Bagikan artikel ini :

Balaslah Kejahatan dengan Kebaikan

Matius 5:38-42

Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
-Matius 5:38-39

Dunia mengajarkan, kejahatan harus dibalas lagi dengan kejahatan. Yesus datang membawa perubahan dengan mengajarkan hal yang berkebalikan dari apa yang diajarkan dunia, yaitu balaslah kejahatan dengan kebaikan.

Hukum “mata ganti mata dan gigi ganti gigi” yang diajarkan Musa bukan berarti Allah menyetujui aksi balas dendam. Hukum ini diberikan untuk mencegah sesuatu yang lebih buruk terjadi. Pada masa itu, orang Israel melakukan aksi balas dendam secara brutal. Jika kamu diambil matanya, maka balaslah lebih dari mata, misalnya ganti nyawa. Hukum Musa fungsinya membatasi, bila gigi maka gantinya gigi, tidak boleh lebih dari itu. Nah, pengajaran Yesus sifatnya lebih tajam dan selangkah lebih maju daripada apa yang diajarkan Musa. Yesus mengajarkan untuk sama sekali tidak membalas kejahatan.

Yesus menjelaskan pengajaran-Nya dengan ilustrasi berikut: “Siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah pipi kirimu.” Jika dipraktikkan, untuk bisa menampar pipi kanan, seseorang akan menggunakan punggung tangannya. Dalam budaya waktu itu, menampar dengan menggunakan punggung tangan adalah sebuah penghinaan besar. Penghinaannya dua kali lipat dibanding tamparan menggunakan bagian dalam telapak tangan. Bahkan di kalimat selanjutnya dikatakan, “Berilah pipi kirimu juga.” Di sini Yesus tidak sedang mengajarkan kepada kita menjadi seperti keset dengan membiarkan orang lain menginjak-nginjak kita. Yesus menekankan sekali lagi supaya kita jangan membalas kejahatan. Yesus menghendaki kita membela diri tapi tanpa kekerasan.

Saudaraku, membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Memang akan memberi rasa kepuasan, tapi hanya sementara. Yesus mengajarkan sesuatu yang sulit untuk dipraktikkan tapi dengan pertolongan Roh Kudus, kita akan dimampukan. Atau setidaknya kita tidak membalas kejahatan dan mengampuni, bukannya menyimpan dendam kesumat dan kepahitan di hati.

Tuhan Yesus sendiri adalah teladan, Dia tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalasnya dengan kebaikan. Di atas salib, Dia berdoa kepada Allah Bapa bagi orang-orang yang mengolok-olok dan menganiaya diri-Nya. “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Yuk, teladani sikap Yesus sebagai anak-anak-Nya yang taat dan patuh.

Refleksi Diri:

  • Pernahkah Anda membalas perbuatan jahat seseorang dengan kejahatan? Apakah hati Anda jadi damai sejahtera?
  • Dari apa yang Yesus ajarkan, apa sikap yang akan Anda ambil terhadap orang-orang yang menyakiti Anda?