Bagikan artikel ini :

Bermegah Dalam Kelemahan

2 Korintus 12:1-10

Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
- 2 Korintus 12:9b-10

Kegagalan tidak selalu buruk, bahkan bisa jadi sangat baik karena merupakan awal seseorang menemukan hidup yang berkelimpahan di dalam Kristus. Rasul Paulus menceritakan pengalamannya ketika menemukan rahasia hidup ini. Ia menuliskan daftar kualitas dan pengalaman yang dapat membuatnya bermegah atau membanggakan diri (ay. 1-6).

Namun, kemudian datanglah utusan iblis yang menggocoh dirinya (ay. 7). Tiga kali Paulus meminta kepada Allah supaya utusan itu mundur dari dirinya, tapi Allah menyatakan lain, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Dan akhirnya Paulus menyatakan, “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”

Dalam kehidupan Kristen, kebergantungan kepada Allah merupakan tujuan utama kita. Kita sebetulnya tidak perlu takut jika orang lain menemukan kesalahan kita, sebab karena kegagalan kita justru bertumbuh.

Mantan presiden Wheaton College, Amerika Serikat, Dr. V. Raymond Edman menulis sebuah buku berjudul, They Found the Secret. Buku ini berisi kisah dua puluh orang yang hidupnya sangat berdampak dalam pelayanan Tuhan. Di pembukaan buku, Dr. Edman menuliskan, “Detail dari berbagai pengalaman orang-orang ini berbeda. Namun kalau kita melihat kisah hidup mereka, ada keserupaan pola: mereka adalah pemenang dari berbagai problema dan kegagalan. Mereka menjadi kuat justru karena ada berbagai kelemahan dan kejenuhan. Dari ketidakefektifan dan ketidak-bergunaan mereka menjadi efisien dan antusias.” Dr. Edman juga menyampaikan bahwa hal itu terjadi karena saat kita fokus pada diri sendiri, ketidakpuasan dan kehancuran diri akan meningkat. Ia menemukan Allah yang menjadi kekuatan, membimbing, memberi kepercayaan, dan menemani.

Saudaraku, jangan terpuruk dalam kegagalan masa lalu atau kesalahan yang pernah kita buat. Bangkitlah dan fokus hanya pada menemukan Tuhan Yesus yang sanggup memberi kekuatan, bimbingan, rasa percaya diri, dan seorang sobat yang selalu menemani. Kalau pun kita sampai gagal, ingatlah Dia tetap menerima dan menolong kita. Dia tidak akan membiarkan kita tergeletak hancur.

Refleksi Diri:

  • Sudahkah Anda menyerahkan segala kelemahan dan kegagalan Anda kepada Kristus?
  • Apa kelemahan dan kegagalan di masa lalu yang justru melaluinya Anda bisa bermegah atas penyertaan Tuhan?