Bagikan artikel ini :

Berani Menghadapi Kematian

Yesaya 38:1-22

“Beginilah firman TUHAN: Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi.”
- Yesaya 38:1b

Pada umumnya semua orang, baik tua maupun muda, kaya atau miskin pada suatu hari pasti akan mati. Olah raga teratur, konsumsi makanan bergizi, dan istirahat cukup, memang akan membuat tubuh kita menjadi lebih sehat. Akan tetapi, kesehatan tidak selalu menjamin seseorang pasti berumur panjang. Pada akhirnya, kita semua pasti mati dan sesudah itu menghadapi penghakiman Allah (Ibr. 9:27).

Demikian juga dengan Raja Hizkia. Kekuasaan, kekayaan, dan kesalehan yang dimilikinya sebagai raja Israel tidak bisa mencegahnya dari kematian. Ketika Allah memberitahukan bahwa Hizkia akan segera mati, maka ia mulai takut, sedih, dan menangis (ay. 1). Respons Hizkia tersebut wajar karena umumnya manusia takut dengan kematian. Namun, apa yang Hizkia lakukan untuk menghadapi kematiannya? Ia berdoa memohon belas kasihan Allah (ay. 2-3). Yakobus berkata, ketika menderita sakit, baiklah kita berdoa (Yak. 5:13). Kemudian Tuhan menjawab doa Hizkia dengan menyembuhkan Hizkia dan memperpanjang masa hidupnya lima belas tahun lagi (ay. 4-8). Sebagai respons atas mukjizat kesembuhan itu, Hizkia mengucap syukur kepada Tuhan (ay 9-20).

Apa yang dapat kita pelajari dari pengalaman Hizkia? Pertama, kebesaran dan kebaikan seseorang tidak akan melepaskan ia dari penyakit dan maut. Kedua, kita harus serius mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Apa persiapan yang perlu kita lakukan? (1) Berdamai dengan Allah, melalui pertobatan dan iman dalam Tuhan Yesus (Yoh. 3:16; 14:6; Kis. 4:12). Kita yang sudah bertobat dan percaya Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian karena kita memiliki janji, “Barangsiapa percaya kepada-Nya (Yesus), ia tidak akan dihukum.” (Yoh. 3:18a). (2) Berdamai dengan diri sendiri dan semua orang. Hal ini ditunjukkan dalam perilaku suka mengasihi, mengampuni, menolong sesama dan memberitakan Injil sebagai bukti pertobatan dan iman sejati.

Saudaraku, mari persiapkan diri selama hidup di dunia dengan percaya dan beriman di dalam Tuhan Yesus Kristus. Tunjukkanlah iman Anda dengan tindakan kasih kepada semua orang. Saat iman Anda benar di hadapan Allah maka Anda akan berdiri berani menghadapi takhta Kerajaan Allah satu saat kelak.

Refleksi diri:

  • Ketika sakit, apakah Anda berdoa? Bagaimana respons Anda jika doa tersebut tidak dikabulkan Tuhan? Apakah Anda sudah siap menghadapi kematian?
  • Apa yang Anda akan lakukan sebagai langkah persiapan menghadapi kematian?