Bagikan artikel ini :

Berani Melayani Tanpa Pamrih

1 Petrus 4:7-11

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.
- 1 Petrus 4:10

Melayani Tuhan itu mudah diucapkan tapi tidak mudah dilakukan. Mengapa? Karena pelayanan membutuhkan komitmen dan keberanian. Di balik pelayanan, selalu ada tantangan, kesulitan, dan pengorbanan berupa uang, waktu, tenaga maupun perasaan. Itulah sebabnya tidak banyak orang yang mau menjadi pelayan Tuhan. Sebaliknya jika urusan pekerjaan, bisnis, hobi ataupun kesenangan diri sendiri, banyak orang berani mengorbankan apa saja. Padahal pengorbanan yang kita berikan untuk Tuhan tidak pernah sia-sia karena Tuhan menjanjikan upah atau pahala yang kekal (1Kor. 15:58; 2Kor. 5:9-10; Why. 22:12).

Firman Tuhan hari ini memerintahkan kita untuk berani melayani. Alasan pertama, karena kesudahan segala sesuatu sudah dekat (ay. 7). Petrus menasihati para jemaat dan para pemimpin rohani agar mengobarkan semangat melayani karena waktu kedatangan Kristus sudah dekat. Supaya kita didapati sebagai hamba yang baik dan setia melakukan tugas yang Tuhan percayakan (Mat. 25:21-23). Alasan kedua, karena melayani itu adalah perintah Tuhan, seperti tertulis pada ayat emas, “layanilah orang lain”. Kalau melayani adalah suatu perintah maka tidak ada pilihan lain selain taat melakukannya. Tuhan Yesus pun sudah melayani kita, dengan mengorbankan nyawa-Nya bagi kita (Yoh. 15:13; 1Ptr. 1:18-19) masakan kita tidak mau dan berberat hati melayani mereka yang membutuhkan. Melayani adalah wujud syukur kita kepada Yesus atas pengorbanan-Nya di kayu salib. Alasan ketiga, karena Tuhan sudah memberi kita karunia untuk melayani (ay. 10). Jangan sia-siakan karunia yang kita sudah miliki, pakai untuk pekerjaan Tuhan. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melayani Tuhan dan sesama.

Saudaraku, selama masih ada kesempatan, mari kita melayani Tuhan dan sesama. Kita dapat melayani Tuhan dengan menyediakan waktu untuk bersekutu dengan-Nya, memuji, dan menaati perintah-Nya. Kita dapat melayani sesama dengan mendoakan mereka yang sakit, mengalami kesulitan ekonomi dan keluarga yang bermasalah. Kita dapat mendengarkan keluhan mereka sambil memberi solusi, serta dukungan materi. Marilah kita melayani dengan sukacita, sukarela, dan tanpa pamrih demi kemuliaan Allah.

Refleksi diri:

  • Menurut Anda mengapa banyak orang berani melayani dan berkorban jika terkait kepentingan diri sendiri, tetapi penuh dengan perhitungan jika untuk Tuhan?
  • Apakah Anda termasuk orang yang berani berkorban melayani Tuhan dan apa buktinya?