Bagikan artikel ini :

Berjuang bersama

Nehemia 2:1-20

Ketika kuberitahukan kepada mereka, betapa murahnya tangan Allahku yang melindungi aku dan juga apa yang dikatakan raja kepadaku, berkatalah mereka: “Kami siap untuk membangun!” Dan dengan sekuat tenaga mereka mulai melakukan pekerjaan yang baik itu.
- Nehemia 2:18

Masalah bangsanya menjadi masalah Nehemia. Tembok Yerusalem yang jadi simbol harga diri bangsa Israel masih menjadi puing. Membangun tembok sama pentingnya seperti membangun semangat bangsa Israel. Namun, Nehemia sadar bahwa tugas membangun bangsa tidak bisa dikerjakannya sendirian. Ia tahu harus ada yang membantu dirinya menyelesaikan tugas besar ini.
Di sisi lain, Nehemia sadar bahwa jabatannya sekarang sebagai juru minum Raja Artahsasta, perlu restu dan izin Sang Raja untuk bisa pulang ke Yerusalem.

Akhirnya, Nehemia mendapat kemurahan Raja Artahsasta. Ia diizinkan pulang, sesuai dengan waktu yang diminta oleh dirinya. Bahkan raja, memberikan lebih dari apa yang dimintanya. Nehemia memperoleh jaminan keamanan dari para bupati daerah yang dilewatinya saat pulang. Ia juga mendapat jaminan bahan-bahan berupa balok kayu untuk pintu gerbang kota dan membangun tembok kota. Ia mendapat dukungan penuh. Selain itu, Nehemia pun mendapat dukungan dari sebagian besar rakyat Yerusalem. Ia membagi beban itu dan rakyat kompak berseru, “Kami siap untuk membangun” (ay. 18).

Mereka berjuang bersama membangun tembok Yerusalem. Nehemia juga berjuang bersama menghadapi kelompok oposisi yang menghalangi mereka. Karena dukungan yang ia terima, Nehemia dengan kata-kata penuh iman berseru, “Allah semesta langit, Dialah yang membuat kami berhasil!” (ay. 20).
Saudaraku, apa pun yang namanya perjuangan, lebih baik jika dilakukan bersama-sama. Apalagi untuk membangun bangsa Indonesia, tidak bisa hanya berjuang sendirian. Jika kita punya beban, mari kita bagikan, supaya bisa berkolaborasi membangun bangsa sehingga hasilnya pun akan lebih baik. Banyak pahlawan telah gugur, tapi perjuangan sendiri tidak terlalu memberi dampak ketimbang perjuangan yang dilakukan bersama.

Selain permasalahan bangsa, dalam pergumulan pribadi maupun keluarga, apa yang harus kita perjuangkan? Mari perjuangkan bersama-sama. Ajak seluruh anggota keluarga untuk turut terlibat. Jika kita terbeban pula untuk membangun gereja agar jemaat bisa bersaksi semakin luas, mari kita duduk merundingkannya di antara saudara seiman dan memperjuangkannya secara bersama. Mau?

Salam berjuang bersama.

Refleksi Diri:

  • Apa beban Anda untuk berkontribusi dalam membangun bangsa? Sudahkah Anda membagikan beban itu kepada orang lain untuk mengajak berkolaborasi?
  • Apakah Anda sudah mengajak orang lain untuk memperjuangkan pemecahan permasalahan bersama?