Bagikan artikel ini :

Berbuah banyak

Yohanes 15:1-8

Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.
- Yohanes 15:8

Pohon anggur bukan pohon yang mudah ditemukan di Indonesia. Anggur masih termasuk buah mewah yang tidak bisa dinikmati sehari-hari. Sebagai gambaran, anggur adalah tumbuhan yang merambat. Kayunya tidak terlalu keras, tetapi juga tidak selemah tanaman merambat lainnya, semisal oyong atau pare.
Berbeda dengan Indonesia, di Israel anggur adalah makanan sehari-hari bagi bangsa Israel. Buahnya dapat dimakan begitu saja atau diproses lebih lanjut menjadi minuman anggur.

Tuhan Yesus mengumpamakan diri-Nya sebagai pokok atau pohon anggur. Kita adalah rantingnya. Pada rantinglah tumbuh buah. Anggur ditanam untuk diambil buahnya, bukan hanya menjadi tanaman hias. Oleh karena itu, petani akan merawat anggur sedemikian rupa sehingga setiap rantingnya dapat menghasilkan buah anggur yang banyak. Ranting pohon yang tidak berguna akan dipotong dan dijadikan kayu bakar.

Menjadi orang Kristen artinya menjadi murid Kristus. Murid bukan pengikut yang menunggu diberi makan dan dicukupi segala kebutuhannya. Menjadi murid bukan sebatas menerima dari Sang Guru, diam, tidak berbuat apa-apa atas apa yang telah diberikan oleh Sang Guru. Lalu, apa sebetulnya tujuan Anda menjadi murid Yesus? Sekadar berdoa minta berkat? Kalau bisa bahkan berkatnya berlimpah-limpah. Bukan itu yang Tuhan Yesus kehendaki. Yang Tuhan kehendaki adalah dua hal: tinggal di dalam Dia dan berbuah banyak. Hanya dalam delapan ayat, Tuhan Yesus terus mengulangi frasa “tinggal di dalam Aku” dan “berbuah” (banyak).

Pemahaman Anda tentang “tinggal di dalam Yesus” sangat memengaruhi kehidupan Anda. “Tinggal di dalam Yesus” erat kaitannya dengan hubungan Anda dengan-Nya. Ini berarti memiliki relasi yang dekat, yang menumbuhkan rasa kasih Anda terhadap Dia, sehingga Anda dengan mudah dapat menuruti segala yang difirmankan-Nya. Jika Anda “tinggal di dalam Yesus” maka kehidupan rohani, sosial, cara pikir dan mental Anda akan diubahkan menjadi serupa dengan Yesus. Berdiam dirilah sejenak. Renungkan hubungan Anda selama ini dengan Tuhan. Ungkapkan perasaan Anda. Apa yang Anda ingin katakan atau akui, katakanlah.
Setelah itu, naikkan doa tentang apa yang menjadi kerinduan hati Anda.

Refleksi Diri:

  • Sampai sekarang, apakah Anda sudah merasa “tinggal di dalam Yesus”? Bagaimana hubungan Anda dengan Dia?
  • Apa tindakan nyata yang menyerupai Yesus, yang bisa Anda praktikkan di dalam kehidupan?