. Yesus menekankan bahwa sehina-hinanya atau serusak-rusaknya manusia, ia dipandang lebih berharga daripada burung pipit. Dunia boleh terus melecehkan, tak menghargai, serta tak menganggap Anda, tetapi Anda sangat berharga di mata Tuhan.

Burung pipit terbang jauh. Terbang terus terbang. Senang. Bebas. Angin membuat sayapnya melaju lebih cepat tapi terkadang justru membuatnya melayang tanpa kendali. Ketika lelah memberati kepakan sayapnya, ia mencari perteduhan yang pantas. Lantas dikepakkannya lagi sayapnya, mencoba mencari peruntungan ke negeri yang lebih menawarkan kenikmatan.

Semuanya berjalan lancar hingga burung pipit menyadari kalau ia sudah terbang terlalu jauh. Angin terasa mulai jahat membawanya ke negeri asing yang tak ramah. Kepaknya lelah dan ia ingin berhenti segera. Tapi angin menarik-narik sayapnya ke arah yang sudah tak lagi diinginkannya. Burung pipit tidak lagi melayang. Kepaknya terkulai tak kuat menahan angin yang menghempaskannya sesuka hati. Tubuh kecilnya meluncur ke bawah. Tanpa arah. Tanpa perlindungan dan tampaknya tak seorang pun peduli dengan dirinya.

Benarkah tak ada yang peduli? Ternyata salah. Sepasang mata terus mengawasinya. Dia peduli dengan apa yang terjadi pada si burung pipit. Tak ada yang tersembunyi. Ketika burung pipit nyaris menyentuh bumi, tangan-Nya segera terulur menyambutnya. Dia tidak akan membiarkannya mati. Dia memiliki rencana yang lain. Jadi, dengan sekali hembusan nafas-Nya mengirim kembali si burung pipit ke rumah yang dikenalnya. Kepada tugas yang masih harus dituntaskannya. Kepada kerumunan jiwa-jiwa yang menanti dengan rasa haus yang sangat.

Saudaraku, doa saya agar Anda bisa sungguh menyadari betapa berharganya diri Anda di mata Yesus. Jika masih saja menyadari Anda sama dengan burung pipit yang tidak berharga, paling tidak burung pipit bisa hidup sesuai habitatnya dan selaras dengan yang disenanginya. Itu akan sungguh menjadi berkat yang besar. Tuhan Yesus sungguh peduli diri Anda.

Salam burung pipit.

BETAPA BERHARGANYA ANDA DI MATA TUHAN YESUS. TAK PERNAH ANDA DIBIARKAN DAN DITELANTARKAN-NYA.