Bagikan artikel ini :

Beroleh hati yang bijak

Mazmur 119:97-104

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
- Mazmur 90: 12

Tuhan menghendaki setiap kita memiliki hati yang bijak supaya bisa menjadi pribadi-pribadi yang bijaksana. Bijaksana tidak selalu berkaitan dengan kecerdasan atau kepintaran seseorang. Banyak orang yang cerdas dan berintelijensi tinggi hidup secara tidak bijaksana. Untuk bisa bijak, Alkitab mengajarkan supaya punya waktu banyak dengan Tuhan dan firman-Nya.

Perhatikan nasihat Daud berikut. Semakin kita menyukai Taurat Tuhan semakin kita dibentuk menjadi pribadi yang bijak. Inilah yang dirasakan Daud melalui perikop hari ini. Saat Daud merenungkan firman, itu membuatnya semakin bijaksana (ay. 98), berakal budi (ay. 99), dan punya pengertian lebih (ay. 100).

Kita haruslah bijak dan berpikir berulang kali sebelum memutuskan. Ya, pikirkanlah secara matang karena tidak semua hal bisa terulang. Waktu yang terbuang, tidak bisa dipungut ulang. Kesempatan yang datang, tidak akan terulang. Ucapan yang keluar, tidak bisa ditarik ulang.

Hidup ini adalah serangkaian peristiwa yang di dalamnya menuntut kita untuk memilih dan mengambil keputusan. Ada banyak kategori kesalahan yang bisa terjadi di dalam hidup ini. Ketika “nasi sudah jadi bubur” tidak bisa kita mundurkan lagi supaya bubur jadi nasi. Bubur tidak bisa dimasak ulang jadi nasi lagi. Rencananya mau masak nasi goreng, tapi sudah terlanjur jadi bubur, tidak bisa kita buat bubur goreng. Ini kategori “Salah Masak”. Aah.. itu hal sepele Bu, bubur masih bisa dimakan kok!

Kalau “Salah Naik”, bagaimana ? Nah ini repot, sewaktu kami ke Ambon. Ada seorang ibu dengan anak bayinya salah naik kapal. Kapal sudah berlayar tidak bisa berputar kembali demi seorang ibu yang salah naik tersebut. Hilang waktu, hilang uang, ibu ini terpaksa harus bermalam, tunggu esok hari baru bisa kembali. Kalau “Salah Potong”, bagaimana? Kalau salah potong rambut, tidak bisa tunggu sehari. Butuh berhari-hari untuk menanti tumbuh kembali. Kalau “Salah Ngomong”, bagaimana? Nah, itu penyesalannya bukan sehari dua hari, tapi seumur hidup.

Itu beberapa contoh kesalahan dalam hidup, ada yang dampaknya singkat, lama, dan selama-lamanya. Pahami dan bijaklah dalam hidup.

Refleksi Diri:

  • Sudahkah Anda menyukai membaca dan merenungkan firman Tuhan supaya Anda semakin diberi kebijaksanaan?
  • Apa kesalahan di masa lalu akibat kurang bijak, yang berdampak pada kehidupan Anda sekarang?