Bagikan artikel ini :

Belas kasih dan budi baik

1 Raja-raja 17:7-24

Sesudah itu ia berseru kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, Allahku! Apakah Engkau menimpakan kemalangan ini atas janda ini juga, yang menerima aku sebagai penumpang, dengan membunuh anaknya?”
- 1 Raja-Raja 17:20

Tuhan memerintahkan Elia untuk pergi ke Sarfat karena terjadi kekeringan luar biasa. Di sana ada seorang janda miskin yang hidup dengan seorang anaknya. Persediaan makanan janda ini sudah hampir habis, dicatat dalam Alkitab makanan yang terakhir bagi keduanya, sesudah itu mereka akan mati. Meskipun kondisinya demikian, janda ini tetap berbelas kasihan kepada Nabi Elia. Ia pun membagi air dan mengolah tepung terakhirnya untuk Elia. Kemiskinan dan keterbatasan tidak menghalangi janda tersebut untuk melayani Tuhan dengan cara menolong sesama.

Setelah memberi makan Elia, anak janda ini mati, mungkin karena kelaparan dan kurangnya gizi. Janda menjerit, melampiaskan kekesalannya kepada Elia. Nabi Elia pun tidak rela janda yang telah berbaik hati kepadanya menerima kemalangan. Elia berdoa. Tuhan mendengar doanya, mukjizat pun terjadi. Anak yang sudah mati itu hidup kembali!

Saudaraku, apa yang bisa kita pelajari dari kisah Nabi Elia dan janda miskin ini? Pertama, apakah kita masih memiliki belas kasihan untuk menolong sesama? Bahkan di tengah kesulitan dan keterbatasan kita? Terkadang di tengah kesulitan, Tuhan masih memperhadapkan pada kita, sesuatu atau seseorang untuk kita berbelaskasihan.

Kedua, jika kita melihat orang yang pernah berbuat baik kepada kita menderita, apakah hati kita tersentuh? Yesus mau kita mendoakan dan mengharapkan pertolongan dari Tuhan untuknya. Ada sebuah petuah Tiongkok berkata: Jika engkau menerima sesuatu dari orang lain, tulislah itu pada batu. Tetapi jika engkau memberi sesuatu kepada orang lain, tulislah itu di atas pasir. Yang di batu akan terukir, sedangkan yang di pasir akan terhapus. Ungkapan ini mengajar kita seni “mengingat” sekaligus seni “melupakan”.

Ingatlah selalu budi baik orang lain. Satu saat orang tersebut bersusah hati, sudikah Anda berbelaskasihan kepadanya? Berusaha menolong, paling sedikit mendoakan dan mengharapkan kebaikan sorgawi menyertainya. Itulah pesan kehidupan dari kisah Elia dan janda di Sarfat. Saya tidak bisa seperti sekarang, jika Tuhan tidak mengirimkan sederet orang yang berbelaskasihan kepada saya.

Salam doakan orang yang baik kepada kita.

Refleksi Diri:

  • Adakah belas kasih di hati Anda saat melihat orang lain yang membutuhkan pertolongan? Meskipun keadaan Anda pun sedang dalam kesulitan.
  • Apa yang akan Anda lakukan saat melihat orang yang pernah menolong Anda berada dalam kesulitan?