Bagikan artikel ini :

Bersabar Dalam Penderitaan

Yakobus 5:7-11

... saudara-saudara, bersabarlah sampai kepada kedatangan Tuhan!
- Yakobus 5:7a

Setiap anak Tuhan pasti tidak lepas dari penderitaan. Bentuk dan kadarnya pun pasti berbeda-beda. Penderitaan dan kesulitan dapat dialami oleh siapa saja dan kapan saja.

Bagaimana sikap kita sebagai orang percaya dalam menghadapi penderitaan? Ayat emas memberikan jawabannya, yaitu dengan bersabar. Kata “sabar” muncul sebanyak empat kali dalam perikop bacaan kita. Ini menunjukkan penekanan pentingnya memiliki kesabaran dalam menghadapi penderitaan.

Bersabar berarti menanti dengan penuh harapan, tentu harapan yang pasti dalam Yesus Kristus. Bersabar bukan hanya diam tidak berbuat apa-apa dan menyerah pada keadaan. Bersabar berarti tetap berusaha aktif melakukan bagian kita dengan maksimal dan bertahan dalam penderitaan dengan bergantung penuh kepada Tuhan. Seperti seorang petani, ketika selesai menyemai dan menanam ia harus bersabar menunggu panen tiba. Petani menunggu bukan dengan diam. Ia harus menyiram dan membersihkan tanamannya, berharap akan mendapatkan hasil yang baik sewaktu panen (ay. 7b).

Bersabar berarti meneguhkan hati, berdiri teguh, dan menguatkan hati (ay. 8). Meneguhkan hati tentu berbicara tentang iman. Kita harus dengan keyakinan iman percaya bahwa Tuhan memberikan berkat dan pemeliharaan bagi hidup kita. Bersabar berarti tidak bersungut-sungut dan tidak saling mempersalahkan (ay. 9). Ketika kita menderita, wajar kalau kita berkeluh kesah, tetapi jangan sampai bersungut-sungut. Bersungut-sungut dan saling menyalahkan, tidak akan menyelesaikan masalah, malah memperumit masalah.

Namun, sampai kapan kita harus bersabar? Sampai Tuhan Yesus datang kembali. Sambil menanti kedatangan-Nya, kita bisa mengingat bagaimana Tuhan memampukan para nabi dalam menghadapi penderitaan. Tuhan juga pasti bisa memampukan kita dalam menghadapi penderitaan sehingga kita tetap bertekun dalam iman, tidak goyah, bersabar, dan bertahan. Seperti Ayub yang sabar menanggung penderitaannya, ia bahkan berkata, “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk.” (Ay. 2:10). Tuhan tidak pernah salah dan gagal. Pada waktunya Dia memulihkan kehidupan Ayub.

Mari jalani semua penderitaan dalam hidup dengan bersabar dan tekun dalam iman. Teguhkanlah hati, jangan bersungut-sungut, apalagi menyalahkan orang lain, karena Tuhan Maha Penyayang dan penuh belas kasihan. Amin.

Refleksi Diri:

  • Apa penderitaan yang Tuhan izinkan terjadi yang membuat Anda belajar ber- sabar?
  • Dari penjabaran tentang sikap-sikap dalam bersabar di atas, mana yang Anda rasa masih kurang? Bagaimana cara Anda memperbaikinya?